Jung Daehyun terdiam di depan pintu ruang perawatan. Kakinya berat untuk melangkah. Ia tenggelam dalam pikirannya sendiri, bahkan tidak menyadari pintu itu terbuka dan Yongguk berdiri di depannya.
"Dae..." panggi Yongguk lembut saat menyadari Daehyun sedang melamun.
Dengan terkejut ia mengalihkan pandangannya dari lantai ke pintu yang sudah terbuka.
"Hyung..."
Yongguk melangkah maju dan meraih Daehyun ke dalam pelukannya.
"Kamu ngapain kesini?" Bisik Yongguk sambil memeluk erat kekasihnya.
"Aku khawatir..." jawab Daehyun.
"Aku baik baik saja. Dia juga. Dokter sudah menutup lukanya."
Daehyun tidak membalas pelukan Yongguk, membuat Yongguk mengendurkan pelukannya dan memegang kedua bahu Daehyun agar bisa memandangi wajahnya."Dae.. dengarkan aku. Apapun yang terjadi hari ini, bukan salahmu. Kamu tidak melakukan kesalahan apapun." Yongguk menangkupkan kedua tangannya di pipi Daehyun.
"Tapi hyung..."
"Hilangkan semua keraguanmu. Himchan memang bisa jadi senekat itu, tapi bukan karena dirimu. Bukan. Itu salahnya sendiri.''
Yongguk mengajak Daehyun keluar gedung dan berjalan di taman, bergandengan tangan."Dia...sangat mencintaimu, hyung."
Ujar Daehyun saat mereka duduk di bangku taman.
"Mungkin, tapi itu tidak penting lagi bagiku."
"Dia...melakukan itu...karena aku..."
Yongguk menekuk alisnya.
"Dae, dengarkan aku. Ini bukan salah mu. Ini salahnya sendiri. Aku akan tetap memilihmu apapun yang terjadi.""Mungkin...untuk sementara waktu...aku akan tinggal di tempat Jongup."
"Tidak. Kamu tinggal bersamaku,dan tidak akan ada yang berubah, apapun itu." Ucap Yongguk tegas.
"Hyung..."
"Kamu... Jangan menyiksa dirimu sendiri. Himchan sudah dewasa. Dia harus bisa menyelesaikan masalahnya sendiri. Dia harus tahu bahwa tidak semua yang ada di dunia ini mengikuti keinginannya.
Aku mohon Dae, percayalah padaku."
Daehyun mengangguk perlahan, mengalah."Kita akan pulang setelah asistennya datang."
"Tangan hyung?"
"Kata dokter baik, sudah dijahit sedikit dan akan pulih segera."
Mereka berdua saling pandang dalam diam, mencoba menenangkan hati setelah kejadian tak terduga yang menimpa mereka, sebelum akhirnya melangkah kembali ke ruang perawatan Himchan.***
Satu bulan kemudian
***"Sayang, dimana dasiku?" Yongguk bertanya kepada Daehyun yang sibuk di dapur.
"Aku sudah siapkan semuanya di tempat tidur. Masa nggak ada?" Daehyun menoleh ke arah Yongguk lalu merengut.
"Bukan itu baju yang aku siapkan tadi."
"Oh?" Yongguk bergegas kembali ke kamar untuk berganti pakaian.Kehidupan mereka kembali normal setelah kejadian itu. Tidak ada yang pernah membahasnya.
Bahkan tidak ada lagi jejak Himchan selama satu bulan ini."Aku pulang malam hari ini. Jangan lupa makan. Pulang duluan saja, tidur duluan, jangan tunggu aku."
"Heung. Baiklah. Aku ke kafe jam 11 nanti. Hati-hati dijalan, semoga sukses meetingnya hari ini, hyung."
Yongguk mengecup kening Daehyun dan berangkat kerja.Daehyun menatap kaca besar dari belakang meja kasir, pikirannya berlarian kemana mana.
"Hyung. Dae hyung." Panggil Jongup. Daehyun tersadar dari lamunan panjangnya. "Ya?"
"Ada pelanggan." Bisik Jongup dari samping.
Daehyun terkejut dan tersenyum meminta maaf kepada pelanggan di hadapannya.
"Oh..maaf kan saya. Ada yang bisa dibantu?"Sejak kejadian itu Daehyun sering melamun bila kafe sepi. Di rumah dia selalu berusaha melakukan banyak kegiatan agar pikirannya teralihkan. Tapi di kafe ia sering melamun.
"Masih memikirkan kejadian itu, hyung?" Tanya Jongup saat mereka merapikan kafe menjelang tutup.
"Entahlah uppie. Aku merasa ada yang mengganjal. Seperti...suatu saat orang itu akan muncul kembali di hadapan kami membawa kesulitan baru."
Jongup tersenyum sedih.
"Hyung seharusnya lebih percaya diri. Dengan semua yang ditunjukkan oleh Yongguk hyung, seharusnya hatimu jauh lebih tenang."
"Inginnya begitu, tetapi kenyataannya aku belum bisa tenang."Baru saja selesai berkata, pintuk kafe terbuka.
"Selamat malam, maaf kami sudah tutup..." Daehyun menyapa sosok yang melangkah masuk kafe dan terdiam.
Kim Himchan melangkah masuk dengan wajah muram.
"Mau apa kamu?" Tanya Daehyun saat Himchan semakin mendekat.
"Aku mau kamu menghilang dari dunia ini. Kalau tidak ada kamu, pasti Yongguk akan menjadi milikku!" Sambil berteriak Himchan mengayunkan tangannya ke arah Daehyun, dan dalam hitungan detik, sebilah pisau tertancap di dada kiri Daehyun.
"DAE HYUNG!" Jongup berteriak dari samping, menangkap Daehyun yang terhuyung ke belakang sambil memegangi dadanya.
Dengan panik Jongup mencari handphone di sakunya lalu menghubungi nomor darurat.
Himchan masih disana, menyaksikan bagaimana Daehyun kesakitan dan Jongup panik, sambil tersenyum puas."Tolong kami,ada orang gila menerobos masuk kafe dan menusuk temanku! Kami ada di jalan..."
Suara Jongup yang sedang menelepon semakin sayup didengar Daehyun. Dengan lemah ia mengalihkan pandangannya ke arah Himchan. Orang itu masih disana, seperti memastikan bahwa tujuannya terlaksana, sebelum akhirnya berputar dan meninggalkan kafe.Daehyun mendengar Jongup memanggil namanya.
"Bertahanlah Hyung, bantuan segera datang. Apa yang orang itu pikirkan? Dia benar benar gila! Hyung...dengar suaraku? Hyung, tetaplah terjaga. Aish apa yang harus aku lakukan?"
Samar terdengar suara sirene, dan saat paramedis datang Daehyun perlahan menutup matanya.-----------------------------------------------------------
Its getting weirder and weirder isn't it? I'm sorry for the long wait. Trying to end this story soon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Side Effect Of Breakups
FanfictionBang Yongguk, pengusaha sukses, tetapi tidak sukses dalam cinta. Jung Daehyun, pelayan kafe yang sedang berusaha untuk move on