Kenangan yang kembali (1)

1.9K 120 10
                                    

Aku melangkahkan kakiku menuju halaman depan rumahku. Cleo hanya mengantarku sampai ke gerbang depan saja karena mendadak ada urusan penting yang harus diselesaikan.

Sepanjang perjalanan cleo masih saja mengungkit masa lalu antara aku dan cleo, tapi untungnya es krim yang kubeli sedikit membantuku. Padahal aku sudah memakannya sejak masih di gedung, tapi hingga kini aku berada di halaman rumahku, es krim ini masih tersisa, walaupun tinggal sedikit.

Cekrek-

Aku terpaku pada apa yang ada dihadapanku kini. Tubuhku terasa menegang dan tak mau bergerak sedikitpun. Keringat dingin mulai keluar dari setiap pori kulit tubuhku. Bahkan es krim yang sedari tadi kupegang sudah meleleh jatuh ke lantai rumahku.

"Mili.."

Aku masih terdiam tak bergerak sedikitpun. Aku masih memandang lurus kedepan. Seakan tak percaya pada apa yang dilihat oleh kedua mataku.

"Mili, es krim kamu jatuh sayang." Ucap mama sambil berjalan kearahku.

Saat mama berada disampingku, aku menoleh kearahnya. Aku melihat ke lantai rumahku yang sudah dikotori oleh es krim yang kubawa.

"Mboookk.." panggil mama pada si mbok.

"Iya bu." Si mbok berlari kecil menghampiri jane yang berada tepat disampingku.

"Tolong bersihin ya." Ucap mama sambil menunjuk lantai didepanku.

Si mbok buru-buru ke dapur untuk mengambil lap pel. Sementara itu, mama mengajakku duduk untuk menemui seseorang yang membuatku mematung.

"Andika, kenalin ini mili, kakaknya mila." Mama memperkenalkanku pada seorang laki-laki yang sudah kukenal.

"Hai, gue andika. Panggil aja dika." Dika tersenyum dengan mengulurkan tangannya padaku.

Tubuhku gemetar hebat dan aku tak tahu apa yang harus aku lakukan. Bahkan aku tak bisa membayangkan seperti apa wajahku saat ini. Pasti sangat.. kacau..

"Mili, kok diem aja." Mama menyenggol lenganku.

Aku terenyuh dan mulai membalas uluran tangannya. Aku berusaha menampilkan sebuah senyuman padanya, tapi.. aku tidak tahu senyuman seperti apa yang ada diwajahku kini.

Hangat. Itulah yang kurasakan saat menyentuh tangannya. Dan rasanya masih sama seperti yang dulu.

"Duduk dulu dika." Mama mempersilahkan dika untuk duduk.

Aku dan mama duduk di sofa agak besar berwarna cream, sementara dika duduk di sofa berwarna hitam. Dika terus menampilkan senyumannya sementara aku hanya bisa diam tak berkutik.

Si mbok datang membawa 3 gelas minuman untuk kami. Setelah meletakkan gelas itu, si mbok segera pergi. Suasana kembali hening dan kaku.

"Silahkan diminum dika." Ajak mama pada dika.

Dika tersenyum lalu mengambil gelas berisi orange juice dan segera meneguknya. Dia menghabiskan hampir setengah gelas. Mungkin dia haus atau dia merasa agak sedikit tegang karena suasana yang kurang menyenangkan ini.

"Sebelumnya tante minta maaf ya karena minta dika buat dateng kesini." Aku melihat raut sedih dari wajah mama. Sepertinya ada hal serius yang membuat mama meminta dika kesini.

Flashback on-

Malam ini langit terlihat sangat cerah. Bintang-bintang berkelap kelip dan rembulan menantang sang malam dengan sinarnya yang terang. Aku menjadi salah satu penikmat keindahan malam di hari ini.

"Hai."

Aku menoleh kearah suara yang menyapaku. Aku melihat seorang laki-laki yang memakai kaus berwarna hitam dengan kemeja yang bagian lengannya sedikit dilipat sampai ke siku.

TwinsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang