1. Tak Terduga

100 7 0
                                    

Bagian 1: Tak Terduga

Mulmed Andrea Tabriza Anastasia

•••

ANDREA kembali menghela nafas untuk kesekian kalinya, kedua manik gadis itu melirik sebuah jam tangan yang bersangkar pada pergelangan tangannya. Hujan terus menerus menitik, kilat petir bersahutan, menambah kekesalan Andrea.

"Zara mana sih," gumamnya. Hari ini, Andrea dan Zara —sahabat Andrea— berjanjian disebuah kafe yang letaknya tak jauh dari sekolah mereka, SMA Andhiya. Wajah Andrea menampakkan kekesalan. Sudah setengah jam, namun Zara tak kunjung datang.

Saat pintu kafe berdenting, Andrea segera mengangkat kepalanya. Disana, ada Zara yang sedang melipat payung kuningnya. Sesampainya Zara, Andrea langsung mengomeli gadis berambut pirang kecoklatan itu.

"Lo kemana aja sih? Udah setengah jam gue nunggu disini! Mana ujan pula!" ocehnya. Zara memberikan tatapan menyesal. "Aduh, sori banget. Gue ketiduran. Suer deh, Re."

Andrea memutar kedua bola matanya malas, selalu seperti ini. "Nih ya, Zara Mentari Gabriella, lo udah buang-buang waktu gue selama tiga puluh menit. Lo tau gak, waktu gue itu ber- har- ga."

"Ayolah, Re. Gue traktir milkshake stroberi deh. Asal lo maafin gue." tawar Zara. Seketika, kedua manik Andrea memancarkan binar kebahagiaan. Selain pengagum pria tampan, Andrea ini penggemar fanatik tentang hal-hal yang berbau stroberi.

"Gitu napa dari tadi! Sekalian ya, es krim stroberinya satu." Andrea nyengir. Zara menatap gadis di depannya dengan tatapan -morot-gue-lo?-

"Okay, langsung ke pembahasan." Andrea berdehem, menetralkan suaranya. "Jadi lo nyuruh gue kesini, karena minta bantuan gue?"

Kepala Zara mengangguk-angguk senang. Senyum terpatri di wajahnya. Bahkan, kedua manik Zara sampai menyipit saking lebar senyumnya. Andrea mengernyitkan dahinya jijik menatap Zara. "Lo waras?"

Diseruputnya milkshake stroberi lewat sedotan, hasil traktiran Zara. Zara kembali memudarkan senyumnya dan mendengus, "Ya iyalah gue waras."

"Oh, kirain."

Zara menatap gemas Andrea yang sedang menyeruput milkshake stroberi nya dengan santai. Setelah selesai minum, Andrea mengalihkan pandangannya ke arah sahabatnya itu.

"Jadi lo minta bantuan apa? Minta dijodohin?" tebak Andrea tepat sasaran, Zara nyengir dan garuk kepalanya salting. "Hehe, iya nih."

Tiba-tiba, Andrea mengeluarkan buku notes nya, dan membuka halaman kesekian. Di sodorkannya buku itu ke hadapan Zara, "Tanda tangan kontrak." ucap Andrea, sukses bikin Zara bengong. Namun tak urung, gadis itu menandatangani kontrak itu.

"Oh iya, sekalian tulis target lo siapa disitu." papar Andrea. "sama kelasnya juga."

Begitu Andrea membaca siapa target Zara, kedua maniknya membulat. "HAH?! KARENZA?!!" teriaknya refleks, membuat orang-orang disekitar mereka yang mayoritas remaja, menatap mereka berdua aneh.

"Lo yakin si Renza?" tanya Andrea agak ragu. Zara mengangguk dengan antusias, Andrea jadi tidak tega. Padahal, Karenza juga meminta bantuan pada Andrea untuk mendekatkan pemuda itu sama Bella.

'Padahal si Karenza pengen jadian sama Bella. Aduh, kasian banget Zara.' ucap Andrea dalam batinnya.

Andrea menyunggingkan senyum manisnya, dan berkata.

"Bakal gue usahain."

•••

"RE, ADA YANG NYARIIN LO NIH!!" teriak salah satu teman sekelas Andrea. Gadis itu angkat kepala, dan membalasnya. "SIAPA?!!" dengan cara teriak tentunya.

insanity ;✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang