kringkringkringggg.........
Bel pulang pun menggema keseluruh lorong dan kelas. Anna dan Tasya pun bergegas mengemasi buku-buku mereka dan keluar kelas bersama alvin dan ridho sesampainya di depan kelas ternyata sudah ada Putra yang menjemputnya. Tasya pun sedikit terkejut karena kehadiran Putra, dia hanya bisa bengong melihat ketampanan Putra.
"Awas woyy iler lo tuhh tumpah," disambut ketawa Alvin dan Ridho, Tasya hanya bisa menundukkan kepalanya akibat malu tetapi sesekali ia menengadahkan kepalanya untuk melihat Putra dan putra pun tersenyum melihat tingkah Tasya.
"Astagaaaaa senyumnyaaaa," Tasya pun tersentak kaget dan dia merutuki dirinya sendiri mengapa bisa ia mengeluarkan kata-kata laknat tersebut yang membuat muka nya semakin merah seperti kepiting rebus. Ia pun makin tidak memberanikan wajah nya terangkat sedikitpun.
"Yaelaaaah nyett, mukaa udah kek kepiting rebus tuh hahhaha," tawa Anna sambil menoel pipi Tasya yang semakin memerah.
"Udah dong dek, jangan bikin temen kamu makin bete kasian kan dia. Yaudah yuk kita pulang papa udah nunggu di kantornya katanya mau ngajak kita makan bareng,"
"Yaudah ayok deh Kaak, daaaah Vin dahhhh Dhooo, dadaaaah kepiting rebus wleeee," ejek Anna kepada Tasya.
"Ihhhhh Annaa awas aja looo besok yeee, abis looo wleee," balas Tasya tak mau kalah, dan sekali lagi tasya melirik ke arah putra. Putra pun tersenyum, tasya tidak kedip melihat senyum Putra "Sempurna" kata itu lah bisa tasya keluarkan dari mulutnya saat melihat senyum dan paras Putra.
Sesampainya diparkiran kini giliran Anna yang menjaili kakaknya. Ia sangat menyukai jika wajah kakak nya berubah merah seperti muka tasya tadi.
"Ciieeeee kakak ngelamunin apaa kaak? ngelamunin Tasyaa yaaa? udah ngaku aja kak, kakak suka kan sama Tasya. Tasya anaknya baik kak yahh emang sih Anna baru satu hari berteman dengan Tasya,"
"Apasihh kamu dek, ngga jelas banget," Putra sambil mengacak-acak rambut adek nya hingga berantakan, akan tetapi tanpa ia sadari ia meng"iya"kan perkataan adek nya itu dan tanpa ia sadari juga dia senyum-senyum mengingat tingkah laku tasya.
"Ihhhh kakak, kann jadi berantakan rambut akuuu hhhh tapi kakak suka kaan sama tasya, dihhh ceritanyaa love at first sight nihhh hahaha," Anna pun menoel pipi kakak nya yang semakin merah.
"Apasihhh wleee, kamu gimana udah dapet gebetan baru belom?"
"Lah kok jadi aku sihh kak, kakak tuh yang suka sama Tasyaa wlee aku bilang ayah ahhh nanti wleee,"
"Jangan dong dek, kakak malu taaaau," Putra pun memasang muka memelas nyaa.
Dan perjalan pun dilanjutkan ke kantor ayahnya dengan kecepatan sedang Putra melajukan mobilnya dengan pasti, dan kini yang menggema di mobilnya hanya lah tawa Anna, peri kecinya. Putra sangat bahagia jika melihat Anna tertawa lepas, dan Dia berjanji tidak akan membuat tawa itu menghilang dari Anna.
Jangan lupa vote dan komentar nya yaaa:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Cotton Candy
ChickLitAnna Mutiara Rilliani, gadis berumur 16 tahun yang sangat menyukai cotton candy. Cerita ini bermula pada saat Anna baru menjadi siswa di SMA Abdi Wacana. btw cover nya by @2miracle7 , Makasih yaa kak:)))