Ch.19 Tugas

29.2K 1.6K 21
                                    

"Kau!"

**

"Oh, ada kepala pink disitu? Aku tak melihat mu!" Kaget Suzy. Kentara sekali bahwa ia sedang berbohong.

"Tak melihat kata mu? Kau jelas-jelas sengaja!" Pekik Irene. Mengundang tatapan penuh tanya dari penghuni kantin, tak hanya siswa, kantin guru juga.

Suzy mengangkat bahunya acuh tak acuh. Dia memang benar-benar sengaja.

"Aku tidak!" Hardik Suzy.

"Kau ia!" Pekik Irene lagi.

"Kau ini hidup di rimba ya! Suka sekali berteriak! Hukum alam melekat sekali pada mu!" Dengus Suzy seraya menyeruput coklat panasnya. Telinganya berdengung.

"Kau sudah baikan?" Tanya Jiyeon.

Suzy menggeleng. Ia memang belum baikan. Ia hanya ingin kekantin. Ternyata disuguhi tontonan gratis. Cerdas bukan!

"YA! Kau ini!" Amuk Wendy.

Chanyeol mengangkat alisnya. Menunjuk Wendy dengan telunjuk kirinya. Tak sopan? Masa bodoh!

"Hey! Kotoran sapi lokal! Pelankan suara mu!" Dengus Chanyeol.

"Apa kat-"

"Lebih baik ke kelas. Aku ingin kekelas." Potong Suzy. Berdiri dari duduknya dan melangkah lebih dulu meninggalkan teman-temannya.

"Ayo! Aku juga sudah bosan! Disini banyak kera!" Omel Jiyeon. Mengibaskan rambutnya dihadapan Seulgi dan berjalan santai bagai ratu penguasa.

"YA! Siapa yang kau bilang kera?!!" Teriak Irene murka. Suaranya bahkan menggema. Tapi Suzy tak berbalik. Membiarkannya berteriak tak tentu sebab bagaikan orang gila.

**

Suzy sedang berdiam diri didalam kelas. Melirik guru datar yang sedang mengajar dikelasnya. Oh Sehun.

Suzy lelah. Ia bosan. Saolnya begitu banyak. Sedangkan si guru tampan yang datar hanya diam di mejanya. Membiarkan kerutan luar biasa hinggap didahi para muridnya.

"Suzy, Chanyeol, dan Baekhyun. Nanti temui aku di ruangan ku." Ujar Sehun.

Suzy terpaku. "Ada apa?" Gumamnya. Malas bertanya pada guru datarnya yang berwajah tampan itu. Lebih baik ia bermonolog ria, jika beruntung, akan ada yang mendengarnya lalu menjawabnya. Jika tidak? Ya bagaimana lagi.

"Kau ada masalah dengan Mr. Oh?" Bisik Jiyeon.

Suzy menggeleng polos. Seingatnya tidak. Selupanya mungkin ia. Haha.

"Baiklah, selesaikan tugas kalian. Kumpul diruangan ku." Ucap Sehun. Lalu beranjak pergi. Ia harus menghadiri rapat dewan guru saat ini.

Semua siswa mengangguk patuh. Meletakan pena mereka dan meregangkan otot-ototnya. Otak mereka sudah hangus terbakar.

"Ada apa dengan kalian?" Tanya Jiyeon.

"Maksud ku, kenapa kalian dipanggil keruangannya?" Tanya Jiyeon lagi saat tak mendapat jawaban. Malah tatapan bingung yang ia terima.

My Teacher My Husband Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang