^DON'T BE A SILENT READER^
***************************
Sinar matahari pagi itu kembali memaksa menerobos masuk diantara cela-cela horden kamar penginapan itu, memaksa seorang pria untuk segera membuka kelopak matanya. Malas!
Pria itu menggeliat meregangkan otot-otonya masih dengan memejamkan matanya, tangannya mulai meraba-raba di sekitar tempat tidurnya menyadari ada yang salah, pria bermata hazel itu segera bangkit mendudukkan dirinya di tempat tidur dengan mata yang kini sepenuhnya telah terbuka, melihat keatas tempat tidurnya."Kemana wanita itu.." Gumamnya, sesaat kembali mengerjapkan matanya dan mulai mengedarkan pandangannya keseluruh ruangan kamarnya namun tetap tidak menemukan wanita yang di carinya.
Sebelum benar-benar melangkah keluar kamar, Justin segera mengenakan celana boxernya dan kembali mencari wanita yang semalam tidur bersamanya.
"Alianna..." panggil Justin sedikit berteriak, nihil.
Wanita itu tidak sedang berada di penginapan, Justin melirik jam, pukul setengah sembilan pagi, pesawat mereka akan berangkat jam dua belas siang ini. Kembali pria itu melihat secarik kertas diatas sofa diantara kelopak-kelopak mawar yang sengaja di biarkan berhamburan disana semalam dan ruangan ini belum di bersihkan, pria itu melangkahkan kakinya mendekati sofa menyambar kertasnya.
'Selamat Pagii^^ aku keluar sebentar hanya untuk melihat matahari terakhir di Hawai, menikmati ketenangan disini untuk terakhir kalinya, tenang saja aku akan kembali sebelum siang~Anna'
"Lagi ?" gumamnya sedikit menggeleng, kemudian melangkah mendekati kulkas untuk mengambil minumannya.
---------------
"Kapan kau kembali ?"tanya Alianna pada seorang pria yang sejak tadi telah menemaninya, menyaksikan terbitnya matahari.
"Entahlah, aku belum punya rencana untuk kembali ke New York" sahut pria itu cuek, kembali menatap kearah laut yang kini telah terasa panas akibat matahari yang kini mulai meninggi.
"Luke... apa kita bisa bertemu lagi di New York ?" tanya wanita itu lagi menyandarkan punggungnya pada batang pohon di sampingnya, sejak tadi mereka menyaksikan terbitnya matahari dari bawah pohon besar yang memiliki dahan rendah yang cukup kuat untuk mereka berdua duduki. Anna tidak lagi menghadap kearah pantai, wanita itu mengangkat kakinya duduk bersila diatas dahan itu menatap Luke.
Pria itu berbalik menatap Anna sembari terkekeh "Kau pasti akan merindukanku.." ucapnya terdengar meledek.
"Cih..." Anna mencibir dan kembali menambahkan "Tidak akan-"
"Tidak ?" Luke menyela memicingkan matanya menatap Anna, wanita itu mengangguk yakin sembari terkekeh melihat Luke "Baiklah.. kalau begitu kita tidak akan pernah bertemu di New York- heiii.." ucapan Luke langsung mendapat pukulan pelan Anna di kepalanya "Bagaimana kalau aku geger otak karna tanganmu itu ?" Lanjutnya cepat sembari mengusap pelan belakang kepalanya.
Anna tertawa dan kembali menyaut "Demi tidak pernah geger otak hanya karna aku sering memukul kepalanya, Dan kauu..." Anna meletakkan jari telunjuknya di pipi Luke dan mendorongnya perlahan "Berlebihan" Lanjutnya masih dengan sisa tawanya.
"Lagi pula luke.." Anna meredam tawanya dan kembali menambahkan "Apa karna kita akan berpisah di tempat ini, hubungan pertemanan kita juga akan berakhir ?"
"Tidak akan berakhir hanya karna kita tidak lagi berada disini Anna" Luke menyaut sembari tersenyum menatap wanita di sampingnya "Kau tenang saja aku pasti akan menemuimu di New York-"
"Tanpa perlu tau alamatku ?"
"Kau akan memberikan alamatmu ?" Luke balik bertanya dengan kening terangkat.
![](https://img.wattpad.com/cover/81324757-288-k160741.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
CONTRACT MARRIAGE
عاطفيةSemua ini seperti mimpi,mimipi buruk yg sangat menyiksa membuatku ingin segera terbangun dan menghirup kembali udara bahagiaku. Namun di menit-menit terakhir saat aku benar-benar akan terbangun dari mimpi buruk ini. Perlahan mimpi buruk ku berubah m...