BAB I - APAKAH ANDA INGIN LANJUT?

689 87 64
                                    

〔Heyah... tubuh ini benar-benar lemah.〕

(Mau bagaimana lagi, kan? Namanya juga manusia.)

{Aku lapar, aku ingin makan.}

〘Tapi, sebenarnya, apa yang sudah terjadi pada kita? Bukannya, saat itu kita masih berada di Istana Neraka. Bagaimana cara kita bisa dipindahkan ke sini, aku sama sekali tidak ingat.〙

[Oi, oi, oi! Ini tidak lucu! Aku tidak bisa menggunakan sihirku!]

〘Hah? Ah! Benar! Lagi pula, ini bukan hanya sihir! Tubuhku juga tidak bisa bergerak!〙

「Meskipun kau bilang 'tubuhku', tapi sebenarnya yang kau kuasai hanyalah organ yang mirip cacing purba.」

〘Jangan remehkan organ ini! Ini adalah rahasia manusia bisa mencapai populasi yang banyak dan menguasai bumi ini!〙

{Ngomong-ngomong, iblis tidak memiliki organ itu. Tapi kenapa kau bisa-bisanya terjerumus ke dalam dosa yang sama sekali tak bisa kau lakukan.}

「Kau bertanya pada siapa?」

{Aku bertanya pada Asmodeus.}

Berisik! Berisik, berisik, berisik! Kenapa pagi-pagi sudah berisik! Lagi pula suara siapa itu? Aku tidak mengenalnya. Dan kenapa mereka berbicara di tepat di dekat telingaku? Aku ngantuk! Masih ngantuk! Ini masih pagi, kan? Belum waktunya masuk sekolah, kan? Aku mohon, 5 menit lagi, saja!

「Tidurlah.」

〘Bodoh! Kau sama sekali tak bisa membuatnya menjadi malas seperti yang kau inginkan bila hanya dengan berkata seperti itu! Iblis macam apa, kau?!〙

"Berisik!"

"Kakak! Kau baik-baik saja?!"

Ketika aku menoleh ke suara di sampingku, tampak seorang gadis menatapku dengan panganan khawatir. Kulihat matanya lebam dan rambut sebahunya agak acak-acakkan. Dia adalah Hafya.

"Eh?"

"Syukurlah..." tiba-tiba Hafya memeluk tanganku dan mulai menangis di sana. "Aku kira Kakak akan meninggalkanku."

Apa yang tadi itu... cuma mimpi?

"Ngomong-ngomong, apa yang terjadi?"

"Kakak tidak ingat? Kakak tersambar petir."

"Eh?" tiba-tiba saja beberapa kilas ingatan bermunculan di otakku. Petir, hujan, langit, bola, cahaya, bully, petasan, mercon, damai, selangkangan...

〔Entah kenapa sepertinya orang ini mulai ngawur.〕

「Tidurlah....」

〘Hentikan! Itu benar-benar mengesalkan!〙

"Siapa itu?!"

"Kakak, ada apa?" Hafya menarik wajahnya kembali dan menatapku dengan ganjil. "Apa ada yang masih sakit?"

"Y, ya... bukan itu. Tadi aku mendengar suara orang mengobrol. Aku kira itu dari kamar ini. Tapi sepertinya aku salah sangka."

Hafya mengerutkan dahi. "Orang... mengobrol?"

"Ya. Tapi, ah, jangan dibicarakan. Aku takut mereka mendengar kita dan mulai tersinggung."

"Kakak?" adikku memiringkan kepalanya dan menatapku dengan heran.

"Hmm? Ada yang salah?"

「Tidurlah.」

〘Sudah aku bilang untuk menghentikan itu! Kau ingin aku hajar?〙

"A, sepertinya mereka sedang bertengkar." Aku memanjangkan kepalaku dan mencoba mengintip melewati kepala adikku. Namun, seperti yang aku duga, tak ada siapa-siapa di sana. Ruangan ini sepi... dan ranjang di sebelahku masih kosong.

Seven Deadly Fools (Jilid 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang