"Charlotte (Namakamu) Elizabeth Adriana?,"
Aku menoleh kearah sumber suara. Ah, Itu ternyata Mr. Ko. Aku langsung berdiri dan menghampiri Mr. Ko yang sudah menatapku seolah akan memberikan jawaban.
Ya, Aku telah berhasil di Australia sampai kuliah dan sudah semester satu. Karena kepintaranku, Aku mendapatkan beasiswa ke USA atau Mexico. Sebenarnya, tujuan Mr. Ko memanggilku karena Ia akan memberitahuku, Aku lolos untuk pergi ke USA mendapat beasiswa atau tidak?
"Charlotte, Kamu harus lebih banyak belajar lagi." Tutur Mr. Ko yang membuat jantungku berdebum keras. Apakah artinya Aku gagal?
Ya, Namaku di kenal sebagai Charlotte atau tidak Driana. Tapi Mereka lebih sering memanggilku Charlotte atau Char. Bukan car, ya.
Aku menatap Mr. Ko kecewa, "S-Saya?," Tanyaku lagi mencoba memastikan.
Mr. Ko menggeleng lalu tertawa renyah. Pria ber-umur lima puluh enam itu lalu menepuk kepalaku pelan. "Kamu berhasil, Charlotte. Maksud Saya tadi, Kamu harus banyak belajar karena di sana pelajaran akan tambah sulit dan Kamu harus membawa nama baik universitas ini!," Tutur Mr. Ko yang membuatku tercengang, I'm so happy.
"OH MY GOD! ARE YOU SERIOUS, MR?!" Pekikku. Aku dan Mr. Ko sudah seperti anak dan ayah, Btw. Dia telah mengajarkanku banyak hal.
Beliau mengangguk, "Ya. Aku bangga padamu, Char."
Aku memeluk Mr. Ko, Dia sudah seperti Ayahku. Ayah Adrian. Dia seperti pengganti Ayah saat Ayah bekerja di London.
"Terima kasih, Mr. Aku sangat berhutang padamu!"
"Itu tugasku sebagai guru, Aku juga bangga padamu. Di universitas ini hanya terpilih delapan orang untuk berangkat ke sekolah yang lebih tinggi yaitu di USA."
Aku menganguk. Tidak ada lagi main-main saat ini, Aku harus lebih giat belajar. Aku juga bersyukur, Usahaku menangis kemarin tidak seperti nyatanya.
Ya, Nadiya berkata bila Ia mendapatkan beasiswa kemarin dan itu membuat Chuy menangis karena Dia tidak mendapatkannya. Aku juga menangis karena Aku takut tidak bisa menjadi yang terbaik seperti Nadiya.
Chuy kemarin menangis lebih heboh, Cameron yang berstatus tunangannya kini harus mau memberikan banyak cerita horor sekolah di Amerika. Itu tentu membuat Chuy lebih baikkan.
Sementara itu, Nadiya memarahi Cameron dan membuat Cameron kini yang menangis. Aku juga ikut memarahi karena ucapannya sangatlah kelewat batas. BAGAIMANA BILA NYATA?!
Aku lalu berpamitan pada Mr. Ko, Aku lalu keluar dari ruangan Mr. Ko dan melihat temanku sudah berdiri di depan ruangan Mr. Ko dengan tatapan berbinar.
"So, Bagaimana?!" Tanyanya. Ia kini malah yang excited.
"Aku keterima, Ol!," Seruku bahagia. Ia memelukku dan Aku membalasnya lalu Kami berpelukan seperti teletubis.
Olivia Blender adalah teman baikku selama Aku berkuliah di sini. Beruntungnya, Cewek ber-iris hijau itu tidak sedang berkuliah di Indonesia. Bila iya, Gadis itu akan di olok-olok dengan nama 'Blender'.
Tolong, Jangan tertawa.
Olivia berteriak. "Ah, Aku senang sekali! Aku bangga menjadi sahabatmu!" Serunya. Aku juga mengangguk, Kami lalu melepaskan pelukan Kami.
"Terima kasih, Liv. Ini juga berkat hasil dukunganmu, Aku jadi bisa." Balasku, Olivia lalu kembali berkata. "Yah, Berarti Kita harus berpisah dong? Kapan tanggal kamu take off kesana?," Tanya Olivia.
"Aku sama Nadiya take off kesana lusa barengan sama anak lain yang dapet beasiswa." Balasku dan di angguki lagi oleh Olivia.
Kami terus mengobrol hingga Cewek berambut ungu menghampiri Kami, Ia berkata bahwa Aku besok libur dan ini hari terakhirku di Universitas Australia.
KAMU SEDANG MEMBACA
STORY OF LOVE | CJR & All Cast Hollywood
Fanfiction"Ini cerita cinta Gue, Cerita Gue yang berusaha dapet jodoh Gue dengan berbagai rintangan dan hal teribet adalah kenapa Gue lebih banyak berhubungan kekasih sama kalangan artis? Hingga bullying itu terkadang datang, tapi Gue gak putus asa buat cinta...