Suhu di Bandara Internasional Incheon tak berbeda jauh dengan tempat sebelumnya.
Tak butuh lama untuknya mengemasi barangnya yang keluar dari kabin pesawat untuk segera digeretnya ke peraduan lama. Jiho mengulas senyum ketika dia telah sampai di negara asalnya. Lelah karena harus belajar berbagai macam bahasa, atau harus bersosialisasi lagi.
Mobil yang ditumpanginya kini telah tiba di mansion orang tuanya. Tak lupa dia sudah turun dari kereta besi yang tadi menghantarnya, melangkah ke dalam untuk mengistirahatkan diri.
"Hyung, tak menyantap makan malam dulu?" Adiknya Woo Jinsuk masuk ke dalam kamarnya.
"Hmm, nanti saja. Kau duluan saja. Aku mau merapihkan sebentar." Sahutnya kembali menyibukan diri dengan berbagai macam barang dihadapannya.
"Jangan terlalu lama hyung."
Jiho mengangguk paham, dan segera menyelesaikan urusannya.
Selesai waktunya dia ke ruang dimana keluarganya berkumpul.
Makan malam dinikmatinya dengan tenang, karena biasanya Appa tidak ada ditengah-tengah keluarga untuk sekedar meluangkan waktu barang makan malam/sarapan. Workaholicnya sangat ketara.
Kini Appanya sedang menikmati makan malamnya, dentingan sendok dan garpu menemani meja makan
.
.
.
.
.
Jiho membolak balikkan barang yang ada di dalam box. Merapihkan sedikit barang yang mungkin tertinggal di dalam box.Ting
Notifikasi di benda pipih berwarna silver itu menghentikan aktifitasnya. Sejenak dilihatnya siapa yang mengirimi dia pesan. Ternyata wanitanya yang berada di negara tempatnya singgah dulu.
Are you bussy now?
Empat kata yang membuatnya tersenyum simpul, dan segera membalas pesan dari wanitanya itu.
Lil bit, I'm bussy. Why? Miss me?
Kemudian dia kembali merapihkan box-box yang kini sudah kosong. Dan melipatnya untuk dimasukan kedalam gudang.
Officialy yes I miss you. But I know you are bussy. Me too here.
Senyum itu terus terlihat jelas, karena Ran yang mungkin sedang sibuk dengan jam regulernya di cafe sempat untuk mengirim pesan singkat kepadanya.
Hwaiiting!!! Your golden voice, ah really miss it. Do your best sweety.
Kemudian benda tersebut kembali senyap. Pertanda wanitanya disana kini telah kembali ke dunianya.
Singkat namun bermakna.
.
.
.
.Hari ini Jiho harus mengurusi kepindahannya di fakultas yang berbeda yang diambilnya dulu, dia kini lebih memilih untuk menggeluti dunia Vocal, dan performing di Inha University. Mau tidak mau Jiho memilih kampus ini karena dekat dengan rumahnya.
Selama diperjalanan menuju kampusnya, terlihat selebaran audisi untuk menjadi trainee di sebuah agensi ternama. Sesuai janjinya dengan Ran, Jiho mengikuti audisi tersebut. Sembari melanjutkan ke sekolahnya Jiho membolak-balikan selembaran tersebut.
Urusan Jiho dengan kampus sudah selesai, akhirnya Jiho memutuskan untuk langsung ke lokasi tempat audisi yang ada diselembaran tersebut.
"Permisi apakah audisi di selembaran ini masih dibuka nona?" Tanya Jiho pada salah satu staff di meja resepsionis gedung tersebut.
"Masih, kebetulan sore ini penutupan audisinya. Anda bisa lurus di koridor sebelah kanan. Nanti pintu kedua sebelah kiri adalah pintu audisinya. Silahkan mengisi formulir disini." Wanita tersebut memberikan selembaran formulir yang harus Jiho isi sesuai dengan identitas Jiho.
#pst: ini author pakai audisi ketika di agensi Block B ya, bukan ketika Block B belum terbentuk dengan utuh. Kan Block B sempat pindah agensi. Selamat menikmati kembali.
Tok...tok...tok...
Jiho sudah selesai mengisi formulir tersebut dan bersiap memasuki ruang audisi. Terlihat gugup namun Jiho menutupinya.
"Silahkan perkenalkan dirimu" ujar salah satu manager di ruangan itu. Disana terdapat 3 pria dan satu wanita.
"Perkenalkan nama saya, Woo Jiho. Kalian bisa memanggil saya Jiho. Saya baru saja pindah dari Jepang karena perpindahan ayah saya. Sebelum di Jepang saya juga menetap di Amerika (maaf author lupa nanti direvisi kalo inget). Saat ini saya sedang melanjutkan studi di Inha University sebagai mahasiswa aktif di program Vocal and Performing. Mengikuti audisi disini ingin mengasah bakat saya dibidang rap, dan membantu agensi ini lebih dikenal lagi." Jiho mengucapkannya dengan lancar meski terkadang tersendat mencari kalimat yang pas.
"Selain alasan tersebut, adakah maksud lain dalam mengikuti audisi ini?" Tanya pria yang lain.
"Maksud lain dalam mengikuti audisi ini adalah menunjukan pada yang lainnya, bahwa bakatku bukan untuk diriku sendiri. Melainkan untuk semua orang. Semua yang ingin mendengarkanku, menyemangatiku, dan setia bersamaku. Maka aku akan terus berusaha dan bekerja keras dalam berkarya untuk mereka yang selalu untukku." Jiho mengakhirinya dengan seulas senyum.
"Jika kamu lolos dalam babak ini, bersediakah kamu menjalankan serangkaian pelatihan yang mungkin akan menyita waktumu? Dan bisakah kamu bertanggung jawab dengan prioritasmu?"
"Karena ini jalan yang ku ambil, maka aku akan semaksimal mungkin dalam melaksanakannya. Dan akan ku pilih dengan bijaksana mana yang ku prioritaskan."
Semua panitia yang ada didalam ruangan ini mengangguk setuju. Dan berdiskusi sedikit untuk keputusannya.
15 menit kemudian.
"Woo Jiho. Kami memberikanmu nama ZICO untuk nama panggungmu. Dan berusahalah untuk sejalan dengan pendidikanmu. Dan selamat bergabung dengan kami. Kamu resmi menjadi trainee kami untuk persiapan dengan group baru kami." Seluruh petinggi diruangan itu menyalami atas keberhasilannya dalam test ini. Selanjutnya dia akan menjalani masa-masa pelatihan untuk persiapan debutnya.
To be Continue
KAMU SEDANG MEMBACA
Hiden Love an Idol Life
FanfictionIni adalah kisah cintaku yang terlalu rumit, sebuah kesalahan karena terlalu perduli padanya, membuatku terjebak di tempat mengerikan bernama penyesalan. Tapi dalam hati, selalu ada kamu. Tersimpan rapih, sampai waktu yang mungkin mengizinkan kita u...