Lose Control

819 61 3
                                    

Di dalam mobil ini mereka masih diam. Tak ada yang berniat membuka suara. Hanya suara tetesan hujan serta air conditioner yang berfungsi seperti biasa.

"Krys kau sakit? Kok diem?" tanya Lay yang sedari tadi hanya diam memperhatikan gerak gerik Krystal yang menurutnya sedikit aneh.

Krystal hanya menggeleng pelan tanpa menoleh untuk menatap Lay.

"Katakanlah sesuatu. Aku benar benar benci ketika kau mendiamiku Krys."

Yeoja itu masih diam.

"Jangan membuatku layaknya orang bodoh saat kau diam dan aku tidak tau alasannya. Jika aku salah, maka katakan Krys." ujar Lay setelah dia berhasil menepikan mobilnya di bahu jalan.

Krystal masih enggan menjawab. Lay dibuat pusing oleh perubahan sikap Krystal yang seperti ini. Dia hanya memijit pelipisnya pelan lalu meluapkan emosinya dengan memukul kemudinya dengan keras.

"Kumohon katakan sesuatu Krys." pinta Lay menghaluskan nada bicaranya ketika mendengar suara isakan dari mulut Krystal.

"A.. Aku.. Mencintaimu Lay." baru kali ini Krystal memanggil Lay dengan namanya. Sebelum itu Krystal selalu memanggilnya oppa. Lay sempat sedikit terkejut ketika mendengar Krystal menyebut namanya.

Lay memegang pundak Krystal lembut lalu memutar tubuh yeoja itu agar berbalik menatapnya. Sedangkan Krystal masih menunduk, berusaha menyembunyikan air mata yang deras mengalir dari manik hazzel nya.

"Biarkan aku bersikap egois kali ini Lay." akhirnya Krystal berani menatap Lay dengan mata yang telah dipenuhi molekul air.

"Krys.. Apa yang kau bicar-"

Belum selesai Lay mengucapkan kalimatnya, Krystal malah mengunci bibir Lay dengan sebuah ciuman yang cukup membuat namja itu terkejut. Apalagi ketika Krystal malah melumatnya sedikit kasar.

Lay berusaha melepas ciuman itu dengan paksa. Dan ketika berhasil dia lihat, Krystal menangis lebih keras. Pundaknya bergetar sangat hebat.

"Krys, ada apa?" tanya Lay lembut.

Krystal masih enggan menjawab. Hal itu membuat Lay tak sanggup untuk tidak memeluk Krystal. Dia tidak tau pasti apa yang sebenarnya terjadi. Tapi dia pasti yakin, bahwa Krystal sangat membutuhkannya saat ini.
.
.
.
.
Akhirnya Lay membawa Krystal ke hotel dimana dia menginap. Yeoja itu menolak mentah mentah ketika Lay menawarkan diri untuk mengantar ke apartemen miliknya.

Tidak ada pilihan lain selain hotel ini. Lay membawakan secangkir coklat panas dan membawanya ke kamar dimana Krystal tengah berbaring.

Dilihatnya yeoja itu tengah termenung, diam dan menatap kosong foto di dalam dompetnya. Foto yang dia ambil ketika berada di China bersama dengan Lay. Sudut bibirnya terangkat dan itu membuat Lay sedikit lega bahwa Krystal baik baik saja.

"Kau sudah tenang?" Lay berjalan mendekat dan mengulurkan coklat panasnya.

Krystal sedikit tersenyum lalu menerima uluran tangan Lay.

Namja itu kembali tersenyum ketika tau bahwa yang berhasil membuat Krystal tersebut adalah foto yang ada di dalam dompetnya.

"Apa itu membuatmu bahagia?" tanya Lay sambil melirik ke arah dompet yang baru saja Krystal letakkan di atas nakas.

Yeoja itu hanya tersenyum kecil dan ikut meliriknya sekilas. Setelahnya Krystal menghempaskan nafas kasarnya.

Lay lalu mengangkat kedua kakinya untuk duduk berhadapan dengan Krystal. Ia memungut kedua tangan yeoja itu lalu menatap matanya lembut. Berharap Krystal akan menceritakan semua.

Just You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang