Aku mendapati diriku terbangun dengan alarm yang berbunyi di segala penjuru. A, ah... itu bukan kiasan, tapi makna asli. Tepatnya, aku sudah memasang 4 alarm—dua ponselku, jam weker, dan jam weker digital. Ini dimaksudkan untuk mengantisipasi kemalasan muncul di dasar hatiku, agar Belphegor tidak mengonversi dosa ini menjadi sihir untuknya. Tapi tampaknya jam sudah menunjukkan angkat setengah 8.
Aku... telat lagi?
***
Sudah kuduga ada yang aneh dengan Kakak.
Bukannya aku tidak mempercayai ucapan Kakak semalam, tapi entah kenapa hatiku benar-benar tidak bisa tenang dan terus memikirkannya. Jadi hari ini, aku berniat untuk sedikit menyelidikinya. Kebetulan juga hari ini adalah hari libur, jadi aku bisa melakukannya tanpa membolos sekolah.
Ya, meskipun aku tak perlu membolos sekolah, tapi...
***
Setelah makan beberapa piring nasi dan mie, aku baru sadar bahwa aku sudah menghabiskan stok beras untuk hari ini. Dengan kepala stres dan perut penuh, aku pergi ke kamar mandi untuk membersihkan badan. Setelah itu, aku memakai seragamku dan segera pergi ke luar.
Ah, hari yang panas. Padahal masih pagi, tapi entah kenapa ini terlalu cerah untuk bepergian.
Tidak, tidak... aku tidak boleh menjadi pemalas. Aku tidak boleh membiarkan iblis itu kembali mengendalikan tubuhku dan membuatku tidur di selokan. Itu benar-benar pengalaman yang menyakitkan. Sangat menyakitkan.
***
Ka... Kakakakak memakai seragam sekolah!
Aku langsung mengeluarkan ponselku dan melihat tanggal yang tertera di sana. Namun, bagaimanapun aku memastikan, hari ini jelas adalah hari Minggu. Ja, jadi... kenapa Kakak memakai seragam?
Seraya berpikir aku tetap bersembunyi beberapa belas meter dari kontrakkan. Kakak tampak menggelengkan kepalanya beberapa kali sebelum hendak berjalan. Melangkahkan kaki ke luar pekarangan, dan bergerak keluar dari kompleks.
Mu... mungkinkah itu? Kakak punya acara ekstrakurikuler? Aku belum pernah mendengarnya, sih, tapi mungkin saja dia tak sempat membicarakannya denganku. Hmm! Ya, sepertinya memang seperti itu. Sebaiknya aku tidak segera mengambil kesimpulan.
***
〔Oi, apa kau menyadarinya? Entah kenapa, rasanya orang-orang itu terus memperhatikan kita.〕
Benarkah?
Aku sedikit memberikan perhatianku ke sekitar, dan segera menyadari bahwa perkataan Mammon benar. Beberapa orang tampak menatapku, kemudian membuka ponsel mereka, dan sedikit terbelalak dengan itu. Aku mengernyit, menduga-duga apa yang sedang terjadi. Namun, untuk sejenak, aku tidak ingin menyadari kemungkinan itu lagi. Benar-benar tidak ingin.
Eh? Mungkinkah?
Aku segera mengeluarkan ponselku dan masuk ke salah satu akun sosial mediaku di internet.
〘Sedang apa kau?〙
Y, ya... aku sedang mengecek sesuatu. Bukannya saat kemarin aku tidur di selokan, ada beberapa orang yang memfotoku, kan?
〘Ah, sepertinya ada... beberapa.〙
Kalau begitu, mungkin mereka...
Ketika aku menemukan apa yang aku cari, aku hampir saja kehilangan kesadaran di trotoar. Aku melihat gambarku sendiri yang setengah tubuhnya terselip di cubluk. E...? apa-apaan ini?
"{Uryaaaaaaaaaaaa!}"
Tu... tunggu! Kenapa kau berteriak-teriak!
{Ya, aku hanya meniru apa yang ada di televisi itu. "Jika kau mengalami stres atau hal-hal yang membuat pikiran tertekan, maka berteriaklah sekencang-kencangnya." Begitu, kan?}
KAMU SEDANG MEMBACA
Seven Deadly Fools (Jilid 1)
HumorNah, nah, nah... pernahkah kau mendengar cerita tentang '7 Iblis Dosa Besar'? Itu, lho... Satan, Lucifer, Mammon, Bellzebub, Leviathan, Asmodeus, dan kemudian Belphegor. Kedengarannya memang mengerikan, tapi sungguh, percayalah padaku, mereka sama s...