Kritis.
**
Suzy terdiam di bangkunya. Kritis? Sehun kritis? Air matanya menggenang. Menatap lurus ke wajah Kris yang saat ini juga sedang menatapnya.
Ia tak mau kehilangan Sehun sekarang. Sehun harus baik-baik saja. Bagaimanapun caranya, Suzy tak mau Sehun kenapa-kenapa.
"Selesaikan tugas kalian." Ujar Kris. Berbalik untuk keluar dari kelas, ia juga baru tau kalau adiknya itu kritis. Maka dari itu ia masuk ke kelas Suzy dan memberikan tugas yang menurutnya mudah. Tujuannya hanya untuk memberi tau Suzy, melalui tugas yang sama sekali tak ada itu. Tak mungkinkan jika ia masuk ke dalam kelas dan langsung bicara 'Suzy Sehun dalam keadaan kritis' matilah dia.
"Aku harus kerumah sakit sekarang." Ujar Kris pelan. Berlalu melewati koridor kelas lalu kembali memasang tampang datarnya.
**
S
uzy tertunduk, mengambil sapu tangan lalu mengusap air matanya. Ia harus segera bertemu Sehun. Ia tak peduli.
Bangkit dari kursinya lalu menyambar ponselnya. Berjalan secepat mungkin dan mengedarkan pandangannya ke koridor sekolah.
Kris.
"Mr." Panggil Suzy. Berlari lalu memegang bagian belakang jas yang Kris kenakan.
"Ya?" Tanya Kris heran.
"Aku ikut." Ujar Suzy.
Dahi Kris berkerut heran. Melepas pegangan Suzy dari jasnya dan mengusap pucuk kepala gadis itu.
"Kemana? Kau harus tetap di kelas." Peringat Kris. Tersenyum tipis lalu kembali berjalan santai.
"Rumah sakit. Aku ingin ke tempat Sehun. Aku ingin melihat Sehun." Cicit Suzy. Bibirnya kembali bergetar. Matanya memanas. Ia hanya ingin bertemu Sehun, melihat Sehun, dan mengenggam tangan Sehun.
Simpel.
"Aku ingin melihat Sehun." Cicitnya lagi. Menutup wajahnya dengan telapak tangan yang bergetar dan isakannya yang pelan.
Kris tersenyum. Mengangkat tangannya lalu memeluk tubuh mungil adik iparnya. "Apa Sehun benar-benar berarti untukmu?" Tanya Kris.
Mengangguk. "Sangat. Hiks."
Sebuah anggukan kecil yang Kris rasakan di dadanya. Melepas pelukan singkat tersebut lalu tersenyum tipis lagi. "Kalau begitu. Jangan menyesal dengan apa yang terjadi setelah ini." Ujar Kris.
"Hiks.. kenapa? Sehun kenapa?" Tanya Suzy. Makin terisak dan suaranya makin kencang. Pipinya sudah menganak sungai oleh air mata. Jika Sehun melihat ini, maka mampuslah dia. Sehun akan membunuhnya karna membuat istri kecilnya menangis.
**
"Kritis?" Gumam Jiyeon. Menoleh secara perlahan pada bangku Suzy yang sudah tak terisi. Hanya ada tas dan beberapa buku yang tergeletak tak beraturan di atas meja.
"Apa kau ketakutan Jiji?" Gumam Jiyeon. Entah pancaran apa yang ada di matanya. Tak ada yang tau, ada banyak emosi di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Teacher My Husband
FanfictionSEBAGIAN PART SUDAH DI HAPUS RANDOM. SUDAH TERSEDIA DI GOOGLE PLAY. https://play.google.com/store/books/details?id=ca-uDwAAQBAJ&1101l7N6J ATAU KALIAN BISA AKSES DI WEBNOVEL. SEKIAN, TERIMA KASIIH ^^ Pernah membayangkan menjadi istri dari orang yang...