Hard Way

405 58 5
                                    

Seminggu sudah berlalu, dan Yongguk masih setia menanti Daehyun di rumah sakit.
Yongguk tertidur dalam posisi yang sama sepanjang minggu ini.
Ia merasakan tepukan halus di kepalanya. Lebih tepatnya belaian.
Mata Yongguk langsung terbuka lebar.

Jung Daehyun tersenyum ke arahnya.
Jung Daehyun sudah bangun.
Jung Daehyun kembali.

Tangan Yongguk maju meraih wajah Daehyun, tetapi wajah yang tersenyum itu terasa sangat jauh. Tidak tergapai, walaupun terlihat sangat dekat.

Yongguk terduduk, keringat membasahi wajahnya.
Mimpi.
Itu semua hanya mimpi.
Daehyun masih menutup matanya.
Yongguk cepat meraih pipi pangeran tidurnya, dan menyentuhnya lembut.

"Dae, sampai kapan kamu akan terus begini? Kamu nggak kangen sama aku apa?"

Hening.
Yongguk rasanya ingin menangis tapi tak ada air mata yang mengalir.
Ia ingin tetap tegar. Tapi hatinya sakit.
Berkali kali ia membuat janji pada dirinya sendiri, tentang apa saja yang akan ia lakukan untuk Daehyun setelah ia bangun nanti.

"Dae, nanti kalau kamu sudah bangun, dan sudah boleh pulang, kita jalan-jalan yuk. Ke pantai atau ke gunung, terserah kamu. Kalau ke pantai kayanya enak bakar ikan ya. Kalau ke gunung...apa ya enaknya? Makan ramen panas?"

Yongguk sudah mulai terbiasa bicara sendiri walau enggan. Ia yakin Daehyun mendengarnya.

Ponsel Yongguk berdering.
Dari Yoo Youngjae.

"Halo Jae? Ada apa?"
"Saya ada di depan ruang perawatan, ada yang ingin bertemu dengan anda Mr Bang."
"Kenapa nggak masuk aja?"
"Maaf Mr Bang, tapi saran saya sebaiknya di luar saja, agar tidak mengganggu Daehyun hyung."
"Baik, aku keluar."
Yongguk menutup teleponnya.
"Sebentar ya sayang, ada tamu di depan." Ucap Yongguk ke Daehyun sebelum meninggalkan ruangan.

Yoo Youngjae berdiri di depan dengan seseorang, yang langsung dikenali oleh Yongguk sebagai asisten Himchan.

"Mr Bang, maaf mengganggu anda sepagi ini."
"Tidak apa asisten Kim. Ada apa?"
"Saya harus menyampaikan berita yang...kurang baik...kepada anda sepagi ini."
Yongguk memincingkan matanya.
"Ada apa dengan Himchan?"
Asisten Kim menghindari tatapan Yongguk.
"Mr Kim mengalami kecelakaan tadi malam."
Jantung Yongguk serasa meninggalkan dadanya.
Ia menyalahkan Himchan atas keadaan Daehyun, iya. Tetapi Yongguk tidak pernah berharap sesuatu yang buruk menimpa Himchan.
Bagaimanapun juga Yongguk pernah mencintai orang itu.

"Lalu? Bagaimana keadaannya?"
"Mr Kim sedang menjalani perawatan di rumah sakit ini. Mr Kim sadar, tetapi lukanya cukup berat menurut dokter. Patah tulang di beberapa tempat. Operasi akan dilakukan hari ini. Mr Kim meminta saya untuk menyampaikan kepada anda, bahwa ia menyesal."
"Apa yang sebenarnya terjadi?"
"Semalam Mr Kim mengendarai mobil. Dugaan polisi Mr Kim mabuk. Menurut saksi mata, Mr Kim menghindari orang yang sedang menyebrang, lalu menabrakkan dirinya ke pohon di pinggir jalan."

Yongguk terduduk lemas di depan pintu.
Ada penyesalan di hatinya. Himchan pasti minum-minum setelah pertemuan mereka.
"Mr Bang." Youngjae mencoba membuat Yongguk berdiri tetapi ditolak.
"Dimana dia sekarang?"
"Sudah di ruang persiapan untuk operasi."
"kabari aku jika sudah selesai operasinya. Aku akan kesana."
"Baik Mr Bang. Terimakasih banyak. Dan atas nama Mr Kim, saya minta maaf."

-*-

Yongguk terus menerus melihat jam dinding bergantian dengan wajah Daehyun.

"Dae, Himchan kecelakaan dan sedang dioperasi. Dia minta maaf katanya. Aku ... jujur aku takut. Aku tidak mau hal yang buruk menimpanya. Ku mohon Dae, buka matamu. Aku butuh kamu. Sangat."

Detik demi detik berlalu. Dua jam sudah dan masih belum ada kabar.

Memasuki jam ketiga, sesuatu terjadi.

Jung Daehyun membuka Matanya.
Yongguk termangu melihat pangerannya terbangun. Butuh beberapa detik sebelum akhirnya Yongguk menekan bel untuk memanggil perawat.

Setelah diperiksa oleh dokter, Daehyun dinyatakan dalam kondisi baik.

Yongguk tidak hentinya tersenyum. Menggenggam tangan yang selama seminggu ini selalu digenggam erat.

"Terimakasih, Dae. Terimakasih kamu sudah kembali."
Yongguk menangkup pipinya dengan tangan Daehyun.
"Maaf ya hyung, aku tidur kelamaan." Jawab Daehyun dengan suara parau, tersenyum.
"Nggak apa-apa yang penting kamu sekarang sudah bangun."
Daehyun tersenyum manis.

"Aku mendengar suara Hyung, tapi rasanya aku sangat mengantuk, jadi aku nggak bangun.
Tapi tadi berbeda.
Saat hyung bilang bahwa hyung takut, dan hyung butuh aku, seseorang juga berbicara kepadaku.
Aku tidak bisa melihatnya, tetapi suaranya sangat jelas.
Dia meminta maaf
dan meminta aku untuk membuka mataku.
Aku kenal suara itu, dan aku yakin, itu adalah suara Kim Himchan."

Yongguk menatap Daehyun. Ia tidak bisa berkata apa-apa.
Sampai saat ini juga belum ada kabar mengenai Himchan.
Apakah benar Himchan berkomunikasi dengan Daehyun? Keduanya saat itu dalam keadaan tidak sadar.

"Bagaimana keadaan Himchan?" Pertanyaan Daehyun mengejutkan Yongguk.
"Oh..belum ada yang memberi kabar. Kamu...darimana kamu tahu?"
Daehyun tersenyum.
"Aku sudah katakan tadi, Himchan hyung bicara kepadaku sebelum aku terbangun."
Yongguk menjulurkan tangannya, membelai lembut kepala Daehyun.
"Apapun itu, aku bersyukur karena kamu sudah kembali."

Dua jam setelah Daehyun siuman, pintu kamar diketuk.
"Mr Bang, ini saya."
Suara yang asing ditelinga Daehyun.
"Siapa?" Tanya Daehyun berbisik ke Yongguk.
"Masuk Asisten Kim."
Orang itu masuk, dan memberi salam kepada dua orang di ruangan ini.

"Saya mengucapkan selamat datang kembali, Mr Jung Daehyun.
Seharusnya saya tidak merusak momen bahagia ini, tetapi saya tidak punya pilihan lain.
Dokter bilang kondisi Mr Kim Himchan kritis. Ia selalu memanggil-manggil nama anda, Mr Bang.
Saya mohon, dampingi Mr Kim Himchan sekali lagi. Kita tidak tahu berapa lama lagi ia akan bertahan."

Daehyun dan Yongguk bertatapan. Dada Yongguk serasa terhimpit batu. Baru saja ia merasa lega melihat kekasihnya kembali, kini ia harus menghadapi himchan.
"Pergilah, hyung. Aku nggak apa-apa. Dia lebih membutuhkan hyung saat ini."
Daehyun tersenyum lembut sambil mengangguk.
Dengan enggan Yongguk bangkit dari kursinya, memberikan kecupan singkat di bibir Daehyun.
"Aku akan segera kembali."

Yongguk mengikuti Asisten Kim ke ruang perawatan intensive.
"Silakan masuk, saya tidak bisa masuk, hanya diijinkan satu orang saja."
Yongguk mengangguk dan masuk.

Hati Yongguk hancur melihat kondisi Himchan. Balutan dimana-mana. Alat bantu, selang saling silang di tubuh Himchan.

Yongguk duduk di sebelahnya.
"Chan..." panggil Yongguk lembut.
Mata Himchan perlahan membuka, dan ia langsung menangis saat melihat Yongguk.
"Guk...gukkie...aku...minta maaf." Suara Himchan terputus-putus.

"Shhh...tidak apa. Jangan bicara dulu. istirahat saja. Kamu akan baik-baik saja."
"T-tolong temani....aku...dulu."
"Aku disini. Aku berterimakasih, Daehyun berkata kamu yang menyuruh ia untuk cepat bangun."
Himchan tersenyum lemah.

"Aku salah...aku...minta...maaf."
"Shhh tidak apa-apa. Semua baik-baik saja sekarang."
Air mata mengalir di pipi Himchan.
Dengan lembut Yongguk menghapusnya.
"Maaf..." Himchan berucap sekali lagi, kemudian tiba-tiba alat-alat disekitarnya berbunyi.
Yongguk terdiam. Ia bingung.
Perawat dan dokter berlarian masuk dan menggeser Yongguk menjauhi kasur Himchan.
Tim medis meneriakkan nama-nama yang asing di telinga Yongguk.

"Himchan. Bertahanlah." Bisik Yongguk dalam hati.

-----****--------

Another short update! I'm sorry, I have no time to type longer than this. Hope you still enjoy it.
and it will come to an end in 1-2 chapters from this.

Side Effect Of BreakupsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang