Promise 4

2.4K 300 18
                                        

'Ku kira aku benar-benar berjodoh dengan mu nona kim. Aku akan memberikan pelajaran untukmu dan aku akan membuat mimpi buruk untuk kehidupanmu disekolah ini'

'Kau cukup cantik nona Kim'

^1^
Sehun, namja itu tak mengalihkan pandangannya. Sosok gadis disebrangnya cukup membuat atensinya tertarik. Dia akan menjadikan gadis baru ini sebagai sasaran 'permainannya'. Dilihat dari wajahnya, gadis baru yang memperkenalkan dirinya sebagai kim yoona, mempunyai postur badan dan struktur wajah yang cukup menarik. Mata bulat nan bening, kulit putih, bibir cherrynya, hidung yang mancung, pipi tirus, serta leher yang jenjang. Sehun bersumpah andai gadis ini tadi pagi tidak membuatnya naik darah, sudah bisa dipastikan Oh Sehun akan menjadikannya target wanita yang harus ia takhlukkan.

"Sehun-aa kau tertarik padanya?"
Suara berat namun halus khas baekhyun berhasil membuatnya menoleh. Sebuah senyum yang entah bisa diartikan sebagai senyum atau malah sebuah seringai, pasalnya Sehun, namja itu tersenyum tipis, bahkan teramat tipis.

"Kita mempunyai mainan baru"
Kalimat Sehun berhasil membuat Chanyeol menoleh. Sehun menunjuk siswa baru tadi dengan dagunya.
"Aku akan membuatnya menyesali kalimatnya tadi pagi"

Baekhyun dan Kai tersenyum

"Oh Sehun..perlukah kami membantumu? Aku juga ingin memberinya pelajaran" Baekhyun kini bersuara, sebenarnya tadi ia tak berminat dengan pertengkaran antara jiyeon dan eunjung. Namun suara gadis baru dengan tangan yang tertunjuk pada mereka tadi pagi berhasil membuatnya dongkol. Heoll!! The wolf namja paling populer seantero Hanyang High School. Sebuah penghinaan jika kalian tidak mengetahui mereka, terlepas kalian murid baru maupun bukan. Tetap saja penghinaan akan selalu mendapatkan balasan. Dan gadis tadi pagi salah satunya.
"Kantin!!" Suara Sehun kini terdengar seperti berbisik
"Benar, kita bisa mulai dari kantin nanti" Chanyeol ikut bersuara. Mereka akan benar-benar memberi pelajaran pada Kim Yoona.

^2^
Yoona
Wanita itu tak menghiraukan tatapan 'teman barunya'. Ia harus bersikap normal. Ia tak peduli akan para remaja labil disekitarnya, yang menatapnya seolah ia merupakan seorang teroris kelas kakap. Ia tak peduli. Sungguh. Tugasnya hanyalah menemukan pembunuh itu dan mencari seseorang yang mungkin bisa disebut mempunyai golongan darah yang sama dengannya. Setelah tugasnya selesai, ia akan kembali ke tempat yang seharusnya. Dan akan meninggalkan remaja-remaja labil dengan masalah sosial mereka.

^3^

Pelajaran telah dimulai sejak tiga jam yang lalu, namun wanita itu hanya membuka lembaran buku didepannya dengan malas. Ia malas harus berhitung x(72×85÷18)=y(25)..

"Sungguh akan lebih baik jika aku mengerjakan berkasku yang diambil alih oleh hyukjae!!. Kepalaku terasa ingin meledak memikirkan hal tidak penting ini!. Kenapa yang dipilih harus x & y? Seharusnya x hanya digunakan untuk menangani kasus pembunuhan dengan tersangka yang disembunyikan identitasnya. Dan y? Memang dipikir ini acara musik yang biasa ditonton oleh seolhyun...LLLLLL YYYYYY..
oh tuhan!!! Ambil saja nyawaku!! Sungguh ini malah akan membuatku mati secara perlahan. Akan lebih baik terkena luka tembak dikepala dari pada harus menghitung semua angka yang berjejer seperti kereta api ini?!!"
Yoona. Entah berapa kali ia menghembuskan nafas kasar. Kepalanya sudah mulai berdenyut, perutnya juga sudah mual. Yang kalian harus tau, wanita dengan pangkat tertinggi ini sangat amat membenci hal yang berbau rumus dan juga angka. Ia akan lebih memilih bergulat dengan para pembunuh,maupun teroris menghajar mereka sampai babak belur lalu memasukkan mereka ke sel. Itu adalah pekerjaan yang amat mudah. Namun, jika bergulat dengan angka dan rumus. Oh sungguh ia akan mati tanpa luka ditubuhnya.

Bell tanda waktu pelajaran ketiga selesai telah berbunyi. Yoona bersyukur setidaknya ia akan cepat keluar dari kelas ini, ia akan memberi kenaikan jabatan pada orang yang membunyikan bell itu. Jika dia seseorang yang bekerja untuk kepolisian.

Promise [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang