Terlihat seorang gadis remaja yang tengah tetidur dengan selimut yang menutupi wajahnya. Dia adalah Salshabilla Adriani biasa dipanggil Salsha.
"Kak Sasha bangun! dipanggil Bunda tuh," teriak seseorang sambil menarik selimut dari wajah Salsha hingga wajahnya pun terlihat dan cahaya matahari pagi yang masuk dari jendela kamarnya mengenai wajahnya.
Salsha yang sudah sedikit sadar dari tidurnya pun terbangun namun saat kesilauan dengan cahaya yang masuk ke matanya ia pun menutup kembali matanya.
"Aduh apaan sih, dek?" ucap Salsha sedikit kesal sambil menutup kembali selimut yang setengah tertarik oleh seseorang yang ia panggil dek.
Dan dia adalah Adik Salsha yang bernama Raditia dengan nama panggilan Adit.
Adit, adik Salsha terbisa memanggilnya Sasha. Ya maklum saat menyebut nama Salsha ia baru berusia dua tahun, sehingga susah menyebut nama tersebut dan hingga umurnya kini lima tahun keterusan memanggil Sasha.
Sebenarnya Salsha paling tidak suka jika ada seseorang yang memanggilnya Sasha.
"Nggak mau ikut Bunda jalan?" tanya Adit.
"Hah? jam berapa, dek?" tanyanya sambil membuka selimut dari wajahnya.
"Jam sembilan."
"Oh, oke," ucap Salsha berlari menuju kamar mandi.
***
"Pagi Bunda," sapa Salsha pada Bundanya yang sedang menyiapkan makanan di meja makan.
"Pagi sayang."
Salsha pun langsung duduk di salah satu bangku. "Jadi Bun jalannya?"
"Jadi dong. Oh ya Sal, ambilin dompet Bunda di mobil dong," ucap Bunda Salsha sambil menyerahkan kunci mobil pada Salsha.
"Oke Bun," ucapnya berdiri sambil mengambil kunci mobil dari tangan bundanya.
***
Setelah mangambil dompet dari mobil, Salsha lalu membuka pagar dan keluar mengamati komplek yang sekarang ia tempati.
"Duh punya rumah di sini lumayan lah."
Tak jauh diseberang sana Salsha mendapati lelaki yang sedang memperhatikannya sambil tersenyum manis padanya. Salsha pun hanya membalas dengan senyumnya juga.
"Aduhh." ringis seseorang yang ternyata Adit.
Salsha pun langsung berbalik dan menghampiri Adit yang telah terduduk.
"Duh sakit nggak, dek?" tanya Salsha sembari membersihkan lutut Adit yang kotor.
"Makanya main di dalam aja," sarannya lalu membantu Adit berdiri.
"Bosan di dalam, jalan yuk Kak," pinta Adit pada Salsha.
"Nanti ya, Kakak kan harus bantu Bunda dulu simpun-simpun, lain kali deh," ucap Salsha.
Salsha di rumah hanya tinggal bersama Bundanya, Adit dan supir pribadinya. Ayahnya kerjanya selalu keluar kota dan pulang biasa dua bulan sekali.
Adit menganggukan kepalanya.
"Sal, Salsha." terdengar suara Bundanya memanggil.
"Tuh kak Sasha di panggil Bunda." Salsha lalu berdiri.
"Iya, jangan jauh-jauh ya mainnya entar jatuh lagi," ucap Salsha lalu berjalan masuk ke rumah.
Adit hanya mengangguk.
Tak begitu lama Salsha masuk, ada seorang lelaki remaja yg mungkin seusia dengannya berada tepat di depan pagar rumah Salsha, mengamati rumah Salsha.
Namun, yang ia lihat hanya anak cowok yaitu Adit yang sedang bermain mobil-mobilan.
"Adek," sapa lelaki tersebut.
"Iya," sahut Adit berdiri menghampiri lelaki tersebut.
"Baru ya, dek?"
Diam.
Itulah yang dilakukan Adit. Hanya diam sedikit tak mengerti dengan pertanyaan tersebut.
Melihat Adit diam dengan wajah bingung, lelaki itu pun mengulang pertanyaannya dengan pertanyaan yang mudah dipahami untuk anak seusia Adit.
"Baru ya dek tinggal di sini?" Adit pun mengerti.
"Iya, Kakak siapa ya? temannya kak Sasha?" tanyanya.
"Bukan dek," lelaki tersebut menggeleng.
"Oh, kalo gitu pasti pacarnya ya." tebak Adit menaruh telunjuk di dagunya. Namun tebakannya kali ini salah lagi.
"Bukan-bukan, Kakak tetangga di seberang sana." menunjuk rumahnya.
"Oh, iya-iya. Mau aku panggilin kak Sasha?" tanyanya pada lelaki tersebut.
"Jangan-jangan, nggak usah dek. Oh ya siapa tadi Kakak kamu? Sasha namanya?" tanya lelaki tersebut.
"Iya, kak Sasha," jawab Adit.
Sebenarnya ia tau bahwa nama kakaknya adalah Salsha. Namun saat orang lain bertanya ia selalu menjawab Sasha.
Seolah tidak ingin menyebut nama Salsha. Sehingga terkadang membuat Salsha jengkel.
Karena setelah mengetahui namanya dari Adit, orang-orang selalu memanggilnya Sasha. Seperti Pak Amin, dia supir pribadi keluarga Salsha.
Ia memanggil Salsha dengan nama yang Adit beritahu padanya saat pertama bekerja, yaitu Sasha. Dan terkadang juga Salsha membenarkan namanya dihadapan orang yang memanggilnya Sasha.
Ada sebagian orang yang langsung memanggilnya Salsha namun ada juga yang justru diberitahu malah tetap memanggilnya Sasha seperti Pak Amin.
Tak lama kemudian ada suara memanggil Adit.
"Adit." teriak Salsha. Adit pun berbalik ke arah suara.
"Iya Kak." sahutnya berjalan memasuki rumah dan melupakan lelaki tadi.
Setelah di dalam Salsha memakaikan Adit sepatu."Nih, pake sepatunya," ucap Salsha saat melihat Adit masuk.
"Kak, tadi ada Kakak cowok di luar."
Salsha sedikit kaget dengan ucapan Adit.
"Hah? cowok? dimana?" tanyanya dengan volume suara yang lumayan nyaring.
"Sini deh Kak," ucap Adit sambil menarik tangan Salsha.
____________________
Hai:)
Makasih yang sudah baca, gimana? penasaran kan sama kelanjutannya, siapa sih cowok itu? kalo gitu bantu vote dong, biar aku next..
Jangan jadi pembaca gelap yoo👌
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Yang Salah •IQSHA•
Fanfiction[S E L E S A I] ✔ Berawal dari sahabat, friendzone, dan moodbooster yang justru membuat Salsha memendam rasa pada sahabatnya itu. Namun bertolak belakang dengan Iqbaal yang hanya menganggapnya sebatas sahabat. Tidak pernah tau apa yang dirasakan Sal...