Where to start

428 60 18
                                    

Jung Daehyun melamun memandangi mesin kasir. Kafe sudah mau tutup dan tidak ada pengunjung sama sekali.
Daehyun sampai tidak mendengar denting pintu tanda ada pengunjung datang, sampai sebuah suara yang dalam memanggil namanya.
"Dae?"
Daehyun mengalihkan pandangannya kepada seseorang dihadapannya.
"Oh-- hyung sudah pulang?"
"Mhmm. Maaf ya meetingnya terlalu lama. Untung aku sampai sini tepat waktu."
Daehyun tersenyum kecil.
"Tunggu sebentar ya, aku ambil tas dan mengunci pintu depan dulu."

Setelah selesai menutup kafe, Daehyun berpamitan pada Jongup dan Junhong yang masih duduk di dapur.
Yongguk melingkarkan tangannya di pinggang Daehyun, dan Daehyun mendekatkan tubuh mereka.
"Hyung sudah makan?"
"Iya tadi setelah meeting. Kamu sudah makan kan?"
Daehyun mengangguk.
"Anak pintar. Aku ga mau kamu kelaparan." Yongguk menepuk lembut pucuk kepala Daehyun

Karena keduanya sudah makan, maka Yongguk langsung mengarahkan kendaraan pulang ke rumah.
"Sibuk banget ya hari ini?" Tanya Daehyun saat mereka dalam perjalanan.
"Lumayan, meetingya cuma satu tapi lamaaa banget."
Daehyun tersenyum.
"Dae, kamu nggak mau kerja di kantoran lagi?"
"Hmm? Kenapa?"
"Kalau kamu mau, kerja di kantorku saja. Kita bisa pulang pergi bahkan makan siang bersama."
Daehyun tersenyum dan menggeleng.
"Begini juga kita bisa melakukan hal itu. Lagipula, aku tidak mau bekerja di tempat hyung, walaupun pekerjaanku mungkin akan bagus, tapi orang lain pasti ada yang berpikir aku begitu karena pengaruh hyung."
"Ya..biarkan aja mereka bilang apa."
Daehyun menggeleng lagi.
"Nggak bisa begitu hyung. Aku juga merasa tidak cocok bekerja di kantor. Aku akan tetap bekerja di kafe Jongup. Terimakasih atas tawarannya."
Yongguk menghela nafas. Ada benarnya pemikiran Daehyun. Yongguk mencoba untuk menerima pendapatnya untuk saat ini.

Tiba-tiba ada pesan masuk ke handphone Yongguk. Karena ia sedang menyetir maka diabaikannya pesan itu. Tetapi pesan yang masuk banyak sekali.
"Hyung mau aku bukakan?" Daehyun menawarkan diri.
"Nanti saja. Kalau penting pasti dia akan telepon."

Sesampainya di rumah, Daehyun mandi terlebih dahulu. Yongguk duduk di kasurnya sambil membuka pesan-pesan yang masuk.

Masih ingat dia?

Aku yakin kamu ingat.

Kira-kira apa ya reaksi penjaga kafe itu saat orang ini datang?

Ternyata begini ekspresinya.

Mereka terlihat...canggung.

Tapi yang aku dengar, orang ini pantang menyerah.

Katanya cinta pertama sulit dilupakan. Aku setuju. Kamu cinta pertamaku dan aku tidak bisa melupakan kamu. Orang ini cinta pertama si penjaga kafe. Mungkinkah...???

Setiap pesan yang masuk disertai dengan foto-foto.
Yongguk menahan nafasnya saat melihat wajah Chaejin, mantan kekasih Daehyun muncul. Sepertinya hari ini Chaejin mengunjungi Daehyun karena beberapa foto menunjukkan mereka berdua ada di dalam kafe.
Tiba-tiba Yongguk kesal. Kenapa Daehyun tidak menghubungi dia? Kenapa dia tidak cerita?

Ada satu pesan terakhir yang belum dibaca.

Aku nggak mengerti kenapa dia begitu terkenal. Bukan hanya kamu dan cinta pertamanya. Ingat, ada asistenmu juga disana...

Foto Youngjae yang berdiri di pintu masuk, menatap Chaejin dan Daehyun dengan tatapan terkejut.
Ingin rasanya Yongguk membanting hp nya.
Ia kesal karena ada Chaejin dan Youngjae, tetapi ia tidak tahu apa-apa. Lebih kesal lagi karena Kim Himchan benar benar mengintai kekasihnya.

"Hyung?"
Suara Daehyun membuat Yongguk sedikit terkejut. Segera ia matikan handphonenya dan menatap kekasihnya.
"Mandi dulu hyung, baru tidur."
Yongguk tersenyum. "Baiklah. Kamu tidur duluan saja. Aku mau mandi."
Daehyun tersenyum dan masuk ke balik selimut.
Yongguk mencium keningnya sebelum beranjak ke kamar mandi, membuat Daehyun tersipu malu.

Saat Yongguk masuk ke kamar mandi, handphonenya bergetar.
Daehyun awalnya mengabaikan suara pesan masuk dari hp kekasihnya, tetapi karena deringnya bertubi tubi, Daehyun jadi kepikiran, mungkin penting.
Daehyun mengetuk pintu kamar mandi.
"Hyung, hape nya nggak berhenti berbunyi dari tadi."
Dari dalam terdengar jawaban.
"Biar saja. Nanti aku baca. Abaikan saja Dae."
"Oh...oke."
Daehyun menuruti perkataan kekasihnya dan kembali ke tempat tidur, menonton tv.

Selesai mandi Yongguk mengambil handphonenya dan berjalan keluar kamar.
"Mau ku ambilkan minum, Dae?" Tawarnya. Daehyun hanya menggeleng sambil tersenyum.

Di dapur Yongguk langsung membaca pesan-pesan baru yang masuk. Semuanya dari Himchan, tapi kali ini tidak ada foto.
Yongguk langsung menggapus semua pesan dari Himchan. Dia tidak mau hidupnya diganggu oleh mantan kekasihnya itu.

Kembali ke kamar Yongguk berusaha untuk tenang.
Membaringkan diri di sebelah Daehyun, ia menepuk lengannya agar Daehyun berbaring disana.
Malu-malu Daehyun bersandar di tangan Yongguk.
Jemari Yongguk memainkan rambut Daehyun yang halus.

"Bagaimana kabar hari ini? Sibuk?"
Daehyun menoleh saat mendengar pertanyaan Yongguk.
"Lumayan. Agak sepi menjelang malam."
"Tidak ada yang spesial?"
"Eh? Spesial? Tidak..." jawab Daehyun menggantung.
"Kalau begitu bukan spesial? Bagaimana kalau tidak biasa?"
Yongguk menunggu jawaban Daehyun yang terlihat ragu-ragu untuk bicara.
"Ceritakan saja, aku mau kita berbagi tentang keseharian kita tiap malam. Jadi walaupun kita tidak selalu bersama, setidaknya aku bisa membayangkan apa yang kamu lakukan."
Daehyun tersenyum mendengar ucapan Yongguk.

"Sebenarnya hari ini Chaejin datang..."
Yongguk mencoba untuk tenang, pura-pura terkejut.
"Mau apa dia?"
"Katanya dia mau minta maaf. Dia...menyesal atas apa yang terjadi waktu itu."
Alis Yongguk berkerut.
"Lalu apa lagi? Mau kamu kembali ke dia?"
Daehyun segera menggeleng.
"Sepertinya dia hanya mau minta maaf."
"Sebaiknya. Lain kali kalau dia datang lagi beritahu aku."
"Tapi kan dia tidak berbuat sesuatu yang aneh."
"Apapun. Aku tidak suka melihat dia memperlakukan kamu waktu itu."
"Bagaimana kalau dia benar-benar menyesal, dan berubah?" Bela Daehyun.
"Kenapa kamu jadi membela dia?" Yongguk kesal.
"Bukan membela, tetapi bertanya."
"Apapun. Aku harus melihat secara langsung baru bisa putuskan apakah dia memang berubah atau hanya pura-pura."
Daehyun menekuk alisnya, jelas terlihat tidak nyaman dengan jawaban Yongguk barusan.
"Jadi harus hyung yang memutuskan?"
Yongguk spontan mengangguk.

"Tapi hyung nggak kenal dia. Hyung nggak tahu dia seperti apa sebenarnya."
Jawaban Daehyun membuat Yongguk semakin kesal.
"Aku bilang tidak ya tidak."
"Kenapa?"
"Karena dia punya niat tidak baik." Bantah Yongguk.
Daehyun menghela nafas panjang.
"Baiklah. Terserah hyung. Aku mau istirahat."

Daehyun bergeser dari posisinya, mengambil bantal sebagai pengganti lengan Yongguk dan berbaring memunggungi kekasihnya.
Yongguk yang masih kesal membiarkan Daehyun seperti itu.
Sampai akhirnya keduanya tertidur.

Side Effect Of BreakupsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang