Part. 15

46 8 1
                                    

Hari ini adalah hari perilisan mini album Block B terbaru, MONTAGE dan lagu utamanya adalah Shall We Dance. Jihoo semakin sibuk dengan menghafalkan koreografi yang menurutnya cukup sulit.

Pencapaian Block B menembus chart Billboard. Itu membuat mereka bahagia. Park Kyung dan yang lainnya semakin bersemangat untuk berlatih.

Di tempat latihan sebelum mereka pergi untuk recording di stasiun tv untuk melakukan promosi. Seperti biasa U-Kwon akan membuat semuanya menarik urat.

"Semuanya~ apakah kali ini kita akan mendapatkan trhopy dari comeback kita sekarang?" U-Kwon membuka pertanyaan sambil berteriak kencang.

Lemparan sepatu mendarat manis di jidat lebarnya.

"YA! SIAPA YANG MELEMPARKU!" Kutuknya.

"Tidak perlu berteriak bodoh!" Keluh B-Bomb.

"Geurae... tidak perlu berteriak, bedebah!" Kesal PO.

Sedangkan Jihoo di sudut ruangan sambil mengelap keringat yang bercucuran menertawakan kelakuan teman-temannya ini. Ditemani oleh Taeil dan juga Park Kyung.

"Kau serius Jihoo? Akan melakukan itu?" Tanya Kyung.

"Apa tidak akan menyiksanya?" Taeil menanggapi.

Jihoo hanya tersenyum dengan botol minuman yang digenggamannya, lebih memperhatikan teman-temannya yang sedang ribut dengan U-Kwon.

"Aku harus melakukan itu, jika tidak itu hanya akan menyakiti siapapun yang ada disekitarku," satu persatu Taeil dan Kyung ditatapnya. "Mungkin aku adalah pria yang jahat, tidak perduli pada perasaan, tapi sungguh, ini juga berat untukku." Sekali lagi Jihoo menghembuskan nafas lelahnya.

"Ayo kita kembali lagi latihan!" Seru salah satu coach hari ini.

"Yah kita harus lebih semangat lagi kali ini. Setidaknya kita harus menghibur fans yang sudah berjuang demi kita juga bersama." Ujar Kyung.

"Nde..." Taeil mengekor Kyung yang berjalan duluan ke tengah aula.

================================================================================

Behind the scene

Wanita yang begitu sibuk dengan dunianya, sibuk dengan kegiatan pemotretannya. Dan juga lelah dengan berbagai teror yang diterimanya. Bagaimana caranya menjelaskan kepada semua orang tentang hubungannya selama ini bisa terjalin, dia juga merasa bersalah kepada lelaki yang saat ini sebagai pacarnya. Dia tidak mau menjebak lelaki itu pada situasi yang begitu rumit ini. Memutuskan untuk berpacaran memang bukanlah keputusan yang benar.

"Hyunnie, hari ini pemotretannya cukup sampai disini." Seru seorang photografer yang memotretnya.

"Nde, khamsamnida." (Ya, Terimakasih) "Kalian sudah bekerja keras." Seolhyun kembali ke belakang meja rias yang sudah di nantikan oleh penata riasnya.

"Hyunnie, ada yang ingin ku bicarakan." Ujar manajernya Hyun Bi.

"Bicaralah Hyung." Seolhyun duduk manis di kursi yang disediakan untuknya.

"Apa tidak sebaiknya kita mengambil tindakan atas hubunganmu dengan Zico itu? Seperti, memberitakan kalau kalian sebenarnya itu sudah putus. Yah, seperti kita rekayasa. Eotte?" Hyun Bi mengutarakan pendapatnya sambil memperhatikan handphonenya yang sedang menampilkan komentaran hatters Seolhyun.

"Sebenarnya, aku sudah memikirkan untuk mengakhiri juga Hyung, hanya saja. Yah. Ternyata, aku juga jadi jatuh hati padanya."

"Belum terlalu besar kan? Sudahlah, berhenti saja. Kamu tidak tahu begitu banyak komentaran negatifmu ini di berbagai situs? Aku ini sedang memikirkanmu Hyunnie." Tuturnya kesal, Hyun Bi tidak mau terus-terusan membaca komentaran negatif mengenai Seolhyun, entah dari hasil pemotretan dengan berbagai macam majalah, iklan kecantikan, atau setelah dia selesai dalam acara variety show yang mengundangnya.

Hiden Love an Idol LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang