Part 18

59 4 2
                                    

Dipersimpangan jalan menuju tempat latihan Jimin melihat mobil yang dikendarai oleh Seolhyun berhenti, semua orang yang berada di dalam mobil berhamburan keluar dari dalam mobil. Entah sebenarnya apa yang terjadi, tapi rasanya Jimin harus melihat keadaan di sana. Padahal jarak dirinya dengan gedung BigHit itu sedikit lagi. Jimin terus melangkah mendekat ke arah mobil itu.

"Nuna." Sapanya ramah.

"Hay Jimin-ah." Balas Seolhyun ramah, meski sedikit terkejut dengan kedatangannya.

"Ada apa? Kenapa semua orang keluar dari dalam mobil nuna?" Jimin melihat keadaan sekitar mobil yang ditumpangi oleh Seolhyun.

"Sepertinya mogok, entahlah aku sendiri kurang begitu paham. Sedang apa kamu disini?" Seolhyun menggosokkan telapak tangannya yang terasa begitu dingin karena cuaca saat ini memang sudah memasuki musim dingin.

"Oh, aku tadi mau pergi ke gedung BigHit. Tapi ketika aku melihat nuna, rasanya aku sedikit penasaran kenapa?" Jimin menggarukan tengkuknya yang tidak gatal.

"Terimakasih Jim, tapi sebaiknya kamu segera menuju gedung agensimu, aku takut ada berita buruk yang menimpamu lagi, lalu merugikanmu lagi." Seolhyun tersenyum lembut, mengusir secara halus ketika Jimin dirasa terlalu dekat dengannya.

Memang di jalanan itu masih sepi dan tidak terlihat banyak orang berlalu lalang, tapi waspada tentang kedekatan mereka tetaplah harus selalu dijaga, karena mau bagaimana pun, skandal itu harus dihindari. Karena akan merusak reputasinya. Tapi bagaimana dengan skandalnya dengan zico? Pasti banyak juga yang sudah dirugikan, tak terasa ternyata Jimin sudah pergi berpamitan tadi padanya, namun dirinya malah termenung sendiri dengan pikirannya. Setelah melakukan banyak aktivitas kerja membuatnya sedikit banyak lupa dengan apa yang terjadi padanya.

"Belum selesai perkaramu dengan Jihoo, sekarang Jimin. Kurangilah pergaulanmu dengan lelaki, sekalipun dia baik." Hyun menyindir sedikit kepada Seolhyun karna ketidakpekaanya itu.

"Maafkan aku eonni, akan aku usahakan." Seolhyun langsung pergi ke arah cafe terdekat di sekitar mereka mogok.

Sementara itu di gedung BigHit

Namjoon yang sedari tadi memperhatikan Jimin dari lantai dua, dimana ruang dance berada, hanya bisa mengawasi sekitarnya, takut-takut ada paparazi yang mengabadikan momen dimana Jimin mendekati Seolhyun. Kesalahan yang sama yang dilakukan oleh Jimin, membuat Namjoon pusing, ya tidak ada yang bisa menyalahkan Jimin, karena dirinya terlalu perduli dengan sekitar. Namun, kepeduliannya itu hanya akan membawa petaka untuknya.

"Kita hadapi sama-sama Joon, sekalipun kita tidak bisa menyalahkannya, tapi kita harus bisa melewati ini semua bersama. Kita bicarakan lagi nanti." Hoseok dan Jin merangkul Namjoon untuk kembali lagi ke kegiatan mereka.

Tak lama, Jimin masuk ke ruangan dengan peluh bercucuran. Padahal tadi dia baik-baik saja.

"Maaf aku terlambat, aku menaik-turun tangga dulu sebelum kesini sebagai pemanasan utama. Hehehe." Jimin menampilkan gigi putih dan mata sipitnya yang semakin membuatnya tidak bisa melihat sekitar. Tapi tidak mengurangi kadar ketampanannya dihadapan fansnya.

"Gwenchana... Gwenchana... Karna kamu sudah berkeringat begitu deras, mungkin lebih baik kita langsung mulai saja latihan dancenya." Seru Hoseok.

"Ah Hyung, aku masih lelah." Teriak Taehyung tidak terima.

"Maaf Tae, habis kamu tidak mau membereskan dorm dulu, terpaksa jadi aku terlambat latihan kan." Jimin langsung menyampirkan tasnya, dan bergabung dengan yang lainnya.

"Ayo Hyung, jangan malas." Jungkook menyeret paksa Taehyung, supaya mau melanjutkan latihannya.

"Aaahhh, arraseo, arraseo." Taehyung bangun dari duduk lesehannya.

Hiden Love an Idol LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang