END

1K 78 0
                                    

Mood Irene benar benar hancur pagi ini. Lihat lah rumahnya yang berantakan. Sampah bungkus makanan, kaleng minuman berserakan dimana-mana. Siapa lagi pelakunya jika bukan teman teman Lay. Semalam mereka habis party kecil-kecilan tapi ya namanya juga cowok pasti enggak mau ngrapiin lagi lah. Alhasil pagi ini Irene yang turun tangan.

"Ini kalo nggak mau bersihin ya jangan bikin pesta. Nyusahin aja." Gerutu Irene.

Irene dan Lay memang tidak menyewa maid. Irene bilang dia sanggup ngebersihin rumah sendiri. Dan sekarang sepertinya Irene merasa menyesal tidak menyewa maid.

Sekarang jam sudah menunjukkan pukul 07.00 dan Irene baru saja selesai membersihkan rumahnya. Seharusnya Lay ada membantu Irene tapi nyatanya laki-laki itu masih asyik tidur dibawah selimut.

Irene berjalan menuju kamarnya untuk membangunkan Lay.

"Lay bangun. Lihatlah ini sudah jam berapa." Irene menepuk nepuk tangan Lay, berharap laki laki itu mau bangun. Namun hasilnya nihil.

"Lay bangun." Lay menggeliat dan membuka matanya perlahan.

"Ya! Domba besar segera bangunlah. Bangunkan anak anak juga aku akan membuatkan kalian sarapan. Kau hari ini ada meeting kan?" Sebenernya sekarang itu hari Minggu, tapi ya gitu Lay ada meeting mendadak.

Irene bangkit dari duduknya namun Lay menahan tangannya.

"Kenapa?"

"Morning kiss ku mana?" Tanya Lay. Sebenernya bukan sebuah pertanyaan tapi lebih kepermintaan.

"Bangunkan dan mandikan anak anak dulu baru dapat morning kissmu." Lay berdecih dan segera turun dari tempat tidurnya, menuju kamar anak sulungnya.

Sementara Lay membangunkan anak anaknya, Irene sibuk berkutat dengan masakan pagi.

Lay keluar dari kamar dengan menggendong si kembar dan jangan lupakan Anson yang ada di belakangnya.

"Selamat pagi eomma. Kita sudah tampan loh." Irene terkekeh mendengar ucapan Lay yang dibuat menirukan suara anak kecil.

"Selamat pagi juga para jagoan eomma." Irene mencium pipi Anson, juga si kembar.

"Kenapa tidak menciumku juga?" Tanya Lay.

"Maaf anda siapa ya?" Gurau Irene.

Lay yang kesal adalah hiburan tersendiri bagi Irene. Mukanya itu lo lucu.

"Haha kemarilah." Titah Irene.

Lay berjalan mendekat setelah menaruh si kembar di kursi bayinya.

Cup

Irene mengecup sekilas bibir Lay. "Sudah."

Sebenarnya masih ingin lagi, tapi ya sudahlah.

"Tunggulah di meja makan, masakannya akan segera matang." Lay berjalan menuju meja makan, menuruti perintah istrinya. Tak lama Irene juga datang dengan berbagai hidangan.

Irene mengambilkan nasi dan beberapa lauk untuk Lay dan Anson. Setelahnya wanita itu berjalan kearah dua anak kembarnya dengan satu mangkuk bubur bayi di tangannya.

"Eomma tidak ikut sarapan?" Tanya Anson.

"Nanti setelah eomma selesai menyuapi adik kembarmu ini." Jawab Irene.
.
.
.
.

Hari Minggu adalah hari yang tepat untuk sekedar berkumpul atau jalan jalan bersama keluarga. Sebenarnya Irene juga sudah merencanakan untuk jalan jalan keluar bersama Lay dan ketiga anaknya, namun karena Lay ada pertemuan perusahaan rencana jalan jalannya itu hanya menjadi wacana saja.

Just You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang