"Pengumuman luar biasa, lihat dimading."
**
Suzy masih terdiam di bangkunya. Sebenarnya ia tidak di bolehkan mamanya untuk datang ke sekolah. Tapi, dengan sedikit jurus andalan, ia mampu meluluhkan hati baja sekuat besi milik mamanya.
Sekarang ia menyesal. Tubuhnya, terasa pegal-pegal semua. Ia ingin tidur, bergelung nyaman diatas kasur empuk kesayangannya.
Tapi, lihtlah. Ia malah tengah di gandeng Jiyeon untuk menuju mading sekarang. Ia terlihat seperti manusia tak berdaya, padahal ia hanya demam biasa. Mungkin, sedikit luar biasa.
Ia juga menyesal karena tidak mendengarkan perkataan makhluk berkuping peri itu. Chanyeol. Tadi Chanyeol sempat menawarkan diri untuk memfotokan pengumuman untuk Suzy. Jadi Suzy tak mau, ia tetap ingin ikut berjalan jauh seperti sekarang.
"Apa mading masih jauh?" Gumam Suzy tanpa sadar. Ia benar-benar lelah. Bahkan ia tanpa sadar mengerucutkan bibir kecilnya. Kesal.
"Kita sampai." Ujar Jiyeon. Meninjit untuk melihat papan pengumuman, biasa derita manusia pendek. Ia sudah berusaha untuk bicara baik-baik pada manusia didepannya. Tak dihiraukan. Sakit.
Jiyeon mulai terbakar, berkacak pinggang dan menarik nafas dalam. Menatap sengit pada perempuan-perempuam didepannya.
Menyebalkan.
"YA! MINGGIR! SUDAH KUKATAKAN AKU MAU LIHAT. JIKA SUDAH. KEMBALI KE KELAS KALIAN." Pekik Jiyeon. Masa bodoh, ia masih punya banyak cadangan suara di ruamhnya. Mau marah? Silahkan! Jiyeon tunggu didepan toilet malah.
Semua yang mendengar suaranya berjengit kaget. Menatap takut-takut pada Jiyeon dan menyingkir satu per satu. Mereka tak berani mencari masalah dengan Jiyeon. Jiyeon bukan main fisik, ia hanya bicara, namun kata-katanya setajam silet, menusuk hati bahkan jantung.
"Ayo." Jiyeon kembali menarik tangan Suzy dan diam membaca pengumuman. Diikuti Chanyeol dan Baekhyun di belakangnya.
Diam.
Diam.
Masih diam.
Hening.
Hening.
Satu..
Dua..
T-
"WHAAAAAAAAAAAT?" Pekik Jiyeon. Menempelkan matanya pada kertas pengumuman dan membacanya berulang-ulang. Matanya melotot. Mulutnya menganga lebar.
Yang benar saja. Bathin Jiyeon.
Ia menatap mata Suzy lekat-lekat. Dengan mata berkaca-kaca seperti anak kucing minta dipungut ditengah jalan.
"Ayo!" Pekik Jiyeon. Menarik tangan Suzy, Chanyeol, dan juga Baekhyun untuk pergi ke ruang guru.
"Kemana?" Tanya Suzy dengan suara seraknya. Ia benar-benar ingin istirahat. Meski hanya dibangku kelasnya. Tapi, Jiyeon malah menariknya ke ruang guru.
"Meminta keadilan!" Mohon Jiyeon. Tak mau peduli dengan omelan Chanyeol dan Baekhyun. Masa bodoh, yang jelas ia ingin keadilan. Suatu keadilan nyata di muka bumi ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Teacher My Husband
FanfictionSEBAGIAN PART SUDAH DI HAPUS RANDOM. SUDAH TERSEDIA DI GOOGLE PLAY. https://play.google.com/store/books/details?id=ca-uDwAAQBAJ&1101l7N6J ATAU KALIAN BISA AKSES DI WEBNOVEL. SEKIAN, TERIMA KASIIH ^^ Pernah membayangkan menjadi istri dari orang yang...