Bright Day Ahead

478 53 13
                                    

Daehyun terus tersenyum selama bekerja.
Jongup menggodanya sepanjang hari, tetapi Daehyun tidak bisa berhenti tersenyum.
"Hyung. Ada cerita bagus apa? Ayolah jangan buat kami penasaran." Junhong mencoba membuat Daehyun yang sedang mengelap kaca etalase bicara.
"Tidak ada apa-apa. Kalian ini kenapa sih?" Daehyun protes, tetapi masih tetap tersenyum.
"Bagaimana tidak penasaran, Hyung senyum-senyum sendiri begitu seharian." Junhong berkata sambil mengepel lantai.
"Sepertinya ada sesuatu yang bagus kemarin Junnie~" Jongup menjawab dari balik kasir.
Daehyun hanya tertawa.
"Sepertinya bahagia sekali hari ini." Sebuah suara berat muncul dari pintu masuk. Tiga pasang mata beralih ke asal suara.
"Hyung." Mereka bertiga serempak menyapa Yongguk, tapi hanya Daehyun yang wajahnya bersemu.
"Seperti biasa ya Jongup, plus cheese cake."
"Baik hyung. Ditunggu sebentar." Jongup menghitung dan langsung ke dapur setelah Yongguk membayar.
"Pesanku tidak dibalas?" Tanya Yongguk saat dia mendekati Daehyun.
"Eh? Pesan?" Daehyun langsung merogoh sakunya dan mengambil handphone nya. Ada satu pesan dari Yongguk.
"Ahh! Maaf!" Daehyun menggigit bibir bawahnya. Mau dibaca...orangnya sudah disini...tidak dibaca...tidak tahu apa isinya.
Yongguk tertawa kecil dan mengacak lembut rambut Daehyun.
"Ya sudah. Bacanya nanti saja." Yongguk menuju kursi favoritnya selama ini.
"Hyung ini pesanannya." Junhong meletakkan pesanan Yongguk di atas meja.
"Jadi karyawan tetap sekarang Junhong-ah?" Yongguk bertanya kepada anak muda yang hanya tersenyum lebar.
"Liburnya panjang hyung. Jadi mungkin hyung akan lebih sering melihat aku disini."
"It's okay. Rasanya lebih fresh setiap ada kamu. Jongup seperti bertambah energinya."
Junhong tersipu mendengar perkataan Yongguk.
"Selamat menikmati ya hyung. Aku kembali ke counter." Junhong pamit dan meninggalkan Yongguk.

Selama hampir 2 jam, Yongguk hanya duduk disana sambil mengerjakan sesuatu di tablet nya.
"Banyak pekerjaan hyung?" Tanya Daehyun sambil mengantarkan segelas air putih ke meja Yongguk.
Yongguk memandangi gelas dimejanya. Dia tidak memesan air putih.
"Minuman hyung sudah habis, hyung harus ingat untuk minum air putih juga." Daehyun memberikan penjelasan. Yongguk tersenyum bahagia atas perhatian Daehyun.
"Terimakasih Dae." Dia meminum air yang Daehyun bawa.
"Kalau hyung sibuk, mengapa tidak bekerja di kantor?"
"Mmm di kantor tidak ada green tea latte."
"Kan bisa minta dibuatkan?" Tanya Daehyun.
"Tidak ada cheese cake nya."
"Kan bisa minta dibelikan?"
"Tidak ada Daehyun nya."
"Kan ada-- ah! Hyung!" Daehyun wajahnya memerah.
Yongguk hanya tertawa.
"Aku kangen. Itu saja."
Daehyun menunduk malu.
"Aku akan kembali ke kantor kalau kamu merasa terganggu."
"Eh?? Nggak hyung." Daehyun panik.
"Aku tidak terganggu. Aku juga senang melihat hyung hari ini."
Yongguk tersenyum lebar.
"Tapi aku tetap harus kembali. Ada meeting."
Daehyun terlihat sedikit kecewa.
"Tidak apa-apa hyung. Pekerjaan lebih penting." Daehyun tersenyum.
"Aku jemput ya?"
"Kalau masih sibuk tidak usah hyung."
"Ya sudah kalau begitu kamu yang jemput aku."
"Ehh???"
Yongguk tertawa. Dia mengeluarkan kartu nama.
"Aku kabari nanti. Kalau memang meeting ku terlalu lama, tunggu aku di kantor ku ya."
Yongguk bangun dan mengelus kepala Daehyun, kemudian meninggalkan kafe.

