16. Karenza, Si Cowok Nyebelin.

21 2 0
                                    

Bagian 16: Karenza, Si Cowok Nyebelin.

Mulmed: Visualisasi Karenza

•••

ANDREA berulangkali mengecek tasnya.

Buku catatan Sejarahnya hilang!

"Lo kenapa sih, daritadi bolak-balik ngubek tas mulu." komentar Zara sembari mengutak-atik ponselnya. Andrea menggigit kukunya panik. "Mampus gue, mampus." gumamnya. Zara mematikan layar ponselnya, lalu beralih menatap Andrea yang panik tak tertolong.

"Ada apaan sih emang? Panik bener lo."

"Zara, buku catetan sejarah gue ilang! Gimana gue gak panik coba, aduh mampus, alamat kena hukuman nih gue sama Pak Boni." Saat Andrea mencoba mencari lagu dikolong mejanya, bel masuk berbunyi. Andrea duduk pasrah dibangkunya, memasukkan kembali barang-barang yang sudah ia keluarkan ke dalam tas.

Lalu Karenza dengan santainya masuk ke dalam kelas masih dengan tas yang menggantung disebelah lengannya. Cowok itu bersiul dan duduk dibangku pojok paling belakang. Tak berapa lama kemudian, seorang bapak-bapak berkumis dan tidak mempunyai rambut dikepalanya—Pak Boni masuk ke dalam kelas XI IPS 2.

"Pagi, anak-anak." sapa Pak Boni.

"Pagi, Pak." balas murid-murid, sementara Andrea menundukkan kepalanya. "Kumpulkan buku catatan kalian, sekarang!" titah Pak Boni tak terbantah. Saat semua murid sudah mengumpulkan, guru Sejarah itu kembali berbicara. "Kenapa bukunya kurang?! Siapa yang tidak mengumpulkan?!" gertak Pak Boni. Seluruh murid terdiam.

Dengan dilanda rasa pasrah, Andrea mengacungkan tangannya. Saat mengedarkan pandangan, mata Andrea membulat ketika melihat Karenza dengan gaya santai nan menyebalkannya itu mengacungkan tangannya.

"Kalian! Kenapa tidak mengumpulkan?!"

"Bu—"

"Alah! Banyak alesan! Sekarang kalian berdua bersihin gudang dilantai tiga!" titah Pak Boni.

Andrea menatap Karenza yang kini tengah berjalan santai didepannya. Sesampainya digudang lantai tiga, Karenza mulai memindah-mindahkan barang. Andrea yang baru masuk menutup pintu gudang begitu saja, mendengar suara pintu tertutup, Karenza menoleh lalu melotot.

"Kenapa ditutup pintunya?!!" Andrea mengerjapkan matanya mendengar semprotan Karenza. "Emang kenapa?" tanya Andrea polos.

"Pintunya suka macet!!"

Kini Andrea ikut membelalakkan matanya, "Lo jangan becanda!" Gadis itu berbalik dan coba membuka pintu, benar kata Karenza, pintunya macet!! Andrea kembali menarik-narik gagang pintu dengan kencang. Menarik gagang pintu sembari menggedornya. "Ja! Ini gimana dong?!!" Karenza datang, lalu membantu Andrea menarik gagang pintu. "Sial! Kita ke kunci!!!" umpat Karenza.

Mereka berdua menggedor-gedor pintu itu dengan kencang, namun koridor lantai tiga dekat gudang memang tergolong sepi, dan jarang ada yang lewat. "Hp!! Hp lo mana?!!" tanya Karenza. Andrea terdiam, lalu merogoh saku seragam dan saku roknya. Tidak ada.

"Hp gue ketinggalan ditas!! Hape lo coba, hape lo!!" jawab Andrea. Karenza merogoh saku celananya, dan ternyata ponselnya ada disana, namun mati karena habis baterai. "Hape gue lowbatt!!" ujar Karenza. Andrea terduduk begitu saja pada salah satu tembok. Karenza juga terduduk disalah satu tembok seberang Andrea. Tangan Andrea yang tadinya terkulai, memegang perut dan sedikit meremasnya.

insanity ;✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang