Langkah kaki Jiheo mengikuti Natsu yang berjalan menuju ruang Back Stage. Disana Ran sedang bersiap untuk pergi ke cafe selanjutnya.
Tapi naas, Jiho dan Natsu mendahului langkahnya untuk hengkang dari ruang ini.
"Hai, masih ingat aku?"
Ran kaget melihat dan mendengar Jiho menghadang langkahnya ini, Natsu tertinggal dibelakang Jiho ketika dia menunjuk 'Fitting Room' dengan nama 'So Ran' di bawah tulisan itu.
"Ya, jelas. Tapi aku tidak mengenalimu. Maaf aku buru-buru."
"Hey! Pelan sedikit bodoh."
Langkahnya terhenti lagi karena Natsu berada di belakang Jiho.
"Eh, Ran. Maafkan aku. Apa kau terburu-buru?"
"Hay Natsu, ya seperti biasa. Jam target. Aku tak bisa berlama-lama."
"Hahahaha, seperti biasa kau ini Ran, selalu sibuk."
"Ran, bisa kau luangkan waktumu nanti besok lusa? Aku ingin mengajakmu minum kopi bersama."
"Lusa ya, aku usahakan."
"Ah, selalu colong start kau ini Jiho."
Natsu kesal karena tingkah Jiho yang selalu duluan untuk mengajak kencan perempuan yang diincarnya.
"Maaf sobat, aku harus lebih dulu jika menginginkan sesuatu. Ada baiknya kau menyerah."
"Maaf, sudah kan? Aku harus segera menuju Cafè selanjutnya. Permisi."
Ran, langsung melesat pergi menuju tempat berikutnya, Jiho dan Natsu langsung memberi jalan dan kaget melihat gerak langkahnya yang cepat. Mungkin karena terbiasa dengan kehidupan orang di Jepang yang selalu berjalan cepat, dan harus tepat waktu.
Jiho langsung merangkul Natsu yang terlihat masam, kesal, dan tidak terima dengan permainan Jiho.
"Ayolah, masih banyak ikan di lautan sana Natsu."
"Kau tak tahu Jiho, dia itu istimewa, tak banyak yang bisa mendekatinya, kau salah satu pria beruntung yang bisa bertemu dengannya. Tapi, bagaimana selanjutnya kau bisa bertemu dengannya lusa? Sedangkan nomor handphone saja kau tak punya bodoh."
"Hahaha... itu hal yang mudah. Sudahlah yuk kita pulang. Ada tugas yang harus ku selesaikan sebelum deadline."
Mereka pun pulang ke rumah mereka masing-masing. Jiho pulang ke apartemen sederhananya, dan Natsu yang pulang ke rumah orang tuanya.
Menyelesaikan tugas sebelum deadline dikumpulkan tugasnya. Jiho segera mengerjakannya, dia tak mau membuang waktunya dengan sia-sia karena harus berleha-leha dengan kegiatannya yang lain.
Di sisi lain, Ran masih sibuk dengan kegiatannya, bernyanyi, dan bernyanyi. Mungkin jiwanya sudah mendarah daging untuk selalu bernyanyi.
"Terimakasih sudah mengunjungi Cafè ini, dan selamat menikmati."
Ran melangkah menuju ruang gantinya, melepaskan segala aksesoris yang dikenakannya, menghapus make up, dan berganti pakaiannya dengan pakaiaan yang biasa dia pakai. Celana robek, crop tee, snapback, dan tak lupa sneakers hitam juga tas hitam yang membawa semua pakaian gantinya itu.
Meneguk air mineral yang disediakan di ruangan ini, dia merebahkan dirinya di sofa empuk yang ada di ruangan.
Tok...tok...tok...
"Masuk."
"Ran, terimakasih untuk malam ini, segeralah pulang, aku sudah menelpon taksi untuk mengantarkanmu pulang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hiden Love an Idol Life
FanfictionIni adalah kisah cintaku yang terlalu rumit, sebuah kesalahan karena terlalu perduli padanya, membuatku terjebak di tempat mengerikan bernama penyesalan. Tapi dalam hati, selalu ada kamu. Tersimpan rapih, sampai waktu yang mungkin mengizinkan kita u...