"Oohh jadi sudah sejauh itu."
Daehyun menoleh dan menemukan Jongup dan Junhong menonton dia dari counter.
"Shhh layani pelanggan saja sana." Daehyun menghindar dan masuk ke dapur.
"Pokoknya harus cerita." Jongup berkata sambil terkikik saat masuk ke dapur.

*
**
Jam 9 kafe masih penuh. Yongguk juga masih meeting.
"Satu iced americano dan tiramisu." Jongup menerima pesanan dari pengunjung yang baru masuk.
Dia merasa familiar dengan orang itu, tetapi dia sangat tahu bahwa orang itu bukan pelanggan reguler.

Daehyun bertugas mengantarkan pesanan orang itu.
"Silakan pesanannya, selamat menikmati." Daehyun menyajikan pesanan di meja, dan memandang sekilas wajah pelanggan itu.
Betapa terkejutnya dia saat melihat wajah itu.
"Terimakasih." Orang itu tersenyum dan Daehyun meninggalkan mejanya sambil terus menatap orang itu.
Daehyun melirik jam di pergelangan tangannya dan berharap semoga meeting Yongguk jauh lebih panjang. Tetapi harapannya sia-sia saat dia melihat Yongguk masuk ke kafe.

Yongguk tersenyum melihat Daehyun, sepertinya dia tidak melihat sekelilingnya dan langsung menghampiri Daehyun.
"Masih ramai kafenya, padahal sudah malam. Rencana tutup jam berapa hari ini?"
Seperti sebuah kebiasaan baru, Yongguk menepuk lembut kepala Daehyun, dan yang punya kepala hanya tersipu malu.
Tapi saat ini Daehyun perasaannya tidak karuan. Dia tidam ingin Yongguk melihat Himchan di belakangnya.

"Halo hyung. Mau menjemput Dae hyung?" Tanya Jongup dari meja kasir. Yongguk mengangguk.
"Dae hyung sudah boleh pulang. Ada Junnie yang membantu ku"
"Tapi Uppie--" Daehyun selalu merasa tidak enak saat Jongup mengijinkannya untuk pulang lebih awal.
"Bawa saja dia Hyung. Jangan tunggu dia bilang iya. Keras kepala hyung yang satu ini."
Yongguk tertawa mendengar perkataam Jongup dan dia menatap Daehyun.
"Ayolah Dae. Aku lapar. Meetingnya melelahkan. Temani aku makan ya."
Mau tidak mau Daehyun melepas celemeknya dan mengambil tasnya.
"Di belakang." Katanya singkat sambil cemberut,walau sebenarnya hatinya berbunga.
Yongguk tertawa kecil saat Daehyun menghilang.
"Terimakasih Uppie."
"Sama-sama hyung. Selamat menikmati kencannya."

Yongguk berbalik dan baru akan melangkah meninggalkan kafe saat suara yang familiar memanggilnya.
"Gukkie."
Yongguk menoleh dan Himchan sedang duduk di meja favoritnya, tersenyum sayu.
"Chan."
"Apa kabar?"
"Baik. Maaf ya Chan, aku ada janji."
"Kamu curang Gukkie. Kamu terlihat jauh lebih bahagia saat ini."
Himchan terlihat sangat sedih, dan itu sempat membuat Yongguk bergetar.
"Aku duluan Chan."
Yongguk pamit dan tidak ingin lebih lama lagi ada disana. Ada Daehyun yang menantinya.
"Aku kangen sama kamu Gukkie."
Langkah Yongguk terhenti. Dia menoleh ke arah Himchan yang sudah hampir menangis.
"Gukkie?" Panggil Himchan.
"Maaf Chan." Yongguk berpaling dan keluar kafe. Dia harus menjemput Daehyun. Mereka akan makan malam. Tidak ada yang akan mengganggunya. Tidak seorang Kim Himchan.

Jongup dan Junhong menonton drama singkat di depan mereka.
Kim Himchan menarik napas panjang, tetap terlihat tenang lalu meninggalkan kafe.

"Tadi itu apa hyung?"
"Aku tidak tahu, tapi aku berharap tidak terjadi sesuatu yang rumit."

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Sorry for the late update. it's getting harder to write the next chapt. But i hope it wont let you down. Thank you and love you my readers.

Side Effect Of BreakupsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang