9. Mission Failed!

38 5 0
                                    

Bagian 9: Mission Failed!

Mulmed: Andrea x Karenza

•••

LAGI lagi Karenza kembali mengintip Ari dan Bella lewat teropongnya. Sedangkan Andrea, memandangi pemuda itu dengan malas. Gadis itu memasang tudung jaket milik Karenza, lalu mengipas-ngipas tubuhnya sendiri.

"Ja! Lo ngga kegerahan apa?" tanya Andrea kesal, jika dirinya tahu akan dibawa ke tempat seperti ini, mungkin celana jeans dan kaosnya tidak buruk.

Karenza tak mengacuhkan Andrea yang kegerahan. Pemuda itu tetap fokus pada dua orang didepan sana, yang sedang duduk disalah satu bangku taman. Bella dan Ari tampak senang dan tertawa-tawa. Tanpa sadar, Karenza meremas teropong miliknya sangat kencang.

"Ish! Tai lu, Ja." umpat Andrea.

Andrea akhirnya memilih untuk mendudukkan dirinya, pada sebuah bangku disana. Andrea mendongakkan kepalanya ke arah langit, melihat awan-awan ditengah birunya langit. Merasa gerah, Andrea melepas jaket Karenza, lalu menyampirkan jaket itu disalah satu bahunya.

"Re,"

Andrea diam.

"Re."

Andrea tetap terdiam.

"RE!"

Andrea membuka matanya, dan melihat tampang sebal Karenza. Andrea menaikkan sebelah alisnya. "Cepetan! Itu mereka mau nyewa sepeda!" sahut Karenza. Andrea mendesah kesal, lalu mengikuti langkah pemuda itu.

Sementara Karenza sedang menyewa sepeda, Andrea menalikan jaket pemuda itu ke pinggangnya. Menutupi bagian pahanya, yang mungkin nanti akan terekspos. Saat menengadah, Andrea menganga. "Ja, yang bener kita boncengan? Warnanya pink lagi." ujar Andrea tak percaya.

Karenza mendecih. "Udah, cepet naek!"

Akhirnya, dengan memegang bahu Karenza sebagai topangan, Andrea duduk dibelakang cowok itu. Tanpa aba-aba, Karenza melajukan sepedanya tiba-tiba, dengan refleks Andrea menarik kaos hitam yang dipakai Karenza.

"Pelan-pelan, bencong! Gak usah modus deh lo, najis." Andrea menempeleng kepala Karenza dari belakang. Selama 2 jam mereka mengikuti atau lebih tepatnya, mencoba 'mengacaukan' acara kencan Ari dan Bella. Namun tetap saja, kencan dua sejoli itu berjalan dengan lancar.

Saat ini, Andrea mencoba mensejajarkan langkahnya dengan Karenza, karena kini tangannya tengah ditarik-tarik oleh Karenza. Membuat Andrea berjalan dengan sangat terburu-buru. Tak melihat ada batu, Andrea tersandung lalu terjatuh dengan posisi lutut lebih dulu menyentuh tanah.

Karenza berbalik, dan langsung berjongkok memeriksa kaki Andrea, ketika ia gerakkan, Andrea meringis berkata bahwa kakinya bisa saja terkilir, atau memang terkilir. Karenza jadi merasa bersalah.

"Sakit ya? Aduh, maaf banget, Re. Jangan nangis dong, duh." Karenza panik sendiri, sedangkan Andrea sudah mati-matian menahan jeritannya. HUAAA!!! BUNDA, KAKI REA SAKIT!!! teriaknya dalam batin. Andrea merasa dirinya terangkat, dan sadar bahwa dirinya digendong oleh Karenza ala bridal style. "Lo mau apa? Biar gue beliin deh."

"Gue mau harum manis." Balas Andrea merengek. Sekali-kali ini kan.

Beberapa menit kemudian, Andrea telah berada digendongan punggung seorang Karenza dengan harum manis ditangan menuju ke parkiran mobil yang jaraknya lumayan dekat.

"Ja, makasih ya, dan maafin juga, gara-gara gue, misi lo jadi gagal." sesal Andrea. Karenza menaikkan posisi Andrea, dan menoleh, membuat jarak wajahnya dengan wajah Andrea sangat dekat. "Gapapa, nyelo ae kali. Lagian, segitu juga gue udah bersyukur kok."

insanity ;✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang