Cerita belum berakhir.
Masih banyak yang harus aku lakukan saat ini. Benar-benar melelahkan. Sebelum aku bisa mengirim iblis-iblis ini kembali ke neraka, maka orang-orang aneh dan merepotkan akan terus bermunculan. Mereka akan menggerayangi hidupku, dan memakan kewarasanku secara perlahan-lahan.
Akan aku beri tahu, sedikit cerita setelah keonaran kemarin.
Para anggota Necromancer dihajar oleh segerombolan anak SMA badung yang tidak tahu apa-apa. Aku sampai tidak tahu harus tertawa atau harus bangga ketika sadar bahwa anak-anak itu secara tidak langsung telah menyelamatkan dunia. Yang jelas, sekarang para kontraktor ada di penjara pribadi keluarga Livia. Apa yang akan terjadi pada mereka, aku tidak tahu... atau mungkin tidak mau tahu.
Kemudian soal Hafya. Dia sepertinya tidak kenapa-kenapa. Tak ada luka memar atau luka gores di tubuhnya. Adikku itu hanya sedikit shock setelah mengalami peristiwa edan-edannan yang tak pernah kami duga.
Aku harap aku tidak edan-edannan lagi.
Hafya langsung dipulangkan ke rumahnya. Tak ada komplen atau kecurigaan apapun. Masalah beres.
Apa? Kalian bertanya tentang hubunganku dengan Ketua?!
Jangan bahas itu lagi. Aku masih terlalu muda untuk memikirkan hal itu. Lagi pula, entah bagaimana Kiki—kakak laki-laki Ketua—sampai sekarang jadi selalu muncul di ruang klub dan menjadi pengawas kami berdua. Aku baru tahu bahwa dia adalah orang yang di-DO dari SMA-nya. Sampai sekarang, dia masih pengangguran dan bisanya cuma berkelahi sembari membawa-bawa syal bau.
Sudah, berhentilah datang kemari dan cari kerja sana! Dan lagi, aku mohon cuci syal itu dengan deterjen atau air raksa aku tak peduli. Baunya benar-benar menyengat sampai ada gosip bahwa kami menyimpan sebuah bangkai manusia di ruang klub ini.
Dan untuk Latifa... kurasa bukan. Lebih tepatnya untuk Madehaa, bisakah kau berhenti untuk melakukan misi mata-mata padaku? Kau benar-benar menyebalkan. Kau kira kau itu agen 007 atau semacamnya? Sekarang sedang musim ulangan jadi istirahatlah untuk mengganggu Latifa dan biarkan gadis polos itu belajar dengan benar!
***
"Pagi Ketua! Kau kelihatan mengantuk."
"Yakov. Semalam aku sudah kerja rodi. Membereskan mobil rusak, mencari alasan bangunan yang hancur, menutup mulut saksi mata, bekerja sama dengan kepolisian, dan mendaftarkan pernikahan ke KUA. Semua pekerjaan itu benar-benar membuatku tak bisa tidur."
"Entah ini cuma perasaanku atau memang ada yang tidak beres dengan tugas yang terakhirmu itu."
"Yang mana?"
"Mendaftarkan pernikahan ke KUA."
"Ah, itu. Mereka bilang aku harus datang denganmu."
"Sudah aku duga... ini benar-benar sudah aku duga! Tapi, entah bagaimana, meskipun aku sudah menduganya, mendengarnya langsung dari mulutmu membuatku tetap shock! Berhentilah mengurus hal bodoh seperti itu!"
"Hmm? Jadi kau mau mengurusnya untukku."
"Bukan seperti itu, lagi pula tak akan pernah ada yang seperti itu."
"Yakov. Aku hamil."
"Kenapa sih kau itu?! Jangan buat aku terkena serangan jantung! Kita bahkan tidak pernah melakukan apapun—dan tak akan melakukan apapun. Aku ini anak baik... kau juga anak baik, kan? Jadi berhentilah membuat hal seperti itu menjadi candaan."
"Tapi entah kenapa, akhir-akhir ini perutku terasa keras. Aku juga susah buang air besar. Yang aku lakukan hanyalah memasukan tanpa mengeluarkan. Aku takut, anak ini lahir tanpa bapak."
"Bukannya itu cuma sembelit? Ajaran mana yang menganggap penyakit sembelit menjadi tanda-tanda kehamilan?! Lagi pula 'hajat' memang sejenis anak yatim yang dibuang oleh orang tuanya."
"Umurnya sudah satu minggu."
"Apa yang kau banggakan tentang hal itu? Bukannya ini bahaya? Kau sudah tidak BAB selama satu minggu itu benar-benar berbahaya, kan?! Tidak, ini sangat berbahaya. Ayo, ikut aku ke dokter."
"Kita akan memeriksakan janin kita?"
"Tidak. Kita akan datang ke dokter umum, kemudian setelah itu baru ke dokter kejiwaan."
"Aku ingin melihat hasil rontgennya."
"Aku takut itu akan menjadi wujud yang mengerikan. Lagi pula, kau kira ini patah tulang atau memeriksa tumor? Rontgen tidak dipakai untuk memeriksa isi perut orang hamil!"
"Aku baru tahu."
"Nah, Ketua."
"Ada apa? Kenapa mendadak serius?"
"Aku baru terpikir sejak kemarin, ketika aku melihat konflik itu dengan mata kepalaku sendiri." Aku menghela nafas dan mengumpulkan kekuatan. "Kenapa iblis dan malaikat berperang? Kenapa para Necromacer ingin ikut ke dalam perang itu? Apa yang mereka perebutkan?"
Hening sejenak.
"Noqauzo yeqirximer."
"Artinya?"
"Periode Keruntuhan. Ketika Tuhan meninggalkan dunia ini dan menyerahkannya pada sistem yang telah dia buat. Apa yang tiga makhluk ini coba perebutkan adalah... hak menentukan nasib dunia. Xemxe ri hiwxa. Tahta Tuhan."
"Uh." Untuk sejenak, aku bisa merasakan rasa dingin menjalar ke tulang punggungku. Membuat bulu kudukku merinding, membebaskan imajinasi terliarku ke segala kemungkinan. "Ta, tahta Tuhan? A, apa yang kau maksud, Ketua?"
"Tuhan tak berada di atas makhluk-makhluknya. Dia tak terdefinisikan. Tuhan yang mencitakan hierarki*, maka dari pada itu, Ia tak mungkin berada dalam hierarki. Jadi, pertanyaannya, makhluk apakah yang menduduki hierarki tertinggi?"
*Urutan tingkatan. Struktur tingkatan (jabatan).*
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Seven Deadly Fools (Jilid 1)
MizahNah, nah, nah... pernahkah kau mendengar cerita tentang '7 Iblis Dosa Besar'? Itu, lho... Satan, Lucifer, Mammon, Bellzebub, Leviathan, Asmodeus, dan kemudian Belphegor. Kedengarannya memang mengerikan, tapi sungguh, percayalah padaku, mereka sama s...