Tin!
"Lo siap?" tanya Sammy.
"Always," jawab Julieta agak takut.
Sammy melepas seat belt dari tubuhnya sembari berkata, "Setelah selesai gue bakal langsung pergi ke rumah Isyana, buat nyelesain masalah kita berdua."
Julieta mengangguk dan ikut melangkah keluar. Sebelum menutup pintu, Sammy kembali menekan klakson untuk mengundang Paradina keluar dari rumah dan melihat adegan bohongan ini.
Melihat pintu terbuka, Sammy berjalan setengah memutari mobilnya dan berdiri di hadapan Julieta yang tampak ketakutan serta tegang. Julieta menutup matanya dan melipat bibirnya ke dalam ketika Sammy menempelkan struk di bibirnya, kemudian memegang pinggang Sammy. Cowok itu tersenyum sebentar karena ekspresi Julieta yang lucu. Lalu, Sammy menempelkan bibirnya ke kertas struk di atas bibir Julieta selama 3 detik saat melihat siluet perempuan di teras rumah.
"What the ... Juli! Sam!" pekik Paradina.
Sammy melepas bibirnya dari struk itu, memasang mimik wajah seolah tertangkap basah sambil meremas struk itu dan dibuang di belakang tubuhnya. Julieta juga memasang mimik sama yang seperti Sammy, tapi kali ini bukan hanya sekedar acting karena tepat di samping kakaknya ada sang papi dan kakak tertuanya. Jantung Julieta berdetak hebat.
"Umm ... permisi, Om." Sammy berlari ke bangku kemudi dan mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi.
"Eh, Kak Sam!" Julieta berteriak tak terima melihat Sammy pergi begitu saja setelah rencana tak berjalan mulus, bahkan menambah masalah baru. Oh my ... oh my ..., batin Julieta ketakutan. Dengan perlahan Julieta berjalan memasuki teras.
"Lo kurang ajar!" Paradina hendak menyerang Julieta tapi kalah cepat dengan Erdogan yang merengkuh tubuhnya dari belakang.
Julieta berjalan memasuki rumah dengan langkah mundur karena papi dan kedua kakaknya tak berhenti berjalan mendekatinya. Julieta tersudutkan dan dalam zona mengintimidasi. ARGH! SESEORANG TOLONG GUE!
"I-itu nggak seperti yang Papi liat. I-itu cuma ..." Julieta kehilangan kata-kata, kalau dia mengatakan yang sebenarnya Paradina pasti akan kembali mendekati Sammy dan tetap saja papinya sulit mempercayai ucapannya.
"Cuma apa, Juli?" tanya Cancero dengan nada dingin. "Papi nggak merintah kamu. Terlebih cowok itu cowok baik dan tetangga sekaligus anaknya teman Papi."
"Lo 'kan lagi dihukum nggak boleh keluar rumah!" kata Paradina makin menyudutkan Julieta. Julieta pun baru teringat saat itu kalau hari ini dia masih dalam masa hukuman palsu.
Julieta menghentikan langkahnya begitupun papi dan kedua kakaknya. SHIT! Julieta berlari kencang menuju kamarnya karena tak tahu harus berbuat apa lagi. Mungkin akan ada yang menolongnya nanti ... mungkin.
***
Cowok berengsek!
Kedua mata Isyana terbelalak melihat status Line terbaru di akun Paradina. Dia berpikir keras dan mendapat suatu kenyataan. "Paradina kesel sama Sammy, berarti dia jauhin Sammy. Yeay!"
Isyana bersorak-sorai kesenangan. "At last," dia menghela napas lega sambil menelusuri kontak. "Telepon Romero, ah"
Ponsel Romero berdering saat cowok itu baru saja tertidur pulas. Dengan mata setengah terbuka Romero menarih ponselnya di nakas dan mengangkat panggilan dari Isyana tanpa mengatakan apapun.
"Merooooo!" panggil Isyana dengan bahagia.
Romero tersenyum kecil mendengar suara bahagia Isyana. "Iya, kenapa Na?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Romeo-nya Juliet
Teen FictionMerupakan hal yang menjengkelkan bukan? Jika kamu diganggu oleh cewek ekstrover yang hiperaktif sekaligus suka menggoda banyak cowok dan penyandang nama playgirl, meskipun berparas sangat cantik. Jika 'ya', berarti kamu termasuk introver dan kamu se...