23• Mencintai Untuk Melupakan

2.7K 171 15
                                    

Salsha masih kecewa masalah semalam. Saat ia melihat Daffa bersama seorang gadis yang bahkan tak ia kenal. Bukan anak SMAnya juga.

"Sal, Kak Daffa tadi nyariin. Ada nggak dia kesini?" Salsha menggeleng pelan. Kini pikirannya mengarah kedua orang. Lelaki yang mengganggu pikirannya sekarang.

Iqbaal. Daffa.

Ia juga sedikit kecewa melihat Iqbaal berangkat bersama Bella. Entahlah, ia egois sekarang. Tapi kini ia sudah meyakinkan dirinya bahwa ia sudah menyukai Daffa. Benar-benar jatuh cinta.

"Sal."

Salsha menatap malas orang dihadapannya sekarang. Kini kehadiran orang itu malah membuat Steffi dan Cassie pergi meninggalkannya.

"Aku boleh duduk ya?" Daffa duduk di bangku Steffi tepat disamping Salsha. "Kamu marah soal semalam?" Salsha diam menatap bukunya di meja.

Daffa mengarahkan wajah Salsha agar menatapnya. "Sal, aku minta maaf kalo tadi malam nggak ngabarin kamu kalo nggak jadi. Lagian aku pikir kamu juga lupa, soalnya kamu aja nerima tawaran aku ragu. Maaf ya." Salsha tersenyum simpul.

"Siapa cewek yang sama kamu?" tanya Salsha langsung.

"Hah? Maksudnya?" Salsha tertawa kecil. Ia sudah menduga apa yang akan Daffa ucapkan jika ia bertanya soal perempuan yang ia lihat itu.

Ia sudah sering menonton film-film percintaan. Ia tahu reaksi Daffa benar-benar seperti di dunia perfilman. Ia terkekeh lagi.

"Oh, kamu liat?" Salsha menatap Daffa bingung. Kini malam Daffa yang bertanya padanya. Salsha mengangguk.

"Gini-gini, dia itu temen SMP dan tetangga juga, tadi malam dia minta temenin ke gramed. Maaf ya Sal, udah kebiasaan soalnya sangking deketnya." Salsha masih kurang puas mendengar penjelasan Daffa. Matanya seperti ingin mengeluarkan tangis.

"Hei, kamu jangan sedih. Haha... Dia bukan siapa-siapa. Cuma sahabat." Daffa memegang pipi Salsha lembut.

"Aku gini karna aku udah cinta sama kamu," ucap Salsha menatap lekat Daffa sekarang.

Daffa tersenyum dan mengangguk. "Makasih," ucap Daffa kemudian menarik Salsha kedalam pelukannya. Salsha bisa rasakan beberapa temannya di kelas sedang memperhatikan mereka sedari tadi.

Salsha membalas pelukan Daffa, sampai matanya tertuju pada pintu kelas yang menampakkan Iqbaal, Kiki, Aldi, Steffi dan juga Cassie. Mereka baru saja dari kantin. Namun, semua terhenti melihat Salsha.

Salsha pun melepas pelukannya, karena merasa tak enak. Daffa tersenyum sambil mengelus pucuk kepalanya. Posisi Daffa sedang membelakangi semua sahabat Salsha yang terhenti di ambang pintu. Termasuk Iqbaal.

Iqbaal kemudian memilih kembali keluar. Sedangkan yang lain meneruskan langkahnya. Salsha jadi tak enak pada sahabatnya yang lain.

Termasuk Iqbaal. Maksudnya ia tak enak pada hatinya, melukai orang yang ia suka walau ia belum tau pasti apa perasaan Iqbaal padanya, tapi yang jelas ia masih menyimpan rasa pada Iqbaal.

***

"Steff, lo nggak marah kan sama gue?"

"Hah? Ya enggaklah Sal, gue maklumi lo kok." Steffi tersenyum memegang bahu Salsha. Pasalnya semua sahabatnya marah saat melihat adegan berpelukan Salsha tadi dengan Daffa.

Buktinya semua bersikap acuh pada Salsha saat jam pelajaran tadi, kecuali Steffi. Dan ia juga belum tau bagaimana dengan Iqbaal. Tak ada percakapan dengan Iqbaal setelah tadi pagi di rumahnya.

Mereka tak suka jika Salsha bersama Daffa, alasannya karena Salsha tak pernah lagi menghabiskan waktu bersama mereka. Terlebih Cassie, ia yang paling membencinya. Ia merasa Daffa bukan pilihan yang tepat untuk Salsha.

Cinta Yang Salah •IQSHA•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang