Ch.18 Konflik

33K 1.7K 28
                                    

"Red Velvet itu, bukannya...."

**

"Kelompok baru itu kan?" Tanya Chanyeol.

Baekhyun mengangguk.

"Mereka itu setau ku kelompok yang dibentuk dengan berdasarkan rasa cinta mereka yang besar, bahkan berlebihan untuk Oh Sehun." Ujar Suzy. Memperagakan dengan gerak tangannya. Memutar bosan bola matanya dan menyandarkan punggungnya ke kursi.

"Oh. Jadi dibentuk karna ingin mendapat perhatian Sehun? Dan jika beruntung mendapatkan Oh Sehun." Gumam Jiyoung.

Suzy mengeram. Rahangnya mengeras. Kepalan tangannya mengerat. "Tidak akan!" Desis Suzy.

Brak!

Menggebrak meja dan berdiri dengan mata berkaca-kaca. Berjalan cepat ke luar kelas dan meninggalkan teman-temannya. Aku tak peduli! Bathin Suzy.

"Ada apa dengannya?" Tanya Baekhyun. Menatap heran punggung Suzy dan berniat menyusulnya.

"Biarkan saja dulu." Cegah Jiyeon.

"Huh?" Chanyeol mengeryit heran.

"Apa kalian tak merasa aneh? Setiap sesuatu yang berhubungan dengan Mr. Oh Suzy pasti sangat sensitif." Ujar Jiyeon.

Chanyeol Baekhyun mengangguk serempak.

"Ya. Rada-rada aneh. Aku juga merasa ada hal yang aneh disana. Atau hanya perasaan ku saja?" Tanya Baekhyun.

Chanyeol menggeleng. "Aku juga merasa aneh. Atau ada sesuatu yang terjadi diantara mereka?" Duga Chanyeol.

**

"Mereka menyebalkan!" Dengus Suzy. Membanting tubuhnya diatas kasur, dan menatap pintu dengan mata manyalang tajam.

"Manusia centil itu perlu di mus-"

"Mr. Oh, kaki ku sakit." Rengek suara menyebalkan. Suzy rasa ia tau suara itu. Salah satu dari gerombolan manusia tak di inginkannya untuk ada di skolah ini.

"What the.." Suzy menatap dua manusia didepan pintu. Yang satu bergelayut manja bagai monyet tak dapat ranting di lengan Sehun. Yang satu lagi memasang wajah datar yang tergambar rasa risih diwajah datarnya.

"Aku yakin dia hanya pura-pura sakit." Dengus Suzy. Memandang tajam pada Irene, si monyet jadi-jadian. Yang bergelayut manja di lengan si manusia berwajah datar. Oh Sehun.

"Cih. Akting!" Sungut Suzy. Mendecih kesal dengan suara luar biasa besar. Sengaja.

Irene dan Sehun melihat ke arahnya. Keterkejutan tergambar sedikit jelas diwajah Sehun. Rada risih juga di gelayuti monyet disampingnya. Sedangkan Irene hanya mencibir seraya mengeratkan pelukannya dilengan Sehun. Masa bodoh.

"Apa? Kau iri?" Tanya Irene.

"Heh. Iri? Dalam mimpi mu pun aku tak akan iri. Jadi MONYET apa untungnya?!" Balas Suzy.

"Apa?" Sungut Irene.

"Siluman monyet! Sun Go Kong!" Teriak Suzy.

My Teacher My Husband Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang