Mili is Mila??

2.2K 130 24
                                    

Pagi ini nampaknya langit sedang tidak bersahabat karena hujan yang tak kunjung reda sejak pagi buta.

Mila melihat kesampingnya dan mendapati kevin masih tertidur pulas. Mila menyentuh kening kevin dan mengecupnya cepat. Mila tersenyum. Dia merasa bahagia atas apa yang diterimanya sampai saat ini.

Setelah puas melihat wajah sang suami, mila turun dari tempat tidur dan membuka tirai kamarnya. Cahaya redup langsung menyambut dengan air yang mengalir dengan deras di luar jendela.

Mila nampak terpaku beberapa saat sambil menatap keluar jendela. Tanpa sadar tangan mila sudah meraba jendela kamarnya dan alam pikirannya mulai melayang jauh.

Ya tuhan, maafkan atas semua kesalahanku. Keegoisanku telah menghancurkan semua. Aku tak kuasa menahan api cinta yang semakin membara di hatiku, tapi aku juga tak kuasa menahan amarah sekaligus sakit hati yang dirasakan oleh kakakku nanti. Tuhan, hukum aku atas kebodohanku. Aku tak pantas menjadi seorang anak, adik, bahkan istri.

Aku menghancurkan hidupku sendiri karena rayuan hati kecilku yang lama tlah terkubur. Kini semua sudah terlambat. Jika saja aku tak terbujuk rayuan hati kecilku maka aku.. aku... ya.. mungkin aku hanya akan tetap menjadi seorang mila. Mila yang pendiam, penurut, bahkan tak pandai bergaul.

Aku tidak akan merasakan kebahagiaan yang aku rasakan kini. Aku tidak akan tahu rasanya dicintai oleh orang yang aku cintai sejak dulu. Aku tidak akan tahu rasanya dikelilingi banyak sahabat yang menyayangiku. Aku tidak akan tahu rasanya menjadi wanita yang tidak pernah aku bayangkan.

Maafkan keegoisanku. Aku hanya ingin mencicipi sedikit kebahagiaan dari kehidupanku yang membosankan. Mungkin aku akan selalu terkurung dalam dunia yang aku ciptakan sendiri. Dunia dimana tidak ada kevin, tawa, dan cinta.

Air mata menetes perlahan dari kedua sudut mataku. Aku tersadar dari lamunanku dan segera menghapus air mataku. Aku memandang ke arah kasur dan kevin masih tertidur lelap disana. Aku melangkahkan kakiku keluar kamar dan berjalan menuju tempat kerja suamiku.

Kubuka pintu ruang kerja kevin dan aku disambut aroma yang sangat aku sukai. Ya, ruangan ini dipenuhi aroma tubuh suamiku. Aku menjejakkan kakiku menuju kursi didepan meja dimana suamiku biasa bekerja.

Aku duduk disana lalu membuka laptop milik suamiku. Aku menyalakannya dan langsung membuka skype. Aku lupa jika mili mengajakku sype. Mungkin karena demamku yang membuatku menjadi sangat lemas dan akhirnya terlelap.

Saat layar skype muncul dihadapanku, aku melihat sebuah panggilan.

Mili..

Aku melihat wajah saudara kembarku dari layar laptop dihadapanku. Dia terlihat sangat cantik dan senang. Mili pasti sangat senang karena apa yang dicita-citakannya terwujud.

"Milaaaaaaa..." teriakan mili menyadarkanku.

"Hai." Jawabku singkat.

"Gue kangen banget sama lo."

Tersenyum. Hanya itulah jawaban yang bisa kuberikan pada mili. Bagaimana bisa aku mengatakan merindukannya jika hatiku sangat egois untuk memiliki kevin.

"Benggong aja sih lo. Ada masalah?" Pertanyaan mili membuatku binggung harus menjawab apa.

"Gakpapa kok. Oh iya, gimana disana? Seru?" Tanyaku mengalihkan perhatian.

"Banget. Sumpah, gue pasti nyesel banget kalo gue gak ambil kesempatan ini. Gue juga ucapin makasih banget buat lo ya mil karena mau bantuin gue."

"Aku juga ikut seneng." Jawabku seadanya.

"Oiya, kevin lagi apa?"

Deg.

TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang