"Ulang tahunku besok lusa. Tak kusangka bersamaan dengan putri raja," celetukku. "Seakan-akan pesta itu khusus untukmu dan putri Scarlett," kata Landon. "Ya. Menurutku Putri Scarlett tidak terlalu baik. Ia selalu saja mengeluh padahal betapa beruntungnya dia memiliki orang tua," kataku. "Apa kau tidak tahu? Ratu Celestia Rose?"tanya Landon.
"Ratu Celestia?" tanyaku balik. Landon menatapku tak percaya. "Ratu Celestia adalah ibu dari Putri Scarlett dan pangeran Lucas Till. Tiga taun sehabis melahirkan Putri Scarlett, Ratu Celestia dibunuh dengan luka cekikan pada lehernya. Sampai sekarang belum ketahuan siapa pembunuhnya," jelas Landon. Mataku membesar tak percaya. "Aku sungguh tidak tahu," kataku. Bagaimana aku bisa tahu. Ibuku tidak pernah bercerita tentang apapun dari desa.
"14 tahun yang lalu kejadian itu terjadi. Beliau terbunuh saat ulang tahun raja. Saat itu aku baru berumur lima tahun. Lalu setahun setelah itu, terdapat Desa Arabella sudah tidak aman lagi jadi, aku dan kedua orang tuaku pindah ke hutan ini," tambahnya. Landon kemudian duduk di sampingku. Aku merasa sangat mengantuk lalu tertidur di bahunya untuk yang kedua kalinya.
Aku terbangun. Aku dapat melihat Landon yang tersenyum melihatku membuka mata. "Makan malam," katanya. Aku benar-benar merasa seperti seorang putri. Aku langsung bangun dan menyantap makan malam. Rasanya baru saja aku makan siang sekarang sudah makan lagi. Aku melihat ke jendela. Hari sudah gelap. Aku berencana untuk menyelinap ke luar dari rumah ini dan pergi untuk memasuki rumah tua yang tadi kutemukan.
"Jika kau butuh apapun, bangunkan saja aku." kata Landon. Ia mengucapkan kalimat itu tiga jam setelah makan malam. Setelah memastikan ia tertidur, aku menyelimutinya lalu diam-diam pergi. Ia tidur di atas sofa. Kini aku mengajak Ivory bersamaku. Tak lupa aku membawa panahanku. Setelah empat kilometer ditempuh dari rumahku, aku tiba di depan rumah besar itu. Aku langsung turun dari Ivory dan membiarkannya begitu saja.
Dengan perlahan, aku melangkah mendekati pintu masuk rumah itu. Pintunya masih terkunci dan aku lupa membawa peralatan untuk membuka pintu yang terkunci itu. Aku pun berusaha melihat ke dalamnya melalui jendela. Tiba-tiba, lampu dari dalam rumah itu menyala. Aku tidak bisa melihat siapa yang menyalakan lampu itu karena wajahnya ditutupi topeng hitam. Dan ia melihat ke arahku. Aku langsung berlari ke arah Ivory dan menungganginya. Aku tahu orang itu mengejarku. Tentu ia akan gagal karena ia mengejarku sambil berlari. Ia kalah cepat. Aku kemudian tiba di rumah dan melihat Landon yang duduk di sofa melihatku sinis. "Eh.. Landon," kataku pelan. "Kau tidak perlu menyelinap seperti itu. Kau bisa izin kepadaku," katanya. "Maafkan aku," pintaku. Landon mengangguk lalu berjalan ke arahku. "Barusan Mason ke sini. Pestanya dimajukan menjadi besok malam. Kita diminta untuk pulang setelah perayaan ulang tahun putri Scarlett yang diadakan pada pukul 12 malam jadi, kau harus menjaga dirimu," jelas Landon. Aku hanya mengangguk lalu duduk di atas sofa diikuti dengan Landon.
"Dari mana kau?" tanya Landon. Aku menjawab seadanya. Aku menjawab dengan jujur ke mana aku pergi dan apa yang terjadi. Landon menceramahiku selama satu jam. Aku hanya tertawa terbahak-bahak mendengarkan ocehannya selama satu jam. Ia lucu jika seperti itu.
Setelah lelah berbicara dan mengobrol, kami memutuskan untuk tidur. Aku tidur di kamarku dan Landon tidur di atas sofa. Aku merasa kasihan ia harus tidur di atas sofa karena itu, aku bawakan selimut tebal untuknya agar ia tidak kedinginan di malam ini.
Esok paginya, aku terbangun dari tidurku karena mencium bau masakan yang sangat sedap. "Pagi, putri tidur," sapa Landon. Aku tertawa mendengar sapaan serta candanya. Ia sudah berpakaian sehari-hari dan sudah menyiapkan sarapan pagi untuk kami berdua. Aku benar-benar dimanja olehnya.[]
![](https://img.wattpad.com/cover/77787375-288-k34602.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Scarlett (Book One) : The Hooded Archeress
FantasíaNamaku Scars Rose. Mereka mengenalku dengan sebutan the hooded archeress. Aku hanyalah gadis biasa yang tinggal bersama ibuku di dalam hutan. Keseharianku sangat membosankan hingga suatu hari, aku bertemu dengannya, Adelio Landon, teman pertamaku ya...