ㅡㅡㅡ

462 57 5
                                    

Jung Daehyun menghampiri Yongguk yang terlihat sedang sibuk dengan handphonenya.
"Hyung, ayo pulang."
Yongguk agak terkejut saat mendengar suara Daehyun.
"Oh-- kamu sudah siap?"
Daehyun mengangguk.
"Ayo berangkat." Yongguk menyelipkan handphonenya di saku dan meraih bahu Daehyun, merangkulnya. Mereka berdua meninggalkan kafe, menuju apartemen Yongguk.

"Hyung...pizzanya?" Tanya Daehyun saat mereka tiba di rumah.
"Huh?"
"Katanya tadi kita mau beli pizza, kenapa kita malah berhenti di minimarket?" Daehyun tertawa sendiri.
Yongguk tersenyum melihat tawa Daehyun. Melihat sosok Jung Daehyun, sedang di dapurnya, membereskan belanjaan mereka. Rasanya seperti mereka sudah tinggal bersama selama ini.
Yongguk meraih telepon dan menekan tombol panggil, memesan pizza seperti rencana awal.
Setelah selesai memesan, Yongguk menghampiri Daehyun yang sedang menyiapkan makanan ringan untuk mereka, dan memeluknya dari belakang.

"Dae...tinggal disini ya?"
Daehyun menoleh, seakan tidak percaya dengan apa yang dia dengar.
"Kalau kamu tidak nyaman langsung sekamar denganku, masih ada ruang kosong yang bisa kamu gunakan. Aku...akan merasa tenang kalau bisa bertemu denganmu setiap hari."

Daehyun berputar sehingga ia bisa menatap Yongguk dengan baik.
Daehyun tersenyum kecil.
"Ada apa hyung? Kenapa tiba-tiba begini?" Daehyun meletakkan tangannya di pipi kiri Yongguk dengan lembut. Yongguk menyandarkan kepalanya di tangan Daehyun.
"Hmm tidak ada apa-apa. Hanya saat melihat kamu, rasanya seperti kita sudah tinggal bersama sejak lama."
Daehyun tersipu mendengar perkataan Yongguk.
"Hyung, tinggal serumah bukanlah suatu hal yang bisa diputuskan begitu saja."
"Aku tahu."
"Kita harus merencanakan dengan baik."
"Itu sebabnya aku berbicara sekarang."
"Aku tidak mau ada penyesalan setelah kita tinggal satu atap."
Yongguk tidak menjawab, dia malah mencondongkan kepalanya ke arah Daehyun, dan mengecup singkat bibirnya.
"Ayo kita bicarakan semuanya sekarang."
Daehyun merah padam dan tidak bisa berbuat apa-apa karena terlalu kaget dengan serangan kecil Yongguk tadi.
Yonggum hanya tertawa kecil sambil mendorong lembut Daehyun ke ruang tamu, sambil membawa dua kaleng bir untuk mereka.

"Aku ingin kamu tinggal disini. Rumah ini terlalu luas untuk ditempati sendiri, baru kali ini aku merasakannya."
Daehyun masih merona wajahnya.
"Kamu sudah familiar dengan isi rumah ini. Kamu bebas melakukan apapun yang kamu mau. Tempat ini sekarang milikmu juga."
"Bagaimana dengan apartemen ku?"
"Jual saja, atau paling tidak disewakan."
"Hyung kan belum tahu kebiasaan aku kalau dirumah."
"Makanya aku mengajak kamu tinggal disini biar aku tahu."
"Tapi kan..."
"Jung Daehyun. Aku akan menerimamu apa adanya, jadi aku mohon. Tinggal disini ya?"
"Hyung benar-benar tidak menerima penolakan ya?"
"Hmm...mungkin karena sudah terbiasa mencoba membuat klien setuju dengan penawaran perusahaanku." Yongguk tersenyum lebar, membuat Daehyun ikut tersenyum.
"Kalau begitu jawabannya cuma ada satu kan?"
Yongguk mengangguk sambil tertawa bahagia.
"Secepatnya ya."
Daehyun hanya mengangguk.

*
**
Hari ini adalah harinya! Daehyun menghitung lagi box yang akan dia bawa. Dia tidak ingin memenuhi isi rumah Yongguk dengan barang-barangnya jadi Daehyun benar-benar memilih barang yang pasti akan ia perlukan saja yang dibawa. Apartemen ini akan disewa oleh teman Junhong, jadi Daehyun tetap mendapat penghaslian.

"Dae, sudah semua?" Tanya Yongguk sambil memanggil petugas jasa pindah yang ia sewa.
Daehyun mengangguk dan mereka meninggalkan apartemen Daehyun, menuju tempat tinggalnya yang baru
"Selamat datang dan terimakasih banyak kamu sudah bersedia berbagi tempat tinggal bersamaku." sambut Yongguk saat mereka tiba di apartemen Yongguk.
Sebelumnya mereka berdua sudah sedikit merubah susunan barang-barang disini, agar bawaan Daehyun bisa mendapatkan tempat.
Mereka sepakat untuk tidur di satu kamar. Membayangkannya saja sudah sangat membahagiakan Daehyun.
Saat barang-barangnya masuk, Daehyun langsung menatanya, tidak menyia-nyiakan waktu agar semakin cepat rapi, semakin cepat ia bisa bersantai.

Setelah semuanya selesai, Yongguk melirik jam tangannya.
"Umm...Dae kamu mau makan apa?"
Daehyun langsung menoleh saat mendengar kata makan. Tiba-tiba perutnya lapar sekali.
"Apa aja hyung. Jam berapa sekarang?"
"Jam 8 malam. Kita belum makan malam."
"Kalau begitu terserah hyung. Aku makan apa saja."
"Ramyun?"
"Huh? Hyung mau makan ramyun?"
Yongguk mengangguk. "Aku nggak pernah menolak ramyun." Jelas Yongguk.

Daehyun bergegas ke dapur.
"Baiklah. Aku buatkan ramyun." Daehyun mulai mencari bahan-bahan di kulkas.
"Hyung suka keju?"
"Hmmm."
"Sosis?"
"Hmmm."
"Pedas?"
"Sedang saja."
"Okay."
Daehyun mulai masak ramyun sementara Yongguk merapikan box yang sudah kosong.
Tepat saat Daehyun selesai masak, ruangan sudah kembali rapi. Mereka makan sambil berbincang, mengakhiri hari ini dengan semangkuk ramyun dan sekaleng soda.

Setelah bersih bersih, mereka bersiap untuk tidur.
Ada rasa yang menggelitik dada Yongguk saat dia melihat Daehyun berbaring di atas ranjangnya.
Perlahan Yongguk merebahkan tubuhnya disamping Daehyun, menghadap ke arah kekasihnya sambil melingkarkan tangannya di pinggang Daehyun.
"Aku nggak pernah pake guling, tapi tidur sambil memeluk kamu rasanya sangat nyaman."
Daehyun wajahnya merona. Ia berputar hingga menghadap ke arah Yongguk, lalu membenamkan wajahnya di dada bidang Yongguk.
"Malam Daehyun sayang."
"Malam hyung. Terimakasih untuk semuanya hari ini. Mimpi indah ya."
Dan mereka berdua tertidur.

Daehyun terbangun tengah malam. Bajunya basah karena keringat. Ditengoknya teman sekamar baru, tertidur lelap menghadap Daehyun.
Mimpi Dae. Hanya mimpi. Daehyun menghapus keringat di dahinya. Mimpi yang tidak menyenangkan di hari pertamanya tinggal bersama Yongguk.
Sambil terus menenangkan diri, Daehyun berusaha untuk kembali tidur.

*
Pagi Daehyun dibangunkan oleh aroma sedap. Daehyun membuka mata dan langsung teringat bahwa ia telah pindah.
Turun dari kasur dan mencari sumber aroma sedap itu, Daehyun menemukan Yongguk sedang menata piring dan menyajikan roti, telur dan susu di meja.
"Pagi hyung."
"Pagi Dae. Sudah bangun?"
Daehyun tersenyum manis dan duduk di kursi.
"Senangnya bisa sarapan bersama seseorang. Ayo makan, lalu aku antar ke kafe. Nanti pulangnya aku jemput."

Seperti sepasang pengantin baru, Yongguk mengantar Daehyun hingga ke dalam kafe.
"Sampai jumpa nanti sore ya sayang." Yongguk berpamitan sambil mengecup pucuk kepala Daehyun yang dibalas dengan rona di pipi Daehyun.

Setelah Yongguk pergi, Jongup menghampiri Daehyun.
"Jadi, bagaimana rasanya tinggal bersama Mr Bang?"
"Menyenangkan." Jawab Daehyun sambil masuk ke dalam, menghindari tatapan Jongup karena ia malu.
"Yaaah hyuuuung...jangan kabur." Goda Jongup.

Hari Daehyun terasa lebih indah sekarang. Kafe yang penuh pun tidak membuatnya lelah.
"The power of love memang beda." Goda Jongup seharian.
Senyum Daehyun lenyap saat melihat tamu yang baru masuk.
Yang benar saja...kenapa hari ini dia datang?

"Hei, sedang sibuk? Ada waktu sebentar? 5 menit saja?"
Daehyun ingin sekali menolak, tetapi tidak ada alasan. Kafe sepi sekali.
"Baiklah 5 menit. Katakan keperluanmu lalu aku akan kembali ke dalam."
"Dae...aku mau minta maaf. Atas kejadian waktu itu. Aku...aku sendiri malu mengakuinya, tetapi aku jujur saja cemburu saat melihat kamu dengan dia.
Orang asing.
Kamu yang tidak mudah dekat dengan orang lain, malah bersama dengan orang yang sama sekali asing bagiku.
Aku tahu aku sudah tidak punya hak untuk cemburu. tetapi itulah yang aku rasakan.
Aku menyesal, memperlakukan mu seperti itu. Aku janji nggak akan berbuat macam-macam lagi.
Tapi satu hal, aku nggak bisa jauh darimu. Walaupun kita sudah jadi masa lalu, apakah masih boleh aku bermimpi untuk jadi temanmu?"

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
I'm like ㅜㅜ
Just like ㅜㅜ
Lol
im addicted to that song.

Side Effect Of BreakupsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang