part. 4

123 4 0
                                    

Dengan ini dres tanpa lengan, dan topeng couple yang beberapa waktu lalu Jiho belikan saat di Harajuku Street, Ran kini sedang memoles sedikit wajahnya dengan bedak tipis, blush on, lipstick merah terang, dan tak lupa parfum

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dengan ini dres tanpa lengan, dan topeng couple yang beberapa waktu lalu Jiho belikan saat di Harajuku Street, Ran kini sedang memoles sedikit wajahnya dengan bedak tipis, blush on, lipstick merah terang, dan tak lupa parfum.

Scileto yang senada dengan dress yang digunakan pun bertengger manis dikedua kakinya.

Tak lupa sling bag untuk menyimpan handphone, dan dompet. Serta kunci flat dia tinggal.

Dddrrrrtttt.... ddrrrrrtttt....

Caller IDnya adalah Woo Jiho
"Moshimosh"
"Yo... kau sudah selesai?" Diseberang sana Jiho cekikikan mendengar panggilan teleponnya diangkat.
"Apa yang lucu. Sudah kok. Kau sudah di depan kah?" Ran mengerucutkan bibir mungilnya.
"Jangan cemberut begitu, nanti ada yang tak tahan. Hihihi. Aku sudah di depan. Segeralah turun."
"Ok"

Ran segera menyelesaikan aktifitasnya, dan kini dia mulai berjalan keluar dari flatnya.

Menghampiri Jiho yang nampaknya sedang asik dengan handphonenya sendiri.

"Hey" Ran menepuk bahu Jiho. "Melamun saja. Aku sudah siap. Yuk jalan."

"Aish. Jantunganlah aku. Hahaha oke mari ku antar tuan puteri."

Ran masuk ke dalam mobil yang dibukakan pintunya oleh Jiho.

"Terimakasih Jiho."

"Sama-sama. Kau terlihat lebih cantik jika mengenakan dress ini." Jiho sedikit berbisik samar sebelum menutup pintunya.

Ran hanya bersemu merah menanggapi ucapan Jiho.

"Sudah siap berpesta lady."

"Yes, I'm."

Mobil pun meluncur menuju rumah Natsu dikawasan Tokyo 2nd Street. Yang menemani perjalanan mereka berdua hanyalah alunan musik klasik dan gumaman Ran mengikuti alunan musik yang terputar.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

"Otanjoubi omedettou Natsu!" (Selamat ulang tahun Natsu!)

"Ayo ucapkan permintaanmu lalu tiup lilinnya." Ucap salah satu tamu undangan di pesta Natsu.

"Jangan lupa tiup lilinnya." Sahut temannya yang lain.

"Semoga jomblomu cepat berakhir."

"Heh, playboy kok dibilang jomblo?"

"Selama dia gonta-ganti pasangan belum jodoh dan masih JOMBLO."

Sahutan demi sahuta teman-temannya membuat Ran tertawa geli, Jiho selalu berdiri disamping Ran. Membuat perhatian beberapa tamu undangan tertuju pada mereka, karena mereka begitu serasi dengan balutan pakaian dengan warna senada.

Lilinpun tertiup.

Semua pengunjung bertepuk tangan, dan berhi-five ria dengan Natsu yang kini sudah meninggalkan masa 20 tahunnya.

"Selamat ulang tahun sahabat terbodohku." Jiho langsung memiting leher Natsu yang dihadiahi jitakan halus pula dikepalanya.

"Hahaha, terimakasih. Kau datang bersama siapa? Daritadi tamu undanganku melihat ke arah kalian terus." Natsu berusaha memincingkan penglihatannya melihat siapa yang diajak sahabatnya ini.

"Kau harus membayar mahal, karena menyita waktu manggungku di cafè tempatku bekerja." Ran menyalami tangan Natsu, dan tersenyum manis.

"Aih, kau bawa dia Ho. Astaga. Pantas banyak yang kehabisan oksigen."

"Apa-apaan kamu ini Natsu jangan..."

"Jelas dia begitu cantik bukan? Tak apalah kau jadi teralihkan karenanya. Hahaha."

"Yasudah, nikmatilah acara malam ini. Terimakasih Ran sudah menyiapkan waktu untuk datang ke sini."

Ran kembali terkekeh. "Iya sama-sama, jangan dianggap serius ya. Aku bergabung dengan yang lain dulu." Ran berjalan ke arah kerumunan teman sebayanya.

"Ho, kau yakin mau menjadikan dia pacarmu. Bukannya kau dua minggu lagi akan pulang dan mengikuti audisi di salah satu agensi di Korea?"

"Mungkin bukan Pacar Nat, tapi teman mesra. Hahaha."

"Jangan permainkan perasaan wanita bodoh!" Natsu mengatur nada bicaranya. "Dia wanita baik-baik. Kami hampir tahu betul siapa dia. Jadi jangan permainkan dirinya."

"Iya-iya. Tidak akan." Jiho menatap jam dipergelangan tangannya. "Nat, aku tak bisa lama-lama. Aku ijin pamit pulang duluan ya. Happy birthday bro."

"Ya. Thanks."

Jiho melambaikan tangannya keudara dan menghampiri wanita yang dibawanya tadi.

"My lady, bisa kita pulang sekarang?" Jiho menepuk bahu Ran yang sedang berbincang-bincang dengannya.

"Hmm. Okey, sorry girls. Sampai jumpa nanti ya." Pamit Ran terhadap teman-temannya.

Dan berjalan beriringan keluar gedung pesta ulang tahun Natsu.

"Silahkan masuk my lady." Jiho membuka pintu penumpang mobilnya.

"Terimakasih, servant Jiho. Hahaha, kenapa kau jadi seperti seorang servant sekali Ho." Ran memasuki mobil Jiho.

"Karena untuk wanita spesial sepertimu, harus dilayani dengan sepenuh hati." Seperti seorang pelayan, Jiho berlagak seperti pelayan yang mematuhi majikannya.

"Kau berlebihan, ayo segera pulang."

Dan Jiho pun menjalankan mobilnya mengantarkan wanita yang dianggapnya spesial pulang menuju flatnya. Sambil sesekali bercanda mengenai apa yang sedang dibicarakan Ran tadi dengan teman-temannya.

"Ran, jika aku menyukaimu bagaimana?" Tiba-tiba Jiho bertanya seperti itu.

"Itu hakmu, karena kita berbeda. Maksudku, kau laki-laki dan aku perempuan. Itu wajar. Dan aku juga suka padamu." Ran menatap keadaan diluar mobil yang nampak sepi dan lengang.

"Terimakasih, setidaknya perasaan kita sama. Dan aku tidak mau terburu-buru. Minggu depan aku kembali ke Korea. Dan entah kapan aku kembali ke Jepangnya. Simpan manis perasaanmu ya." Jiho tersenyum manis diakhir kalimatnya.

"Iya. Semoga kau baik-baik saja ya disana." Ran juga membalas senyum tulus.

Hingga akhirnya mereka sampai ditempat tujuan.

"Hati-hati di jalan pulang. Terimakasih atas tumpangannya."

"Terimakasih juga sudah menemani. Segeralah istirahat. Selamat malam."

"Malam." Ran lalu melangkah ke arah flatnya. Dan Jiho mengendarai mobilnya berputar arah pulang ke rumahnya.

Hiden Love an Idol LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang