Ny. Zhang (?)

820 79 26
                                    

Krystal menerawang jauh ke depan. Yeoja itu berharap bahwa pilihanya menerima ajakan Lay untuk menikah adalah hal yang tepat. Meskipun dia sendiri juga tidak tahu pasti kenapa Lay tiba-tiba saja mengajaknya menikah. Krystal sempat berfikir bahwa sebenarnya dia hanya dijadikan tempat pelarian atas perasaannya kepada Irene. Sebenarnya Krystal juga memikirkan Irene, pasalnya yeoja itu juga masih menyayangi Lay. Ah sudahlah jalani dulu aja yang ada, masalah apa yang bakal terjadi kedepan bisa dipikir nanti. Toh dia juga menyukai Lay kan sebenarnya. Pikir Ktystal.

"Good morning." Suara serak khas orang bangun tidur mengintrupsi pendengaran Krytal sekaligus membuat yeoja itu tersadar dari lamunan panjangnya.

"Kau sedang memasak apa?" Tanya Lay sambil meletakkan dagunya di bahu sempit Krytal, oh jangan lupakan kedua tangannya yang sudah melingkar di perut yeoja itu. Krytal tak menjawab pertanyaan Lay. Yeoja itu merasa geli akibat hembusan nafas Lay yang langsung menerpa permukaan kulitnya.

"Oppa, geli. Hentikan aktivitasmu itu. Bagaimana bisa aku menyelesaikan masakan ini jika kau terus seperti ini. Apa kau tidak ingin sarapan dan pergi ke kantor hm?" Tanya Krystal.

Lay hanya menggelengkan kepala sebagai jawaban.

"Ayolah Oppa. Aku sangat ingin makan saat ini, jadi biarkan aku menyelesaikannya ya." Pinta Krystal.

"Baiklah." Akhirnya Lay melepaskan dirinya dari tubuh Krystal.

"Sebaiknya kau mandi dulu, aku akan segera menyelesaikan masakan ini." Ucap Krystal lagi. Lay hanya mengangguk - angguk sebagai jawaban dan berlalu meninggalkan Krystal sendirian.
.
.
.

Beberapa makanan sudah terhidang diatas meja. Lay tersenyum kearah yeoja yang sudah bersusah payah membuat masakan itu pagi ini.

"Sini biar aku pasangkan." Ucap Krystal sambil mengambil dasi yang berada di tangan Lay. Tubuh mereka berjarak sangat dekat. Lay memperhatikan yeoja yang ada didepannya ini. Cantik. Gumamnya yang berhasil membuat pipi Krystal merona. Entahlah apa keputusan yang Lay buat untuk mengajak yeoja itu menikah adalah hal yang tepat. Dia rasa sudah tapi entah mengapa ada sebagian hati kecilnya yang menolak. Mereka menginginkan Irene tapi Lay tidak bisa melakukannya. Jujur namja itu juga merindukan Irene, yeoja yang beberapa bulan lalu mengisi relung hatinya, yang mebuat hatinya menghangat setiap menatap gadis itu. Sudahlah toh ini sudah menjadi keputusannya, meninggalkan Irene dan menikahi Ktystal. Semoga ini menjadi keputusan yang terbaik.

Cup

Lay tersadar dari lamunanya ketika Krystal mencium pipi kananya. Lay tersenyum dan memandang lekat wajah Krystal.

"Kenapa melamun hm?" Tanya Krystal.

"Ani. Hanya sedang mengagumi ciptaan Tuhan di depanku ini."

"Gombal." Ujar Krystal sambil melangkah menuju meja makan. Namun belum sempat Krystal meninggalkan Lay, tangan namja itu sudah menarik pinggang Krystal hingga yeoja itu kini kembali berdiri dihadapan Lay.

Jantung Krystal kini sudah berdetak abnormal. Entah Lay bisa mendengarnya juga atau tidak. Kini Krystal dapat merasakan hembusan nafas Lay dan secara otomatis yeoja itu memejamkan mata. Namun tidak ada yang terjadi, apa dia sedang dikerjai sekarang? Pikirnya. Yeoja itu membuka mata dan menemukan Lay yang sedang menahan tawanya. Sepertinya dia berhasil mengerjai gadisnya itu. Wajah Krystal memerah, malu dan kesel bercampur jadi satu sekarang.

Krystal berusaha melepaskan diri dari Lay, tapi tentu saja usahanya sia-sia.

"Wae?" Tanya Krystal kesal.

Lay hanya menggelang.

"Kau tidak ingin sarapan? Ini sudah siang kau juga tidak ingin kan telat pergi ke kantor?" Tanya Krystal lagi.

Just You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang