Lose You

741 93 6
                                    

Entah sudah sejak kapan Irene dan Lay tak saling berkomunikasi. Yang jelas selama waktu itu pula Irene tak henti memikirkan Lay. Dia hanya tidak menyangka bahwa pengakuan itu akan berakhir seperti ini. Tragis memang, ketika orang yang kau suka malah menjauh setelah dia menerima kenyataan semacam itu. Apa setiap orang akan melakukan hal yang sama seperti Lay? Irene hanya berharap cukup dirinya yang merasa seperti ini. Cukup dia yang merasa terabaikan oleh cintanya sendiri.

"Irene-ssi apa kau akan terus melamun?" Kyungsoo yang sedari tadi menjelaskan malah dihiraukan oleh Irene.

"Ne?"

Kyungsoo menghela nafas kasar.

"Disini kau yang harus memperhatikanku, bukan aku yang harus memperhatikanmu."

"Jeosonghamnida Dosen Do." Sesal Irene dan mencoba untuk kembali fokus.

"Jika kau memang perlu istirahat, maka istirahatlah. Aku tidak ingin memaksamu." Ujar Kyungsoo mulai membereskan buku-bukunya.

"Ayo, akan kuantar kau pulang."

"Dosen Do, bisakah kau mengantarku ke Cafe yang kemarin?"

"Mwo? Kau mengajakku ke sana? Bukankah kau ada masalah disana?" Tanya Kyungsoo meyakinkan ajakan Irene. Dia masih ingat dengan betul ketika Irene menangis di pelukannya. Dia terlihat sangat rapuh. Kyungsoo tidak yakin bahwa Irene akan baik-baik saja ketika ada di Cafe itu lagi.

"Gwenchanayo." Irene manampilkan senyum termanisnya dan membuat Kyungsoo tidak dapat menolak ajakan yeoja ini.
.
.
.
.
Suara bel yang memang ia gantung di pintu mengeluarkan suara pertanda ada seseorang yang memasuki cafe itu.

Irene menghentikan langkahnya ketika hanya melihat seorang Baekhyun yang berdiri di belakang kasir. Pemandangan yang aneh memang jika Baekhyun yang berdiri di sana. Irene terlalu lekat dengan melihat Lay yang berdiri di sana saat ia datang.

"Annyeonghaseo Dosen Do." Sapa Baekhyun pada Kyungsoo yang merupakan dosennya juga.

"Jika kita diluar kampus, kau cukup memanggilku Kyungsoo."

Baekhyun langsung nyengir kuda menunjukkan deretan gigi putih yang ia miliki.

"Dimana Lay?" Tanya Irene tiba-tiba setelah selama beberapa detik celingak celinguk mencari keberadaan namja itu.

Baekhyun langsung mengatupkan bibirnya. Dia sedikit terkejut ketika Irene menanyakan keberadaan Lay.

"Kau tidak tahu?"

Irene mengangkat sebelah alisnya seolah tidak mengerti dengan apa yang dimaksud Baekhyun saat ini.

"Dia berangkat ke China tadi pagi."

"Mwo?" Irene sedikit terkejut mendengar berita ini.

"Kedua orang tuanya meminta dia kembali. Dan dia diminta untuk meneruskan bisnis kedua orang tuanya itu."

"Hah?" Ya Tuhan, setumpuk air telah menggerombol di pelupuk mata Irene.

"Jadi dia menetap disana?" Dan akhirnya air matanya berhasil jatuh membasahi pipinya.

Disaat yang bersamaan juga Krystal datang. Dia tampak bingung dengan suasana mencekam di cafe ini. Di tambah lagi dia melihat Irene tengah mengeluarkan air mata.

"Apa hanya aku yang tidak...tahu tentang kepergian Lay?" Isakan Irene terdengar sangat menyakitkan.

Tatapan Krytal lalu beralih ke arah Baekhyun. Mencari kejelasan yang faktanya Baekhyun juga tidak tau apa apa.

"Kau juga.. mengetahuinya Krys?" Tanya Irene masih dengan isakannya.

Krystal tidak berniat menjawab. Ia hanya tidak ingin membongkar fakta bahwa dirinyalah yang bahkan mengantar Lay ke bandara beberapa saat yang lalu. Dia juga tidak ingin membuat Irene lebih sakit. Dia terus membungkam mulutnya. Diam lebih baik, pikirnya.

Just You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang