Meriahnya konser yang menampilkan wanita cantik yang saat ini dikenal di wilayah Eropa. Menakjubkan para penonton yang baru saja menyaksikan pertunjukannya.
Berbondong-bondong para penggemar yang baru mengantri untuk bisa bercengkrama meski sekedar hi-touch. Selalu menyempatkan untuk bertanya bagaimana kabar satu sama lain, membuatnya semakin dikenal dengan keramahannya.
Semua itu memanglah dirinya. Bahkan jika dia bisa meminta, dia mau melakukan hi-touch dengan para penggemar yang ada dibelakang barisan VIP. Baginya, bisa bertemu sapa dengan mereka yang mau meluangkan waktunya untuk menontonnya, adalah suatu penghormatan yang sangat besar.
Setelah selesai melakukan salaman, dan bertanya meskipun sebentar, Ran kembali ke backstage untuk kemudian menghapus make up yang sedari tadi dipakainya.
"Ran, setelah ini langsung bergegas untuk berangkat ke destinasi berikutnya." Natsu mengingatkan Ran yang masih sibuk menghapus make up dengan make up cleanser.
"Okay!" Ran hanya mengangkat tangannya dan melanjutkan lagi kegiatannya yang tertunda.
drrrttt... drrrttt... dddrrrttt...
Benda pipih berwana silver gold itu bergetar, ada beberapa notifikasi masuk dari rekan dekatnya. Karena memang tidak banyak yang memiliki kontak pribadi miliknya. Bahkan untuk aktivitas entertaintnya dipegang oleh Natsu. Jadi notifikasi dari sekian banyak followersnya itu ada di handphonenya Natsu.
"Hallo."
".........."
"Ah, Hay Rin, ada apa?"
"........."
"Tidak baru saja selesai."
"........."
"Ah, begitu. Ya baiklah. Terimakasih ya."
"........"
"Iya aku akan jaga diri. Sampai nanti."
Benda pipih itu diletakannya kembali di nakas, berita yang baru saja diterimanya. Jihoo.
Sahabatnya telah membuat perhitungan, tanpa dia harus turun tangan. Dia melihat pantulan dirinya sendiri di cermin. Seharusnya dia tidak melakukan hal itu.
Dan dia melanjutkan lagi membersihkan sisa make up yang masih menempel di permukaan wajahnya.
Meanwhile at Block B
Jihoo dan yang lainnya baru saja kembali dari jepang, mereka baru saja turun dari pesawat, dan langsung memilih kembali ke dorm mereka. Garapan untuk lagu berikutnya harus segera dituntaskan. Setelah peluncuran single terbaru milik PO, mereka harus segera menyelesaikan PR comeback yang akan dijadwalkan rilis bulan November mendatang.
"Harus kembali lagi ke rutinitas ketika akan kembali ke atas panggung." U-Kwon lagi-lagi mengeluh kecil, bersandar pada pundak B-Bomb.
"Lalu bagaimana caranya kita bisa menghibur BBC yang lain bodoh?" Omel B-Bomb sewot.
"Bisa saja kan kita melakukan variety show, bukannya sekarang sedang banyak-banyaknya menarik minat netizen. Tapi sama saja ya itu buat kita lelah. Hahaha." Yang lain memandang UKwon ngeri, inilah efek samping jika Ukwon kelelahan.
"Lebih baik kita segera kembali ke dorm." Park Kyung menyeret UKwon untuk menjauh masuk ke dalam mobil jemputan.
"Untung kita cuma punya satu member yg nggak waras. Coba kalo ada 2." P.O menggelengkan kepalanya pusing melihat tingkah laku UKwon. "Hyung." Panggin P.O pada Jihoo.
"Hmm. Kenapa?" Jihoo mendekat ke arah P.O.
"Album kita berikutnya bagaimana progresnya hyung." Tanyanya antusias.
"Sudah mau 80%. Tenang saja, tadi aku sudah berbicara dengan manajer untuk segera menghubungi team produksi untuk pembuatan MV." Ujarnya sambil berjalan menuju mobil jemputan. Dibelakangnya ada BBomb, Jaehyo dan juga Taeil yang ikut mendengarkan penjelasan dari ZICO.
"Hanya ada satu lagu dari Japan version yang ku masukan ke dalam tracklist mini album terbaru kita. Teruslah berlatih ya. Aku harus segera menyelesaikan mixingku." Jihoo masuk ke dalam mobil duluan dan langsung mencari posisi ternyaman untuk tidur.
Mereka tahu, sebenarnya ketuanya itu terlalu banyak pikiran. Mulai dari bagaimana menyelesaikan produksi mixing sebelum deadline. Menyelesaikan urusan percintaanya. Belum lagi kejadian beberapa jam lalu di Jepang yang membuatnya sedikit memerah di pipinya.
Namun mereka semua hanya bisa diam, tidak mau terlalu ikut campur, takut salah memberikan masukan. Maka mereka hanya akan berbicara ketika dia membutuhkan saran. Taeillah tempatnya dia berkeluh kesah. Karena dia lah yang paling mengerti bagaimana menyelesaikan masalah secara dewasa. Bukan berarti teman-temannya itu tidak mempunyai pemikiran yang sama, namun baginya cukup satu orang yang bisa menyelesaikan masalahnya ini.
Mobil pun melaju menuju dorm, tempat peristirahatan mereka semua sementara. Namun tidak dengan Jihoo, dia akan kembali ke gedung agensi untuk menyelesaikan produksi, dan mastering lagu yang sudah hampir selesai. Baru nanti siang mereka berlatih dance untuk comeback mereka selanjutnya.
---
Keesokan harinya
Jihoo sedang menyesapi kopi hangatnya, memandang layar monitor yang sedang menyelesaikan tahap akhir produksi musik berikutnya. Getaran dari handphonenya membuatnya melirik sekilas pada benda itu.
Seolhyunie Calling
"Hallo."
"Jihoo-ya, apa kamu sedang sibuk? Bagaimana keadaanmu? Kemarin apakah berjalan lancar?"
"Satu-satu Hyunie."
Jihoo memilih keluar dari ruang produksi dan mendengarkan apa yang mau dibicarakan oleh Seolhyun sepagi ini.
"Jawablah Jihoo. Sesibuk itu kah sampai tidak memberikanku kabar?"
"Mianhae, aku benar-benar sibuk ini. Selama seharian kemarin ya, begitulah. Aku bertemu dengan banyak orang, namanya juga fanmeeting juga sekalian fansign. Bagaimana denganmu?"
"Seperti biasa, banyak panggilan untuk melakukan pemotretan. Bagaimana dengan hasil albummu selanjutnya?"
"Yah, sudah mau selesai ini."
"Kau tidak tidur? Dan sedang menyesapi kopi pagi harimu? Begitu."
"Seperti detektif saja kamu ini. Ya begitulah. Belum lagi aku juga mau menyelesaikan comeback soloku. Yah aku menikmatinya."
"Jagalah kesehatanmu, aku tau karena para hyung selalu sesibuk itu ketika dulu AOA juga bersiap-siap comeback, yasudah. Jangan lupa sarapan. Aku harus bergegas lagi."
"Terimakasih sudah mengkhawatirkanku. Hati-hati."
Panggilan pun berakhir, namun Jihoo tetaplah menatap benda pipihnya itu dengan perasaan berkecamuk. Rasanya ia tak ingin menyakiti hati perempuan, tapi mau bagaimana? Semua karena kesalah pahaman. Anda dia tidak bersikap baik kepada semuanya. Mungkin tidak akan jadi begini. Mengancam karirnya, mengancam eksistensinya, bahkan cerita cintanya dengan teman semasa kuliahnya, yang belum sama sekali official putus itu.
Rasanya ia ingin memutar kembali waktu yang ada saat ini untuk kembali lagi ke waktu itu. Dimana seharusnya dia mengabaikan saja isak tangis Seolhyun. Bodohnya, semua jadi salah paham. Sayangnya apa yang ada di depan sekarang itu tidak dapat di putar kembali. Mau sekeras apapun kita berusaha. Waktu adalah salah satu yang tidak dapat diputar kembali.
To be Continue
KAMU SEDANG MEMBACA
Hiden Love an Idol Life
FanfictionIni adalah kisah cintaku yang terlalu rumit, sebuah kesalahan karena terlalu perduli padanya, membuatku terjebak di tempat mengerikan bernama penyesalan. Tapi dalam hati, selalu ada kamu. Tersimpan rapih, sampai waktu yang mungkin mengizinkan kita u...