It Hurts

497 59 14
                                    

Bang Yongguk tidak tidur. Tidak bisa tertidur walau lampu sudah dipadamkan dan matanya tertutup rapat.
Otaknya bekerja sangat berat saat ini. Yongguk bukan orang yang biasa menggunakan perasaan. Sebagai pimpinan perusahaan dia terbiasa berpikir dengan logika. Bila masuk di akal maka dia akan yakin dan bila tidak masuk di akal maka akan dia abaikan.
Tetapi malam ini, perasaannya mengambil alih logikanya.

Handphone nya memberikan tanda ada pesan masuk.
Yongguk tidak langsung membukanya. Bagaimana bila itu dari Himchan dan bukan Daehyun? Apakah dia bisa tahan tidak membaca pesan Himchan setelah kejadian tadi siang?

Setelah mendengar penjelasan Himchan, hati Yongguk bergetar. Hanya sedikit, tetapi membuat Yongguk tidak mempercayai dirinya sendiri.
Dia sangat yakin bahwa dia mencintai Daehyun dan sudah merelakan Himchan, jadi saat hatinya bergetar siang tadi, dia merasa malu.

Flashback siang

"Himchan. Apapun yang sudah terjadi, semuanya sudah berlalu. Aku sudah merelakan mu. Aku sudah melangkah maju."
"Tapi Gukkie, aku masih mencintaimu. Tidak pernah berhenti mencintaimu."
Yongguk menggeleng. Dia menatap mata Himchan agar pria itu bisa mengerti bahwa Yongguk sudah mengambil keputusan.

"Aku tidak bisa hidup tanpamu, Gukkie." Iba Himchan. Rahang Yongguk mengeras.
"Bisa. Sudah 6 bulan lebih kamu hidup tanpa ku. Kamu masih hidup. Masih bergaya seperti Kim Himchan yang aku kenal."
"Aku tidak mau menikah dengannya."
"Tapi kami semua sudah menerima undangan kalian. Dan seorang Kim Himchan yang aku kenal tidak akan membiarkan harga dirinya rusak dengan membatalkan undangan itu."

Himchan terdiam. Air mata masih mengalir dipipinya.
"Kamu benar. Aku akan tetap melangsungkan pernikahan itu, suka ataupun tidak."
"Dan kamu mau menjadikan aku simpanan mu?" Yongguk menatap Himchan dengan tatapan jijik.
"Kamu pikir aku ini robot yang bisa kamu atur, Himchan?"

"Daehyun namanya? Pegawai kafe. Apa yang kamu lihat darinya? Apa yang membuatmu melupakan aku?" Tanya Himchan getir.
"Dia berbeda dengan kamu. Itu pasti. Dia tidak membuatku melupakan kamu, tetapi dia membuatku nyaman saat bersama dia, sehingga aku bisa hidup tanpa bayangan mu."

"Dia hanya mengincar hartamu!" Tuduh Himchan.
Yongguk mengepalkan tangannya.
"Jangan pernah merendahkan dia. Dia bukan orang seperti itu!"
"Lalu mana dia sekarang? Dia meninggalkan mu padahal aku ada disini. Dia tidak yakin bahwa kamu akan memilih dia. Kamu yakin bahwa perasaan kalian sama?"
"Kamu tidak mengenal dia."
"Tapi aku mengenal kamu, Gukkie! Aku tahu apa yang terbaik untuk mu. Aku yang paling mengerti kamu."

"Dan kamu yang paling menyakiti hatiku." Jawab Yongguk singkat.
"Pulanglah Himchan. Aku tidak mau membahas ini lagi. Aku tidak akan kembali kepadamu." Yongguk berbalik dan melangkah ke luar ruangan.
"Aku tidak akan menyerah hingga kamu menerima ku, Gukkie! Dan aku tidak akan membiarkan pegawai kafe itu merusak hidup ku!" Kim Himchan menegaskan, sebelum meninggalkan ruangan.
Yongguk jadi khawatir. Kim Himchan selalu serius dengan perkataannya. Dia tidak ingin Daehyun terluka, tetapi dia tidak mau kehilangan Daehyun hanya karena Himchan.
Tiba-tiba Yongguk merasa kesal. Kesal kepada Daehyun yang meninggalkan dia begitu saja.
Dia merasa bahwa seharusnya Daehyun ada disana, memberikan dukungan kepada Yongguk, sehingga dia tidak perlu merasakan getaran di hatinya saat Himchan meminta untuk kembali padanya.

Back to present

Yongguk akhirnya membuka handphone nya. Pesan masuk dari Jung Daehyun.

'Hyung, maafkan aku. Mungkin aku salah pergi meninggalkan mu begitu saja tadi. Tetapi aku melakukannya karena perasaanku berkata itu lah yang terbaik.
Sejujurnya aku takut. Aku khawatir, tetap tidak ada keberanian untuk kembali.
Aku tahu seharusnya aku berada di sisi Hyung, menunjukkan kepada Kim Himchan bahwa aku dan Hyung sangat terikat, sangat kuat dan dalam.

Aku takut, sangat takut Hyung termakan omongan Kim Himchan dan memilih untuk kembali padanya apapun alasannya.
Aku akan sangat kecewa bila itu terjadi, tetapi aku akan tetap mendoakan yang terbaik untuk Hyung.
Yang aku inginkan sebenarnya adalah memiliki Hyung selamanya. Aku tidak mau berbagi dan tidak sudi dibagi.
Tetapi aku tidak boleh egois.
Aku menyerahkan semuanya kepada Hyung. Ikuti kata hati hyung.
Aku, hanya akan tetap berdiri di sini, di tempat yang sama, selamanya, sehingga bila suatu saat Hyung membutuhkan ku, Hyung akan langsung menemukan ku.

Ah aku menulis terlalu panjang. Maaf bila aku mengganggu istirahat Hyung. Cobalah untuk beristirahat, lupakan sejenak semua amarah dan masalah Hyung. Besok, baru pikirkan lagi dengan pikiran yang lebih jernih.
Selamat malam.'

Yongguk menutup matanya. Kepalanya jadi semakin berat.
Dia sangat menyukai Daehyun, tetapi dia tidak ingin menyakitinya bila Kim Himchan benar-benar melakukan rencannya. Apapun itu. Pasti membahayakan Daehyun.

Yongguk belum membalas pesan Daehyun karena dia sendiri masih belum tahu apa yang harus dikatakan. Yongguk ingin Daehyun tahu bahwa perasaan mereka sama, tetapi Yongguk merasa tidak pantas ia mengatakan hal seindah itu sementara hatinya sempat tergoda oleh perkataan Himchan.
Yongguk akhirnya bangun dari tempat tidurnya dan menuju dapur. Ia mengeluarkan sebotol anggur yang tidak pernah ia buka setelah Himchan pergi.
Diisinya segelas penuh dan dibawa ke depan tv. Dengan tv menyala, gelas ditangan dan botol di meja, Yongguk berusaha menenangkan pikirannya.
Setelah gelas ketiga baru akhirnya ia memutuskan untuk tidur.

*
**
Pagi ini Daehyun masuk kerja seperti biasa. Penampilan dan sikapnya pun biasa sehingga Jongup tidak mengetahui apa yang terjadi kemarin.
Semuanya berjalan normal sampai siang hari, ada seorang pemuda tampan yang menghampiri Daehyun.
"Hyung, apa kabar?"
"Eh? Yoo Youngjae? Sedang apa disini?"
Youngjae tersenyum dan memesan kopi dan kue.
"Sedang istirahat siang. Mr Bang sedang meeting dengan para pemegang saham. Aku tidak dibutuhkan saat ini. Jadi aku rasa ada baiknya mengunjungi hyung."
Daehyun tersenyum.
"Terimakasih Jae. Silakan duduk dulu, aku akan siapkan pesanan mu."
"Baiklah, terima kasih hyung."
Youngjae menuju meja dekat kaca dan menunggu pesanannya.

"Siapa hyung?" Tanya Jongup ingin tahu.
"Yoo Youngjae namanya, sekretaris Yongguk Hyung."
"Ooo...kalian sudah saling kenal?"
"Kemarin dia yang menemani aku saat menunggu Yongguk hyung."
Daehyun membawa pesanan Youngjae dan duduk di kursi yang kosong.
"Bagaimana kabar hyung?"
"Aku baik. Bagaimana dengan Yongguk hyung?"
"Well, Mr Bang terlihat fokus seperti biasa, tetapi ada saatnya dia teralihkan pikirannya sesaat, tatapannya kosong. Tetapi secara keseluruhan Mr Bang baik-baik saja."
"Oh...syukurlah. Dia belum memberi kabar hari ini jadi aku sedikit khawatir. Tapi baguslah kalau dia baik-baik saja."
Youngjae menghirup kopinya untuk mencegah dirinya bertanya. Pertanyaan pribadi, tidak pantas ditanyakan oleh seorang sekretaris kepada kekasih bosnya, terlebih mereka baru bertemu kemarin, walaupun Youngjae sudah merasa akrab dengan Daehyun.
"Hyung bisa kembali bekerja, saya tidak apa-apa sendiri."
Daehyun tersenyum ramah. "Benarkah? Baiklah kalau begitu. Selamat menikmati hidangannya."
Daehyun meninggalkan meja Youngjae.

Tidak lama sebuah pesan singkat masuk ke handphome Youngjae.
"Dia lebih cocok dengan mu daripada Yongguk. Aku bisa membantu mu untuk mendapatkan dia."
Youngjae menatap sekeliling dan tidak menemukan sosok orang yang mengirimkan pesan itu di sekitarnya.
Dia membalas pesannya.
"Maaf, saya tidak akan menyakiti Mr Bang demi apapun."
Segera ia mendapatkan balasannya.
"Kalau kau berubah pikiran, aku akan dengan senang hati membantu mu. Kalian terlihat sangat serasi saat duduk berdampingan."
Sebuah foto ia terima setelah pesan itu ia baca.
Foto dirinya dan Daehyun. Duduk di meja ini. Daehyun menghadap ke arahnya dan tersenyum sangat manis. Sekilas terlihat seperti foto sepasang kekasih.
Youngjae langsung berdiri dan melangkah keluar kafe, memastikan posisi pengambilan gambar itu.

Daehyun dari dalam menatap bingung Youngjae yang terlihat sangat terburu-buru meninggalkan kafe.
Dari tempat Youngjae berdiri, Daehyun terlihat sangat jelas. Tetapi Youngjae tahu bahwa dirinya tidak terlihat oleh Daehyun dari sana karena terlahang sebuah pohon besar.

'Jadi dia disini? Apakah dia berencana untuk mengawasi Daehyun hyung setiap saat?'
Pikiran Youngjae terpotong saat handphonenya berdering, Mr Bang muncul di layarnya.
"Ya Mr Bang. Saya sedang dalam perjalanan kembali ke kantor."

Yoo Youngjae meninggalkan tempat tersembunyi itu dan menuju kantornya.
Sementara tidak jauh dari tempat Youngjae, seseorang sedang mengawasinya, sambil mengawasi Daehyun yang ada di dalam toko.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Owww its getting more complicated. Im sorry. I might change the story line on this chapter if i come out with a better plot 😵
Sorry to keep you wait.

Side Effect Of BreakupsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang