28. Bertemu Kembali

30 3 0
                                    

Bagian 28: Bertemu Kembali

•••

KARENZA menghela nafasnya sebelum memencet bel pintu yang berada didepannya. Rumah inilah yang sesuai dengan yang dituliskan Zara. "Yeah, wait!" Seseorang berbicara didalam sana. Lalu terdengar langkah kaki yang terdengar khas ditelinga Karenza. Cowok itu menunduk. Dan ketika melihat pintu sudah terbuka, Karenza mendongak.

Diamatinya wajah Andrea yang sudah lama tak dilihatnya. Andrea terkejut. Setelah tujuh tahun lamanya, Andrea bertemu dengan Karenza. Cinta pertamanya. "Who is there? Lho, elo Ja?" tanya Ari dibelakang Andrea. Ari pasti juga memikirkan apa maksud kedatangan Karenza kemari. "Masuk dulu, yuk. Gak enak diliatin," ajak Ari. Kemudian Andrea sadar dari keterkejutannya.

Andrea masuk duluan. Diikuti Karenza, lalu Ari. Karenza duduk bersebrangan dengan Ari, sedangkan Andrea pergi ke dapur untuk mengambil minum. "Jadi, lo dapet dari siapa alamat rumah ini?" tanya Ari sembari bersandar disofa. Karenza memejamkan mata, membuka kacamata yang selalu dipakainya kemudian menaruh kacamata itu diatas meja.

"Dari pacar lo tuh, setelah tujuh taun baru dikasih," Jawab Karenza. Andrea kembali kesini, lalu menaruh minuman dan makanan ringan diatas meja ditengah-tengah mereka. Ari tersenyum. "Makasih ya, bi." ejeknya. Andrea mengambil majalahnya kemudian menggeplak kencang kepala Ari. Matanya memicing garang. Dering ponsel Andrea memecahkan keheningan diantara mereka bertiga.

"Siapa, Re?" tanya Ari.

"Adrian," jawab Andrea sembari berbisik. Gadis itu duduk disebelah Ari, mengabaikan kedua makhluk itu. "Hello, Andrea?" suara Adrian menyapa telinga Andrea.

"Yeah?"

"Are you free today?"

"I don't know, wait. Let me see my schedule first." Andrea bangkit, mengambil kertas jadwal pekerjaannya, dan melihat jadwal hari ini. Tidak ada kegiatan ternyata, baru saja akan menjawab, ponselnya disambar oleh Karenza.

"Hello, can you stop calling her?" tanya Karenza.

"Who are you? Where's Andrea?"

"She was beside me, so stop calling her again because I'm her boyfriend." Lalu Karenza memutuskan sambungan telepon. Andrea langsung menyambar ponselnya, namun Karenza malah menaruh ponsel Andrea disaku jaketnya.

"Balikin hape gue!!" titah Andrea.

Karenza menggeleng. "Lo harus sama gue sekarang,"

"Damn! Give me, my phone now!!" sentak Andrea. Namun Karenza tetap menggeleng. Andrea menendang tulang kering Karenza, cowok itu mengaduh. Ponsel Andrea terebut kembali oleh pemiliknya. Sudah tujuh tahun berpisah, namun sikap keduanya tetap saja kekanakan. Karenza memerhatikan tubuh Andrea yang bertambah sedikit tinggi daripada saat SMA. Gadis itu memakai dress selutut berwarna biru. Bagian dada bermotif garis-garis, dan roknya polos mengembang.

Hanya ada dua tali penyangga dress itu. Tulang selangka Andrea terlihat jelas, pundak dan sebagian punggungnya juga. Gadis itu terlihat sedang menelfon seseorang sekarang. Karenza memerhatikan Andrea penuh kerinduan. Ia baru menyadarinya ketika gadis itu menghilang dari pandangannya, dari hidupnya. Ia menyadari bahwa gadis itulah yang dibutuhkannya.

"Ri, gue ada jadwal mendadak nih. Ada pemotretan yang gue bilang kemaren itu lho," Andrea berjalan menuju kamarnya, mengambil tas dan juga memakai high heels setinggi lima senti. Ketika ingin meraih kunci mobil, tangan Karenza menahannya. "Biar gue anter," cegah Karenza lalu mengambil kunci mobil itu dan menarik tangan Andrea keluar.

insanity ;✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang