"Apa kau menganggap ku sebagai sahabat mu Nyonya Oh yang terhormat?!"
**
Suzy hanya diam saat Sehun memeluknya. Ia tak bermaksud menyembunyikan apa pun dari sahabatnya.
Saat sedang larut dalam kesenangannya membasahi baju Sehun dengan ingus dan juga air matanya. Ponselnya berdering.
"Hei. Ponsel mu. Kau tak akan mengangkatnya?" Tanya Sehun. Ia yakin jika yang menelfon itu adalah salah satu dari bocah berisik teman kekasihnya itu.
Suzy menggeleng. Mengeratkan pelukannya pada Sehun dan menolak tangan Sehun yang sedari tadi menyodorkan ponselnya.
"Kau yakin tak mau mengangkatnya?" Tanya Sehun, menatap layar ponsel Suzy yang berkedip-kedip.
Suzy diam. Mengangkat kepalanya agar menengadah untuk menatap Sehun. "Siapa?" Tanya Suzy.
"Jiyeon." Jawab Sehun.
Suzy kembali menangis. Menggeleng heboh dan menjauhkan tangan Sehun yang terus menyodorkan ponsel padanya.
"Aku yakin Jiyeon pasti akan marah besar pada ku." Isak Suzy.
"Sampai kapan kau akan bersembunyi?" Tanya Sehun.
"Sampai hello kitty menikah dengan shinchan." Jawab Suzy.
Sehun menghela nafas berat. Menatap layar ponsel milik istri kecilnya, dan menatap wajah Suzy bergantian. "Ya sudah aku yang angkat." Acuh Sehun.
"Kau menganggap ku sebagai sahabat mu atau tidak Nyonya Oh yang terhormat?"
Sehun mengeryit samar. Mulut bocah di sebrang sana memang perlu di ajari sopan santun.
Suzy makin menangis. Itu ucapan terlarang dari kamus hidup persahabatan mereka.
"Apa kau hanya akan diam?"
"Bicaralah." Bisik Sehun. Mengusap lembut bahu kecil Suzy yang masih bergetar.
"Maafkan aku." Ujar Suzy.
"Aku tak butuh ucapan maaf mu!" Ok, ini cukup kasar menurut Sehun.
"Aku tidak bermaksud menyembunyikan ini Jiyeon." Ujar Suzy. Menahan suaranya yang bergetar agar tetap terdengar wajar.
"Lalu apa? Bermain petak umpet? Kau bocah Suzy!" Bentak Jiyeon.
"Aku hanya tak ingin kalian menjauhi ku nanti." Kali ini suara Suzy bergetar. Ia punya alasan sendiri.
"Omong kosong!" Maki Jiyeon dan mematikan sambungan telfon. Telinganya panas. Itu hanya alasan klasik.
"Sialan." Gumam Suzy. Hendak membanting telfonnya sebelum Sehun berhasil mencegahnya.
**
"Itu omong kosong!" Umpat Jiyeon. Membanting ponselnya dan mendudukan pantatnya di kursi.
"Aku tak habis pikir!" Jeda. "Kenapa harus berbohong? Apa tabungan dosanya sedikit?" Dengus Jiyeon.
"Aku tak tau harus bagaimana." Gumam Baekhyun. Memijat pelipisnya lelah. Ia tak tau harus bersikap seperti apa jika di skolah pada Suzy.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Teacher My Husband
FanfictionSEBAGIAN PART SUDAH DI HAPUS RANDOM. SUDAH TERSEDIA DI GOOGLE PLAY. https://play.google.com/store/books/details?id=ca-uDwAAQBAJ&1101l7N6J ATAU KALIAN BISA AKSES DI WEBNOVEL. SEKIAN, TERIMA KASIIH ^^ Pernah membayangkan menjadi istri dari orang yang...