BAB IX - GADIS MALAIKAT DAN PEMUDA IBLIS

283 45 3
                                    

*Pagi hari, di jalan.

"Selamat pagi Ketua. Tumben berangkatnya agak pagian."

"Semalam aku disibukkan oleh pembasmian beberapa kontraktor. Sampai saat ini, rumah masih berisik sampai aku tak bisa tidur."

"Y, ya... aku tidak mengerti. Bukannya terbalik? Kau habis kerja semalaman makanya kau kesiangan, tapi..."

"Jangan salah paham dulu, Yakov. Aku berangkat pagi-pagi karena aku mau tidur di ruang klub."

"A, ah... iya juga, yah."

"Dan ngomong-ngomong, Yakov, dia siapa?"

"Dia?"

Ketua menunjuk ke sisi lain jalan. Aku pun segera menoleh ke seberang dan mencari orang yang dimaksud Ketua. Untuk beberapa saat aku jelas kebingungan. Terlalu banyak orang di sana. Mana mungkin aku tahu... ah... sepertinya mungkin juga.

Seorang gadis berseragam SMA Akademisi Putri tampak tengah mengintipku dari balik rumput. E? Memangnya dia kira dirinya itu seorang macan di padang sabana yang sedang berburu?! Mana bisa bersembunyi di tempat seperti itu, woi!

"Si... siapa, ya? Benar-benar orang yang iseng."

"Bukan kenalanmu?"

"Kenalan? Apa yang Ketua katakan. Aku ini orang yang tak punya banyak kenalan."

*Menuju siang, saat belajar.

"Nah, jadi! Ada beberapa cara untuk penyelesaian soal linear dua variabel. Salah satunya dengan metode eliminasi... uwaaaaaaa! A, a, apa itu?!"

Seorang gadis tampak menempel di kaca jendela dekat tempaku duduk. Tu, tunggu dulu... ini lantai dua, lho! Aku sama sekali belum pernah mendengar tentang spiderwomen!

*Siang, saat istirahat.

Aku sedang berjalan ke kantin ketika itu. Namun, di tangga, aku mendengar beberapa keributan yang menggelitik telinga. Yah, aku tahu. Keributan bukanlah hal yang aneh di tempat ini, hanya saja yang membuatku hampir melompat dari jendela adalah karena orang yang ribut bukanlah berasal dari sekolahku.

"Siapa kau?"

"Mata-mata?"

"Bukannya itu seragam SMA Akademisi Putri yang ada di dekat sini itu?"

"To, tolong!" gadis itu mulai berteriak kikuk. Wajahnya memutih karena ketakutan. "A, aku tidak tahu bagaimana cara menjelaskannya. Ta, tapi... sepertinya... aku ingin bertanya pada laki-laki bernama Yakov tentang hal... ini...."

Gadis itu memegang perutnya dengan malu-malu.

Hening sejenak.

"Kaisar?!"

"My Lord melakukan hal itu?!"

"Kau pasti ingin memfitnah pimpinan kami dengan cara keji ini! Dasar wanita sialan!"

"Tu, tunggu!"

Aku segera turun dan menghentikan pergerakan tiga laki-laki itu.

"Yang Mulia!"

"My King!"

"My Love!"

"Sudah aku bilang untuk tidak memanggilku dengan panggilan memalukan! Terutama yang terakhir. Kau sedang memujiku atau sedang menghinaku aku benar-benar tidak tahu!"

"Tapi, bagaimana kami harus memanggil Anda?"

"Bagaimana kalau Your Highnes."

"Memangnya aku anggota kerajaan?"

Seven Deadly Fools (Jilid 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang