Chapter 2

28 7 4
                                    

Flashback on

Hari ini adalah hari yang Anna tunggu-tunggu karena hari ini adalah ulang tahun nya ke 14 tahun. Anna. Puta dan mama papa nya akan pergi sebuah tempa makan dikawasan Jakarta Utara. Namun naas diperjalanan mobil yang meraka gunakan ditabrak. Dan dari kejadian tersebut Anna beserta keluarganya di larikan ke RS terdekat. Putra hanya mengalami luka-luka dibagian tangan dan mukanya, sementara ayah nya mengalami luka di pelipis kanan dan dokter mengharuskan untuk segera menjahit luka ayahnya. 

Putra pun merasa lega mengetahui ayah nya baik-baik saja walaupun terdapat luka dan beberapa jahitan. Namun nafas Putra merasa tercekat ditenggorokan karena mengetahui adik kecil nya dan bunda yang ia sayangi sedang kritis di ruangan UGD.

"Ya Allah tolong selamatkan bunda dan Anna, Putra mohon. Putra janji akan menjaga dan melindungi bunda dan Anna bahkan harus nyawa Putra taruhan nya Ya Alla", Putra terus berdoa di dalam tangisnya. Ayahnya pun mencoba menenangkan Putra, sambil ikut berdoa.

ceklek

Bunyi pintu UGD tersebut terbuka, Putra dan Ayahnya langsung berlari menghampiri dokter yang menangani Bundanya dan Anna.

"Bagaimana keadaan bunda dan adik saya dok?" lirih Putra yang tidak sanggup menahan air mata yang tumpah dari matanya.

"Pasien yang bernama Anna mengalami kerusakan pada mata nya akibat adanya pecahan kaca yang menusuk lensa matanya, dan pasien yang bernama Anisa Mutiara tingkat kesadarannya makin melemah kami sudah melakukan semua yang bisa kami lakukan. Kita tunggu apa reaksi dari kedua pasien tersebut dan berdoa agar kondisi kedua pasien semakin membaik dan bisa melanjutkan pemeriksaan lanjutan" ucap dokter.

Putra yang tak sanggup mendengarkan ucapan dokter tersbut langsung terduduk lemah dilantai, ia tidak tega melihat bunda dan adiknya menahan sakit.

"Lalu dok, apakah mata anak saya bisa di operasi secepatnya" lirih Randy, ayah Putra dan Anna.

"Kami terlebih dahulu harus mencari pendonor mata yang cocok untuk Anna-" ucapan dokter itu berhenti karena perawat di UGD tersebut memanggilnya.

"Dok, pasien yang bernama Ibu Anisa Mutiara menggerakkan jarinya"ucap perawat tersebut tergesa-gesa.

"Permisi pak saya permisi dulu dan jangan lupa berdoa untuk kondisi pasien" dokter pun langsung kembali masuk ke UGD untuk memeriksa keadaan Anisa.

"B-b-baik dok, saya mohon sembuhkan istri dan putri kesayangan saya" ucap Randy.

20 menit kemudian

Dokter tersebut menghampiri Putra dan Randy, memberi kabar baik dan kabar buruk. Kabar buruk nya adalah Anisa Mutiara sudah meninggal. Putra dan Randy tidak kuasa menahan tangisnya yang menggema di seluruh lorong menuju UGD. Kabar baiknya adalah Anna sudah mendapat pendonor mata yang cocok, akan tetapi pada saat Randy bertanya kepada dokter siapa yang berhati mulia mau mendonorkan mata untuk anaknya dokter malah merahasiakan pendonor tersebut karena pesan dari pendonor.

Anna pun tidak turut ikut mengantarkan Bunda nya ke tempat peristirahatan terakhir karena Anna baru selesai operasi mata. Seluruh pertahan Randy runtuh pada saat jasad istrinya yang ia cintai masuk ke dalam peti mati. Begitu pula Putra tidak henti-hentinya meneriaki nama bunda nya. Anna mengetahui mama nya sudah meninggal tepat saat ia sadar dari tidurnya sesudah ia menjalani operasi. 

Dan pada saat Anna sudah diperbolehkan pulang, dokter yang menangani operasi Anna memberikan sepucuk surat yang Anisa titipkan kepadanya tepat sebelum Anisa meninggal. Anna bergegas membuka dan membacanya. Surat itu berisi betapa sayang nya Anisa kepada suami dan kedua anaknya. Dan di bagian akhir surat itu Anna kehilangan kesadarannya akibat terkejut membaca surat dari bunda nya. 

Randy yang terkejut melihat Anna pingsan langsung sigap menopang tubuh Anna, Putra melanjutkan membaca bagian akhir surat tersebut dan sama seperti Anna, Putra juga terkejut dan air matanya sudah lolos dari pelupuk matanya ia tak kuat menahan air mata itu ketika ia mengetahui bahwa bunda nya lah pendonor mata untuk Anna, peri kecilnya itu.

Flashback off


Cotton CandyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang