New life

994 68 19
                                    

Irene masih membeku di tempatnya. Jujur, Irene sangat merindukan rengkuhan Lay yang semacam ini. Begitu hangat dan menenangkan baginya. Tapi disaat istrinya baru saja pergi, apa dia pantas melakukan ini?

Selanjutnya Irene tersenyum miris, "sekali lagi kau membuktikan bahwa kau brengsek Lay."

Akhirnya yeoja itu menghempaskan tangan Lay secara paksa dan meninggalkannya. Lay hanya melihat punggung mungil itu yang semakin menjauh dari pandangannya. Yeoja itu benar. Dirinya memang brengsek dan kurang ajar. Bahkan dia sendiri juga sadar.

Lay mengacak rambutnya kasar lalu berteriak sekencang kencangnya untuk meluapkan apa yang dia rasakan. Bahkan sudah sejak tadi dia menangis merasakan betapa sulitnya kehidupan yang ia jalani.
.
.
.
.
Langkah Irene terhenti ketika melihat dragbar berjalan dengan perlahan. Diatasnya terdapat seseorang yang sudah ditutup dengan kain putih. Air matanya kembali menetes ketika sadar bahwa itu adalah Krystal. 

Irene menghentikan beberapa orang suster yang akan membawa Krystal menuju kamar mayat. Dia membuka kain itu. Dan terlihat wajah Krystal yang apik berubah menjadi sangat pucat. Irene menangis kembali melihat seseorang yang sudah ia anggap seperti adik sendiri, malah berakhir seperti ini.

Walaupun dia pernah merenggut segala kebahagiaannya, tapi rasa sayangnya juga lebih besar dari rasa bencinya pada Krystal.
.
.
.
.
Acara pemakaman Krystal telah selesai. Dan kini Lay masih duduk di depan foto Krystal. Dia memandangnya lekat.

Irene dan Kyungsoo serta Kai yang memang bergabung dalam acara persemayaman itu mulai mengambil langkah untuk menjauh. Sedangkan Baekhyun, dia masih berdiri di belakang Lay sambil memegangi sebuah payung agar Lay tidak terkena hujan yang saat ini tengah mengguyur kehangatan bumi.

"Bisakah kau tinggalkan kami berdua Kai?" pinta Kyungsoo saat akan masuk ke dalam mobil.

Kai melempar tatapan tak mengerti, walaupun akhirnya dia mengalah. Dia paham, bahwa sebenarnya Kai diminta untuk naik taksi dan tidak pulang bersama di mobil Kyungsoo. Dia paham. Apa boleh buat? Itu bukan mobilnya, dan Kyungsoo berhak melakukan itu.

Kai mulai berjalan meninggalkan Irene dan Kyungsoo. Irene tampak bingung, ada apa dengan Kyungsoo yang sejak tadi hanya diam.

"Ada apa?" tanya Irene penasaran.

"Mari kita akhiri semua."

Hati Irene mencelos ketika mendengar ucapan Kyungsoo. Rasanya ada sebuah pisau yang sekarang tengah mencabik-cabik hatinya.

"Jangan bercanda Kyung." Irene hendak menarik pintu mobil Kyungsoo jika namja itu tidak menghentikannya.

"Pergilah bersama Lay. Aku sama sekali tidak melarangmu. Aku tau Rene, kau diciptakan bukan untukku. Aku mencintaimu. Dan mencintaimu bukan berarti kau akan bahagia bersamaku. Bahagiamu adalah Lay. Ini bukan karena Krystal yang meminta. Bahkan aku sempat berpikir melakukan ini saat pernikahan kita kemarin. Ini bukan salah Lay, bukan salahmu, bukan salah Krystal, juga bulan salahku. Ini kehendak takdir Rene."

Irene menangis. Kenapa semua terasa lebih rumit dari sebelumnya. Apa yang sebenarnya Kyungsoo katakan?

"Aku dan Krystal memang sempat berpikir egois, tapi kita berdua sama sama memutuskan untuk melepas kalian. Dan itu untuk kebahagiaan kalian."

"Ta-tapi.." belum selesai Irene berbicara dan Kyungsoo langsung menangkup kedua pipi Irene dan menatap matanya dalam.

"Jika kau tanya apa aku terluka? Jawabannya adalah tidak. Aku akan lebih terluka jika melihatmu tidak bahagia bersamaku. Biarkan orang diluar sana mengatakan aku munafik. Tapi memang itu yang aku rasakan, dan perlu aku lakukan." Kyungsoo melempar senyum termanisnya. Matanya mengisyaratkan bahwa dia memang baik baik saja. Matanya tulus bahwa dia ingin melihat Irene bahagia.

Just You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang