Don't you know?

441 59 4
                                    

Daehyun membuka matanya dan melihat didepannya bukan dinding, melainkan dada bidang seseorang.
Sekilas dia teringat bahwa semalam Yongguk datang, tetapi dia berpikir bahwa itu hanya mimpi.

"Pagi." Suara berat dan parau menyapanya.
"Pagi hyung." Jawab Daehyun. Bukannya bangun, dia malah membenamkan wajahnya di dada Yongguk, memeluk erat orang yang sangat ia rindukan.
"Bagaimana kepala mu? Baik-baik saja? Tidak pusing?"
Daehyun menggeleng, masih membenamkan wajahnya.
"Kamu membuat aku khawatir. Berjanjilah kamu nggak akan minum sebanyak itu lagi kalau tidak ada aku. Bagaimana kalau ada yang iseng saat kamu mau pulang dalam keadaan mabuk?" Yongguk memulai paginya dengan ceramah dan Daehyun hanya mengangguk dan berkata maaf.

"Aku juga minta maaf Dae."
Daehyun melonggarkan pelukannya dan menatap wajah Yongguk.
"Tidak seharusnya aku mengabaikan kamu seperti kemarin. Aku sedang kacau, seharusnya aku berbicara jujur kepadamu daripada menghindarimu. Aku salah. Aku mohon maaf. Aku juga berjanji tidak akan mengulanginya lagi.
Apapun yang terjadi, kita akan bicara jujur. Janji?"
Daehyun tersenyum dan mengangguk.
"Janji."
Yongguk mengelus rambut halus Daehyun.
"I love you, Jung Daehyun. Apapun yang terjadi, aku akan berjuang demi kita."
Mata Daehyun berkaca kaca lagi.
"Aku juga mencintai hyung."
Yongguk menyesuaikan posisinya sehingga wajah mereka berhadapan, dan mengecup lembut bibir Daehyun. Yang punya bibir tersipu malu saat Yongguk menciumnya.

"Hyung nggak kerja?" Tanya Daehyun.
"Libur saja hari ini. Kamu juga. Ayo kita jalan-jalan. Kencan."
Daehyun tertawa kecil.
"Mana boleh hyung mengabaikan pekerjaan begitu saja?"
"Hari ini bolehlah. Youngjae yang akan menyelesaikan semuanya."
Daehyun tersenyum.
"Orang baik, Youngjae itu."
"Hmm? Ya, dia memang orang baik."
"Dia yang memberikan informasi mengenai hyung selama hyung tidak memberi kabar."
Alis Yongguk naik. Dia belum pernah mengetahui tentang ini.
"Oh ya? Kalian sering bertukar pesan?"
"Hmm hanya saat dia memberikan informasi keberadaan hyung."
"Jadi aku dimata-matai?" Alis Yongguk berkerut.
Daehyun tertawa kecil dan mengusap alisnya.
"Aku tidak meminta dia. Youngjae sendiri yang melakukannya. Dia khawatir dengan keadaan kita."
Yongguk tersenyum. "Aku tidak salah pilih orang."

*
Hari itu mereka habiskan dengan berkeliling kota. Makan, menonton film, duduk di kafe, benar-benar seperti pasangan yang sedang kencan.
Yongguk ingin memberika apapun yang Daehyun ingikan saat ini, untuk menebus rasa bersalahnya.

Hari sudah malam, Yongguk mengantar Daehyun pulang dan berjanji besok mereka akan bertemu lagi di kafe.
Selepas dari apartemen Daehyun, Yongguk menuju kantor. Youngjae masih bekerja mempersiapkan beberapa berkas untuk meeting besok dan banyak yang harus ditandatangani Yongguk.

"Mr Bang. Ini berkas terakhir."
Youngjae menyerahkan setumpuk kertas ke hadapan Yongguk.
"Terimakasih, Jae. Kamu boleh pulang."
Youngjae tersenyum dan mengangguk, lalu meninggalkan Yongguk.

Sebuah pesan masuk ke handphone Yongguk setelah Youngjae pulang.
Yongguk mengira pesan itu dari Daehyun, tetap saat dibuka, alisnya langsung berkerut.

'Kamu berpikir bahwa mereka orang yang baik. Coba pikirkan lagi setelah kamu melihat ini. Oh ya, kalau kamu butuh aku, kamu tahu dimana mencariku.'

Pesan itu diikuti dengan sebuah foto.
Foto Jung Daehyun dan Yoo Youngjae, duduk di kafe, sepertinya sedang berbincang dan cukup akrab.
Yongguk mencoba untuk mengabaikan pesan dan foto itu.
Tetapi ia teringat kata-kata Daehyun tadi siang.
Youngjae memberikan informasi kepada Daehyun bahkan tanpa diminta.

Yongguk menggelengkan kepalanya.
Cukup sudah. Dia tidak mau mempercayai pesan dari Kim Himchan.
Daehyun dan Youngjae adalah orang orang yang paling ia percayai saat ini.
Yongguk mempercepat kerjanya agar ia bisa segera pulang. Ia merasa perlu istirahat, pikirannya sudah mulai aneh.

Setibanya di rumah, Yongguk menelpon Daehyun.
"Malam hyung, sudah di rumah?"
"Sudah sayang. Kamu sudah makan?"
"Mhmm."
"Jangan tidur malam-malam. Kamu pasti lelah. Besok harus kerja. Tidur sekarang ya."
"Mhmm. Baiklah. Hyung juga istirahat ya."
"Pasti. Malam sayang. I love you."
"Love you too."

Yongguk meletakkan handphonenya dan mencoba untuk beristirahat.
Dia tidak mau memikirkan yang aneh-aneh. Dia masih ingin merasakan kebahagiaan yang diberikan Daehyun seharian tadi. Dan Yongguk pun tertidur.

*
Esoknya Yongguk sibuk seharian dengan meeting.
Baru pukul 4 dia bisa tenang, melonggarkan simpul dasinya dan membawa tasnya.
"Jae, aku pulang sekarang. Kamu boleh pulang juga. Lanjutkan besok saja. Kepalaku sudah penuh."
"Baik Mr Bang. Hati-hati dijalan."

Yongguk berkendara ke kafe. Sebelumnya ia menepi ke toko bunga dan membeli setangkai mawar untuk Daehyun.
Setibanya di Kafe, dia disambut oleh senyum manis Daehyun yang sedang jaga kasir.
"Hyung~" sapa Daehyun riang.
Kafe tidak terlalu padat, sehingga Yongguk langsung menghampiri meja kasir dan menyerahkan bunga yang ia beli.
Wajah Daehyun merona saat menerima hadiah dari Yongguk.
Yongguk duduk di meja favoritnya setelah memesan, menunggu Daehyun selesai dengan tugasnya.

"Yongguk hyung, apa kabar?" Jongup menyapa Yongguk saat ia baru kembali dari berbelanja.
"Hai Jongup. Cukup sibuk sampai jarang kesini. Bagaiman kabarmu dan Junhong?"
"Kami baik. Ya, Youngjae hyung bercerita betapa sibuknya hyung akhir-akhir ini sehingga jarang mampir lagi."
"Youngjae?"
"Iya, sekretaris hyung kata Dae hyung.  Beberapa kali kesini. Hari ini juga."
"Oh..."
"Hyung, aku masuk dulu ya."
"Oh..iya..selamat bekerja."

Ada pesan masuk ke handphone Yongguk.
'Siap?
3
2
1'
Sebuah foto masuk kembali.
Daehyun dan Youngjae, di meja yang sama, meja favorit Yongguk, saling tersenyum. Meski enggan diakui, tapi Yongguk sadar bahwa mereka berdua, Daehyun dan Youngjae, terlihat sangat serasi.
Ada penanda waktu di foto itu, dan foto itu diambil hari ini.
'Berarti
Tadi Youngjae kesini'
Yongguk berpikir dalam hati.

"Hyung, sedang apa?"
Daehyun tiba-tiba muncul. Yongguk langsung menutup gambar yang tadi dilihatnya.
"Hanya mengecek e-mail."
"Cape ya hari ini?"
"Hmm?"
"Youngjae bilang kamu seharian meeting."
"Youngjae? Sering kesini dia?"
"Ya, saat dia lengang katanya. Dia suka dengan atmosfir di kafe ini."
"Oh..."
"Kenapa?"
"Kalian...sudah saling kenal?"
"Hmmm gimana ya, aku merasa cocok saat ngobrol sama Youngjae. Mungkin karena kami seumuran."
"Baguslah..."
Pesan baru masuk.

'Yakin mereka hanya berteman?'

"Kenapa kamu tidak cerita soal Youngjae kemarin?"
"Eh? Kenapa?"
"Ah, tidak apa-apa, lupakan saja. Jam berapa pulang? Mau makan pizza di tempatku?"
Daehyun berseri dan mengangguk.
"Satu jam lagi ya hyung. Tunggu aku."
"Selamat bekerja, sayang." Lepas Yongguk saat Daehyun kembali menggunakan apronnya.

Setelah Daehyun pergi, Yongguk membalas pesan dari Kim Himchan.
'Berhentilah. Berhenti berusaha. Berhenti berharap.'

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
I'm sleepy and i need to get proper rest. Sorry if the story is boring in this chapter.
I'll try to make a better part after this.

Side Effect Of BreakupsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang