A Few Days Ago

3.5K 175 11
                                    

Seorang yeoja cantik sedang sibuk dengan aktifitas paginya. Tangan mungilnya cekatan merapikan beberapa buku dan kertas yang berserakan di meja. Mulutnya tak henti mengumpat tugas - tugas yang berhasil menciptakan dua buah kantung mata dibawah mata indahnya.

"Aishh" Dengus yeoja itu. Tangannya sesekali mengacak - acak rambutnya sendiri yang sudah tergerai rapi tanda bahwa ia benar - benar kesal pagi ini.

"Umma." Teriak yeoja itu dari dalam kamar.

"Ya! Kenapa teriak - teriak eoh?" Sang Umma muncul dari balik pintu dengan wajah kesal.

"Mian Umma." Yeoja itu -Irene- nyengir sambil mengacungkan dua jari pertanda peace.

"Wae?" Tanya Ummanya lagi.

"Apa Umma melihat buku pendamping buat skripsi milikku?" Tanya Irene sambil terus mencari buku yang ia maksud.

"Terakhir kau taruh mana?" Ummanya malah balik.

"Umma, kalo aku tidak lupa aku tidak akan bertanya ke Umma." Jawab Irene sambil terus mencari bukunya.

"Aish dasar kau ini. Belum tua tapi tingkat pikunmu sudah sangat memprihatinkan. Umma takut setelah ini kau lupa dengan namamu sendiri." Ejek sang Umma.

"Ya! Kenapa Umma jadi mengejekku, menyebalkan sekali." Dengus Irene kesal.

Sang Umma hanya terkekeh melihat anak gadisnya itu. Tangannya mengusap pucuk kepala sang anak sambil menggeleng gelengkan kepalanya. Kini tangannya mulai ikut mencari - cari buku yang dimaksud sang anak.

Langkah sang Umma berhenti didepan rak buku milik anaknya. Tangannya membolak - balikkan buku. Ia mengambil sebuah buku bertuliskan Pendamping Skripsi. Tangannya cekatan memukulkan buku itu ke kepala sang anak.

"Ya! Appo Umma. Kenapa memukulku eoh?" Tanya Irene sambil mengelus pucuk kepalanya yang sakit akibat pukulan sang Umma.

"Kau ini, makanya mencari sesuatu itu dengan mata bukan dengan mulut." Ucap sang Umma sambil meletakkan bukunya di meja.

"Ya! Umma aku juga mencari dengan mata, tapi sepertinya tadi memang tidak ada." Irene menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"Mencari buku seperti ini saja kau tak bisa, gimana nanti kau mau mencari jodoh untuk dirimu eoh?" Goda sang Umma.

"Ahh Umma kenapa suka sekali menggodaku eoh?" Irene mempoutkan bibirnya.

"Segeralah turun kebawah untuk sarapan jika tak ingin telat pergi ke kampus, Appa pasti juga sudah menunggu." Ucap sang Umma, kemudian keluar dari kamar Irene untuk segera menyiapkan sarapan.

Irene memasukkan bukunya ke dalam tas. Kemudian ia merapikan rambutnya yang sedikit berantakan. Tangannya mengambil botol parfum dan menyemprotkan ke kedua pergelangan tangannya. Irene melangkahkan kakinya keluar kamar, untuk segera bergabung dengan sang Umma dan Appa di bawah.
.
.
.
.
.
.

Seorang namja tampak keluar dari apartemennya. Mengemudikan mobilnya menuju sebuah cafe. Cafe yang sudah 6 bulan ini ia kelola. Ia keluar dari mobilnya dan melangkahkan kakinya masuk kedalam cafe. Matanya menyapu seluruh isi cafe. Terlihat senyum mengembang dari bibirnya. Ia juga menyapa beberapa karyawannya yang sedang menyajikan pesanan.

"Selamat pagi Lay-ssi." Sapa seorang karyawan.

"Selamat pagi." Balas Lay sambil tersenyum.

Lay melangkah menuju dapur, hanya untuk mengecek aktifitas pagi di dapur itu. Para karyawan yang menyadari kedatangan Lay segera membungkukkan badannya dan tersenyum ke arahnya. Lay membalas senyum dari para karyawannya dan menyuruh mereka kembali bekerja.

Just You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang