Am I Wrong?

731 89 10
                                    

Aroma sup jagung kesukaan Lay berhasil menguar di dalam kamarnya. Secara otomatis Lay segera bangkit dan keluar menuju dapur appartementnya. Beberapa macam makanan telah tersedia dengan rapi di atas meja. Dapat dipastikan siapa yang telah mempersiapkan ini. Bola matanya mengitari seluruh penjuru ruangan, tapi yeoja itu tidak ada. Sebuah note yang tertempel di kulkas mencuri perhatiannya.

Selamat pagi,

Aku sudah menyiapkan sarapan serta air hangat untukmu. Cepatlah mandi selagi airnya hangat. Sampai jumpa nanti sore, aku menunggumu di depan kampus.

Irene

Kedua sudut bibir Lay terangkat keatas membentuk guratan senyuman yang tampan.
.
.
.

Irene terus berjalan melewati koridor kampusnya dengan senyum yang masih mengembang. Dia terlihat seperti kiddo yang baru saja mendapat lollipop gratis.

Yang ada di pikirannya saat ini adalah bagaimana caranya dia mengungkapkan segala rasa yang berkecamuk di dalam hatinya. Dia hanya ingin Lay tau apa yang dia rasakan. Namun, Irene sama sekali belum memikirkan tentang resiko apa yang akan timbul dari pengakuannya sore nanti.

Lay bisa saja menyukaiku juga. Dia selalu bertingkah manis padaku.

Mungkin itu secuil pemikiran yang ada di otak Irene. Yah, begitu manis memang setiap perlakuan Lay. Setiap yeoja pun juga suka perlakuan manis bukan?

"Berhentilah melamun, kau bisa menabrak semua orang." Celetuk seseorang yang sudah berada di samping Irene sejak beberapa saat yang lalu.

Tentu saja yeoja mungil ini terkejut. Dan saking terkejutnya ia refleks memukul lengan seseorang yang bahkan belum dia tau siapa.

Matanya membulat dengan sangat sempurna saat melihat Dosen Do tengah mengelus lengannya.

"Dosen Do?" Kaget Irene masih belum meminta maaf.

"Jeosonghamnida, saya benar-benar tidak tahu. Saya pikir tadi.... B-Baekhyun." Sambung Irene terbata sambil terus membungkukkan badannya.

"Kau punya kebiasaan memukul orang ya?" Kesal Kyungsoo menatap heran Irene.

"A-aniyo, itu refleks. Dan---" Elak Irene agar tidak mendapat hukuman pertama dari Dosen Do.

"Refleksmu menandakan kebiasaanmu." Sela Kyungsoo membuat Irene mati kata.

"Jeosonghamnida Dosen Do. Saya benar-benar menyesal." Sesal Irene sekali lagi, berusaha untuk menghindari segala macam hukuman yang bisa saja terjadi.

Tidak menjawab pertanyaan Irene, Dosen Do melangkah menjauh meninggalkan yeoja itu. Irene hanya mendengus kecil dan segera mengekor di belakang Kyungsoo untuk memasuki kelas.

Irene memasuki kelas setelah Kyungsoo. Matanya menemukan bangku kosong di samping Baekhyun. Dengan segera ia berjalan mendekat---

"Siapa saja yang datang setelah saya, kalian di persilahkan untuk menutup pintu dari luar."

Duaarr...

Irene berhenti. Mematung. Seluruh sarafnya seolah berhenti bekerja ketika mendengar sindiran halus macam itu. Perlahan tapi pasti Irene berpaling untuk berjalan ke arah Kyungsoo.

"D-dosen Do?" Panggil Irene pelan.

"Pernyataan saya belum jelas?" Alih-alih untuk menjawab panggilan Irene, ia malah kembali bertanya.

"J-jeos---" belum sempat Irene menyelesaikan ucapan maafnya.

"Silahkan buka silabus kalian halaman 63." Perintah Kyungsoo menghiraukan permintaan maaf Irene.

Just You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang