From The Past

595 60 2
                                    

Tiga minggu berlalu sejak kejadian itu. Daehyun tidak pernah lagi melihat Yongguk maupun Himchan di kafe.
Awalnya hampir setiap hari Daehyun berharap Yongguk akan muncul sekali lagi. Entah apa yang akan Daehyun lakukan bila itu terjadi, yang pasti Daehyun sangat ingin melihat Yongguk lagi, memastikan bahwa dia baik-baik saja.
Namun kini, keseharian Daehyun sudah kembali ke irama semula, seakan tidak terjadi apa-apa.
Daehyun masih memikirkan Yongguk, tetapi ia telah belajar untuk tidak berharap, termasuk mengharapkan keajaiban menghampiri.

Daehyun masih melanjutkan harinya, bekerja setiap hari di kafe, walaupun Junhong datang.
Daehyun menjadi lebih pendiam.

Sudah hampir jam 7 dan kafe cukup sepi, Daehyun duduk di counter, menunggu pelanggan datang sambil memainkan handphonenya. Karena terlalu asik membaca artikel di hp nya, Daehyun melewatkan suara bell pintu masuk.
Daehyun baru mengangkat kepalanya saat sebuah suara yang familiar menyapanya.
"Daehyunnie"
Dengan penuh rasa terkejut Daehyun menatap orang yang sedang berdiri di depan meja kasir.
Orang itu tersenyum manis, seolah sangat bahagia melihat Daehyun.
"Mau apa kamu?" Adalah jawaban Daehyun, lebih kepada reflek saat melihat wajah orang itu.
Senyum orang itu sedikit memudar, tetapi seakan tidak menyerah, orang itu masih tersenyum.
"Apa kabar? Ternyata kamu bekerja disini sekarang?" Orang itu kembali bertanya.
Daehyun mencoba menenangkan dirinya. Dia tidak boleh bertindak kasar kepada pelanggan.
"Anda mau pesan apa?"
Orang itu menggeleng lemah tetapi menjawab pertanyaan Daehyun.
"Green tea latte kesukaan mu. Masih belum berubah kan?"
Daehyun mengepalkan tangannya, menahan untuk tidak menyakiti fisik pelanggan yang satu ini.
"Ada lagi?"
"Cheese cake. Dan aku berharap kamu yang bisa mengantarkannya untuk ku. Mungkin juga kita bisa mengobrol sebentar?"
"Maaf saya sedang bertugas. Nanti ada rekan saya yang akan mengantarkan ke meja anda"
Orang itu mengagguk sambil tersenyum sedih, dan meninggalkan counter menuju ke meja pilihannya.

Tiba-tiba sebuah tepukan mendarat di bahu Daehyun.
"Gantian. Hyung di dalam, aku jaga disini"
Junhong meminta bertukar tempat. Daehyun langsung menerima penawaran Junhong dan masuk ke dapur.

Di dapur Daehyun mengambil gelas dan mengisinya dengan air putih. Dia harus minum untuk menenangkan diri.
"Itu dia hyung?" Jongup bertanya.
Daehyun menggenggam erat gelasnya sambil mengangguk.
"Siapa namanya?"
"Lee Chaejin"
"Kamu bisa tetap disini sampai kafe tutup, hyung" Jongup menawarkan. Tetapi baru saja Jongup selesai bicara, Junhong masuk.
"Dae hyung. Mr Bang mencarimu"

Hati Daehyun seperti terhimpit. Dia sedang tidak dalam kondisi terbaik, dia tidak mau bertemu Yongguk dalam keadaan seperti ini, terlebih ada banyak pertanyaan yang ingin ditanyakan kepada Yongguk.
Tetapi Yongguk mencari dia. Pasti Yongguk sedang butuh teman.
"Aku akan kesana. Terimakasih Junhong"
Junhong kembali ke depan. Jongup menatap Daehyun penuh khawatir.
"Apa kamu yakin?"
Daehyun mengangguk.
"Dia lebih membutuhkan aku, Uppie. Aku baik-baik saja"
Daehyun menepuk bahu Jongup dan keluar dari dapur.

"Yongguk hyung" Daehyun menyapa. Diluar dugaan Daehyun, Yongguk terlihat baik-baik saja, bahkan sepertinya Yongguk dalam kondisi prima.
"Kamu baik-baik saja Dae?" Yongguk lebih mengkhawatirkan penampilan Daehyun.
"Aku baik. Ada apa hyung?" Daehyun memaksakan diri tersenyum.
"Aku ingin mengajak kamu bicara di luar. Kapan shift mu selesai?"
"Sekarang. Daehyun hyung sudah boleh pulang" tiba-tiba Jongup muncul.
"Tapi Uppie..." Daehyun akan memprotes tetapi dipotong oleh Jongup.
"Ada Junnie disini. Aku akan baik-baik saja. Pergilah"
"Aku tunggu di belakang" Yongguk tersenyum dan melangkah keluar, tidak membiarkan Daehyun bicara.
Mau tidak mau Daehyun melepaskan apron nya dan menuju pintu belakang.

"Aku tidak tahu ada apa, tetapi aku berharap semuanya akan baik-baik saja, hyung" bisik Jongup saat Daehyun akan keluar.
"Terimakasih Uppie"
Tidak ada yang tahu bahwa Chaejin melihat dan mendengar semuanya.
Dengan tenang dia menghabiskan minumannya kemudian meninggalkan kafe.

Daehyun berdiri di pintu belakang, seperti mengulang awal perkenalan mereka. Yongguk dan mobilnya sudah menunggu.
"Butuh tumpangan?" Tanya Yongguk dari dalam mobil sambil tersenyum lebar.
Daehyun hanya bisa membalas senyumnya. Setidaknya hati Daehyun agak lega, Yongguk baik-baik saja.
Saat Daehyun menghampiri mobil, seseorang melangkah mendekat.
"Jadi kamu sekarang begini? Patah hati karena aku, lalu kamu keluar dengan sembarang pria?" Chaejin melangkah makin dekat.
Yongguk yang mendengar ucapannya dari dalam mobil langsung keluar.
"Dae, masuk ke mobil, sekarang!" Perintah Yongguk. Daehyun agak kaget dengan nada memerintah itu, selama ini Yongguk selalu bicara dengan halus.
Keinginan untuk menghindari Chaejin lebih besar dari rasa kagetnya, Daehyun masuk ke mobil.
Melihat Daehyun yang sudah masuk, Yongguk malah menutup pintu dari luar.
"Jangan kemana-mana" perintahnya lagi.

Yongguk melangkah mendekati Chaejin.
"Aku tidak tahu kamu siapa, tetapi aku bisa melihat dengan jelas bahwa Daehyun tidak menyukaimu. Jadi, menjauhlah dari Daehyun"
Yongguk berdiri tegap di depan Chaejin.
Yang dihadapi malah tertawa.
"Mau jadi pahlawan? Dae, sugar daddy mu boleh juga" Chaejin mengeraskan suaranya agar terdengar oleh Daehyun yang ada di dalam mobil.

"Berhenti merendahkan Daehyun"
Yongguk mengepal tangannya, mencoba menahan amarahnya. Sakit hati Yongguk saat orang asing ini merendahkan Daehyun. Di mata Yongguk, Daehyun adalah orang yang terhormat.
Tiba-tiba ada sepasang tangan meraih lengannya.
"Sudah hyung. Jangan hiraukan dia. Dia tidak berharga. Ayo kita pergi"
Daehyun menarik tangan Yongguk dengan lembut walau suaranya bergetar.
"Jangan sampai aku melihatmu di dekat Daehyun lagi" kecam Yongguk sambil berjalan kembali ke mobilnya.

"Kenapa? Aku harus takut?" Chaejin tertawa seperti maniak.
"Hebat juga kamu Dae. Pasti dia sangat kaya. Tapi kenapa kamu masih bekerja? Seharusnya kamu dirumah saja menunggu sugar daddy mu pulang, dan melayani nya"
Sebuah pukulan melayang ke wajah tampan Chaejin, mendarat mulus di pipi dan rahangnya.
"Yongguk hyung!" Daehyun terkejut saat melihat Yongguk memukul wajah Chaejin.

"Aku serius. Jangan sampai aku melihatmu lagi, atau aku akan membuatmu menyesal seumur hidup" Yongguk memperingatkan Chaejin sambil berjalan mundur karena ditarik oleh Daehyun dan masuk ke mobil.

"Ayo jalan, hyung. Aku mohon. Tinggalkan dia disana. Jangan buang-buang tenaga hyung untuk dia" Daehyun menggigit bibir bawahnya. Dia sangat cemas. Tidak pernah dilihatnya Yongguk semarah itu.
Akhirnya Yongguk mendengarkan Daehyun dan menjalankan mobilnya.

*-*
Sepanjang perjalanan, Daehyun menyandarkan keningnya pada kaca di sampingnya. Daehyun hanya terdiam.
Yongguk mengawasinya dengan ekor matanya. Dia tidak tahu apa yang harus dikatakan. Dia tidak mengenal laki-laki brengsek itu, tetapi Yongguk menduga dia adalah mantan kekasih yang pernah Daehyun ceritakan.
Cukup terkejut juga Yongguk karena dia pikir yang diceritakannya waktu itu adalah seorang gadis. Orang dengan penampilan seperti Daehyun, pasti banyak gadis yang ingin menjadi kekasihnya.

Karena tidak tahu harus pergi ke mana, akhirnya mereka tiba di apartement Yongguk.
"Ayo masuk" ajak Yongguk saat mereka sudah di depan pintu.
Yongguk masuk ke dalam dan diikuti oleh Daehyun yang masih terdiam.
Yongguk menggenggam tangan Daehyun dan membimbingnya ke sofa.
"Duduklah. Aku akan ambilkan minum"
Yongguk baru akan melangkah menuju dapur saat tangannya digenggam erat oleh Daehyun.
Yongguk menoleh dan Daehyun, yang dari tadi hanya berdiam, meneteskan air mata.

*TBC*

Side Effect Of BreakupsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang