"Dari.."
**
"Irene." Ujar Suzy. Menatap nanar layar ponselnya lalu bergerak gelisah. "Angkat atau tidak?" Tanya Suzy. Menatap teman-temannya lalu meneguk ludahnya kasar.
"Angkat saja. Jika dia ingin perang, kami siap membantu." Ujar Chanyeol kalem. Entah kenapa, ia merasa bahwa ia sedikit berubah akhir-akhir ini. Mulai dari gaya bicara, bahkan bicara saja dia jarang. Entah kenapa gadis satu itu.
Suzy mengangguk. Mengeser icon hijau lalu menyentuh icon yang bertuliskan speaker.
"Apa?" Suzy menyapa pertama kali. Sangaaat ramah bukan? Tentu saja, Suzy diajarkan sopan santun oleh orang tuanya.
"Wow wow, calm down enemy." Kekeh Irene di sebrang sana.
"Bitch!" Desis Suzy.
Chanyeol, Baekhyun, dan Jiyeon bertepuk tangan gembira setelah mendengar pujian Suzy. Ini pertama kalinya. Percayalah.
"Ugh. Sehun, dia berkata kasar padaku." Manusia dengan 1001 wajah itu mengadu yang entah pada siapa. Tapi Suzy yakin ia tadi mendengar ada nama Sehun. SehunNya. Miliknya.
"Eh ada manusia kera dengan wajah, mm.. berapa lapis?" Tanya Jiyeon.
"Ratusaan." Baekhyun menyahut dan disambung dengan tawa besar Chanyeol. Ini moment yang tepat untuk membully.
"Oww oww oww dude.. calm down. Ayolah.. aku ada kabar gembira." Ujar Irene dengan semangat menggebu-gebu.
Alis Chanyeol menyatu. Ada firasat buruk yang hinggap di hatinya. Merebut ponsel Suzy dan menarik nafas pelan.
"Huh? Oh ya?" Tanya Chanyeol. Meletakan jari telunjuknya di depan bibir saat ia melihat gerak gerik temannya yang akan meneriakinya.
"Oh tentu saja.. kabar gembiranya adalah.. aku sedang di butik bersama Sehun. Memesan gaun untuk acara pertunangan kami bulan depan." Irene terdengar bahagia. Bertepuk tangan heboh lalu tertawa.
"Ugh.. sialan! Manusia keparat itu perlu diberi pelajaran!" Desis Chanyeol. Meredam emosinya lalu kembali seperti biasa.
"Dan.. aku akan ke tempat percetakan undangan lalu ke toko perhiasan. Ah ya, aku akan mengundang kalian.. tenang saja." Ada nada sinis di dalam suara manusia jadi-jadian itu.
Chanyeol diam. Menatap Suzy yang saat ini sudah berkaca-kaca. Menutup matanya sekilas lalu menghembuskan nafasnya pelan. Ia harus sabar.
"Oh.. kami akan datang tenang saja." Ujar Chanyeol senang. Gembira. "Lalu menghancurkan acaramu." Desisnya. Memutuskan sambungan telfon lalu mengacak rambutnya frustasi.
"Suzy." Panggil Jiyeon. Kalang kabut mengambil tisu di tasnya lalu menghapus air mata Suzy.
"Jangan menangis Suzy. Ya tuhaan." Panik Baekhyun. Pasalnya, Suzy menangis tanpa suara dan itu lebih menakutkan dari pada saat Suzy menangis meraung-raung.
"Astaga." Desah Chanyeol. Ini hal buruk, perwujudan dari firasatnya tadi. Ini bencana.
**
KAMU SEDANG MEMBACA
My Teacher My Husband
FanfictionSEBAGIAN PART SUDAH DI HAPUS RANDOM. SUDAH TERSEDIA DI GOOGLE PLAY. https://play.google.com/store/books/details?id=ca-uDwAAQBAJ&1101l7N6J ATAU KALIAN BISA AKSES DI WEBNOVEL. SEKIAN, TERIMA KASIIH ^^ Pernah membayangkan menjadi istri dari orang yang...