It's Begining

752 92 14
                                    

Irene mengecek ponselnya, namun tak ada satu pesan pun dari namja itu dan sepertinya tak ada tanda - tanda bahwa namja itu akan menghubunginya.

Irene menuruni anak tangga rumahnya. Dilihatnya sang Umma dan Appa yang sedang bersantai di ruang tengah sambil menonton acara favorit mereka. Irene berjalan ke arah dapur, membuka pintu kulkas dan mengambil air dingin disana.

Matanya melirik jam dinding yang terpasang di dinding ruang tengah. Huft. Irene membuang nafas kasar.

"Sepertinya dia masih sibuk dengan yeoja itu." Ucap Irene pelan.

Irene kembali menaiki anak tangga bermaksud kembali ke kamarnya. Namun langkahnya terhenti akibat suara sang Umma.

"Irene." Panggil sang Umma.

Irene membalikkan badannya menghadap sang Umma.

"Kemana Lay? Dia tak kesini?" Tanya sang Umma.

"Hmm molla sepertinya dia sedang sibuk." Jawab Irene seadanya.

"Yah." Ucap Bae Shin Hye kecewa.

Irene tak menanggapi ucapan sang Umma. Kini dia sudah berada di dalam kamar kesayangannya. Dia berusaha menyingkirkan perasaan aneh yang meresahkan hatinya akhir-akhir ini.

Irene merebahkan tubuhnya di ranjang queen size nya, mencoba untuk menyelami alam mimpinya. Namun aktivitasnya harus terusik dengan dering dari ponselnya. Irene membelalakkan mata setelah membaca pesan yang tertulis disana. Yeoja itu berlari menuruni anak tangga setelahnya.

Tangannya cekatan membuka pintu rumahnya. Nampak namja tampan berdiri disana.

"Hai." Sapa Lay.

"Um hai. Ku kira kau tak datang." Balas Irene.

"Aku tak ingin mengecewakan Umma." Ucap Lay seadanya.

"Mm arra, kajja Umma sudah menunggumu dari tadi."

Irene mencoba menetralkan degub jantungnya. Entahlah setiap berada di dekat Lay, jantungnya selalu berdetak abnormal. Mungkin saja Lay kini bisa mendengar suara detak jantung Irene.

"Umma, Lay datang." Ucap Irene kepada sang Umma.

Bae Shin Hye langsung berdiri menghampiri Lay.

"Annyeong haseyo Umma." Ucap Lay sopan.

"Annyeong Lay. Woah kau semakin tampan saja Lay." Balas Bae Shin Hye.

Lay hanya tersenyum malu mendengar ucapan Bae Shin Hye. Dan tentu saja Irene hanya memutar bola matanya malas mendengar ucapan Umma nya.

"Dasar genit." Ucap Irene pelan.

"Kau bilang apa Irene?" Tanya Bae Shin Hye dengan tatapan deathglare.

"Ah Ani. Aku akan membuat minum." Irene berlari menuju ke arah dapur sebelum mendapat omelan dari Umma nya.

Lay dan Bae Seungho yang melihat tingkah ibu dan anak ini hanya menggeleng gelengkan kepala. Terlalu kekanak-kanakan. Pikir mereka.

"Mari duduk Lay. Ah iya ini Appanya Irene."

"Annyeong hasimnika ahjussi. Lay imnida." Ucap Lay sopan.

"Annyeong Lay. Panggil saja Appa, ne."

"Ne Appa."

Tak lama Irene datang dengan nampan berisi empat cangkir teh.

"Silahkan di minum." Ucap Irene.

"Terimakasih." Balas Lay.

"Jadi kenapa Umma menyuruh Lay kemari?" Tanya Irene

Just You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang