Senja sudah menemani Ran yang sedang menikmati kopi terakhirnya di Kota Seoul ini. Hujan yang sudah selesai mengguyur setiap sudut kota ini kini hanya meninggalkan jejak basah di tanah. Sedikit demi sedikit kopi yang disesapinnya itu sudah hampir tandas. Menanti hujan reda itu menyenangkan. Sembari memikirkan apa yang akan selanjutnya dia lanjutkan tentang hubungannya ini.
Jika dipikirkan kembali, dirinya tidaklah terlalu terikat dengannya, dirinya hanyalah salah satu masa lalunya. Dan kehidupannya pun sebenarnya tetap berjalan dengan lancar tanpa satu hambatan apapun. Lalu, kenapa harus repot-repot memikirkan atau bertemu dengan Jiho? Mungkin memang takdir membawanya untuk bertemu dengan Jiho dan menyelesaikan apa yang seharusnya dia selesaikan sejak lama. Mungkin ini adalah jalan terbaik untuk hubungan mereka. Begitu juga untuk wanita yang sedang dirumorkan sedang bersamanya kini.
Ran pun mulai mengemasi kembali barang-barangnya, dan memilih meninggalkan kursi yang sedari tadi dia duduki. Aroma hujan mulai menguar di indra penciumannya. Senyum manisnya pun menghiasi paras ayunya. Dia mengeluarkan handphonenya dan berusaha untuk menghubungi pria yang sedari tadi mengusik pikirannya.
Dering ketiga panggilan itu pun diangkat dari seberang sana.
"Bisakah kita bertemu lagi?"
"....."
"Akan aku kirimkan alamat lengkapnya melalui pesan singkat, mungkin sekitar 30 menit lagi aku sampai."
"...."
"Jangan lupa bawa dia"
"...."
"Jangan khawatir, semua akan baik-baik saja"
Dan panggilan pun terputus, Ran langsung menghubungi managernya untuk mengurus sebuah pertemuan untuknya dengan Jiho dan Seolhyun. Kemudian segera bergegas menuju lokasi yang sudah disepakati sembari mengirimi pesan lokasinya pada Jiho.
Tiga puluh menit kemudian
Ran sudah menempati lokasi yang sudah diberitahu oleh sang manager. Dan kemudian terlihat dari kejauhan Jiho berjalan menuju ruangan itu. Tak lama pula Seolhyun juga tiba dan langsung menuju ruangan yang sudah diberitahu oleh Jiho sebelumnya.
"Maaf aku meminta untuk bertemu dengan kalian di waktu yang tidak tepat ini." Ran menyambyt kedatangan Seolhyun, dan mempersilahkan duduk di kursi yang sudah dipersiapkan, yaitu disebelahnya.
Jiho dan Seolhyun masih diam dan mendengarkan Ran berbicara.
"Perkenalkan, aku Ran. Aku adalah teman dekat Jiho saat di Jepang dulu." Ran mengulurkan tangannya pada Seolhyun, dan disambut uluran tangan dari Seolhyun juga. "Aku meminta kalian datang untuk meluruskan sesuatu yang mana mungkin kurang lebihnya sudah tahu kemana aku akan membawa percakapan ini nantinya. Aku harap kalian dapat menghargai keputusan aku kedepannya." Ran berkata dengan tenang dan tidak terlihat ada kesedihan dalam setiap kata-katanya.
"Hubunganku dan Jiho terlalu rumit, dibilang sebagai kekasih pun iya, tapi kami tidak pernah bertemu setelah Jiho pergi ke Korea. Dibilang bukan pun tidak pernah ada kata putus dalam hubungan kami." Sorot mata Ran memandang jauh keluar jendela gedung restoran ini, dan membayangkan kembali pertemuan pertamanya dengan Jiho. "Tapi kemudian beberapa waktu lalu aku mendengar rumor tentang kalian." Paras cantik Ran memandang Seolhyun dan Jiho bergantian sembari tersenyum.
"Jangan menampilkan wajahmu yang seperti itu." Jiho berusaha untuk mengalihkan pandangannya dari Ran. Dia tidak mau melihat Ran yang seperti ini.
"Jiho, hubungan kita ini hanyalah hubungan sesaat. Tidak ada sesuatu yang perlu dikhawatirkan. Kamu bebas untuk menentukan pilihanmu sendiri, begitupun aku."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hiden Love an Idol Life
FanfictionIni adalah kisah cintaku yang terlalu rumit, sebuah kesalahan karena terlalu perduli padanya, membuatku terjebak di tempat mengerikan bernama penyesalan. Tapi dalam hati, selalu ada kamu. Tersimpan rapih, sampai waktu yang mungkin mengizinkan kita u...