"Jadi begini."
**
Sehun mulai bicara. Ditatapnya Suzy lekat-lekat. Memperhatikan gadis yang baru saja menangis karena ulahnya.
"Aku memang terpaksa menikah. Wajar saja, umur ku masih 20 dan aku harus mencari makan untuk anak orang? Yang benar saja!" Dengus Sehun. Menyamankan posisi duduknya dan kembali menatap Suzy lekat-lekat.
"Aku berniat menceraikannya setelah seminggu menikah. Tapi yah, kau lihat sendiri. Aku tak menceraikanmu bukan?" Ujar Sehun.
Suzy mengangguk. Balas menatap Sehun yang juga sedang menatapnya.
"Aku berniat menceraikan calon istriku, dan menikah dengan mu."
Suzy mematung. Mulutnya terbuka lebar. Sehun ingin menikah dengannya?
"Denganku?" Tanya Suzy. Memastikan apakah telinganya baik-baik saja atau tidak.
Sehun mengangguk. "Jadi, yah.. aku tak menceraikanmu karna ku rasa aku sudah mendapatkan apa yang ku inginkan." Sehun tersenyum tipis. Memperhatikan rona merah di pipi Suzy yang sangat kentara dengan kulit putihnya.
"Kenapa harus denganku?" Tanya Suzy.
Sehun terdiam. Menatap Suzy sekali lagi dan mengangguk samar. "Benar juga. Kenapa aku mau dengan gadis berisik sepertimu?" Gumam Sehun.
Suzy melempar sendok ice creamnya hingga tepat mengenai kepala Sehun. Membuat Sehun meringis sakit dan mengusap keningnya. Hanya berbekas sedikit. Tak banyak.
"Kau ini liar sekali." Dengus Sehun.
"Biar!" Balas Suzy.
Hening.
Masih ada banyak yang ingin Suzy tanyakan pada Sehun. Tapi ia tak ingat, ada begitu banyak. Sangat banyak malah.
"Kenapa kau harus mengajar di sekolah ku? Bukannya kau lulusan management bisnis?" Tanya Suzy heran.
"Ya. Aku hanya tak ingin kau berbuat sesuatu yang tak aku sukai." Ujar Sehun acuh tak acuh.
Suzy makin mengeryit heran. Sehun itu ambigu. Penuh teka-teki. "Maksudmu? Tanya Suzy.
"Aku hanya tak ingin ada orang lain yang memegang milikku." Jawab Sehun. Sayangnya Sehun tak melihat bagaimana rona merah tercetak di pipi Suzy.
"Lalu, bagaimana kau bisa?" Tanya Suzy.
"Apanya?" Tanya Sehun.
"Guru matematika?" Ujar Suzy. Nadanya terdengar tidak percaya. "Apa kau begitu pintar?" Gumam Suzy.
"Itu gampang. Otakku jenius." Bangga Sehun. Tertawa senang saat melihat bagaimana reaksi Suzy, wajahnya masam seketika.
"Sombong!" Dengus Suzy.
**
Sehun duduk menyandar pada kepala ranjangnya. Mengacak rambutnya yang berantakan hingga terlihat makin berantakan.
Sehun menatap Suzy yang masih terlelap dalam tidurnya. Bergelung dalam selimut tebal yang nyaman. Lalu menggeliat bagai kepompong saat Sehun mungusap rambutnya.
Sehun menoleh. Meraih ponselnya yang bergetar dan menggeser tanda kunci ke arah kanan.
"Pukul 5." Gumam Sehun.
"Sehun. Apa kau akan terus menggantungkanku?"
Sehun mengeryit heran. Ia risih dengan wanita yang selalu mengganggunya itu. Setiap menit, setiap jam. Bahkan, Suzy langsung mengamuk karna hal itu kemarin.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Teacher My Husband
FanfictionSEBAGIAN PART SUDAH DI HAPUS RANDOM. SUDAH TERSEDIA DI GOOGLE PLAY. https://play.google.com/store/books/details?id=ca-uDwAAQBAJ&1101l7N6J ATAU KALIAN BISA AKSES DI WEBNOVEL. SEKIAN, TERIMA KASIIH ^^ Pernah membayangkan menjadi istri dari orang yang...