12. Minggu Bersama Karenza

26 4 0
                                    

Bagian 12: Minggu Bersama Karenza

Mulmed : Anjing yang dibeliin Karenza buat Andrea

•••

HARI ini, hari Minggu. Hari dimana Andrea resmi bertambah umur satu tahun.

Ting nong.

Dengan malas, Andrea bangkit dari acara duduknya dan membuka pintu utama. Karena saat ini Andrea sedang sendirian dirumahnya, abangnya pergi tadi pagi ke rumah temannya, dan kedua orangtuanya, pergi keluar kota sejak dua hari yang lalu untuk menjenguk saudara yang jatuh sakit.

"Lo ngapain ke rumah gue?" tanya Andrea saat melihat Karenza bertamu ke rumahnya dengan pakaian yang kasual. Sedangkan dirinya saja, hanya memakai piama, dan cepolan rambut yang sudah acak-acakkan. Satu lagi, Andrea baru menyadari cowok itu membawa satu bucket bunga mawar merah.

"Lo ultah ga ngomong-ngomong, nih." papar Karenza tanpa mengidahkan pertanyaan Andrea. Gadis itu menerima bucket bunga yang diberi Karenza dengan ragu. Tumben ni cowo baek, pake bawain bunga segala.

"Gue gak diajak duduk ceritanya?" tanya Karenza. "Hah? Gak ada duduk-dudukan! Duduk dibangku teras aja, jangan masuk rumah gue." Daripada menimbulkan fitnah yang tidak-tidak, lebih baik mereka berbicara diteras rumah Andrea saja. "Lo mau ngapain kesini?" tanya Andrea ulang.

"Gue mau ngajak lo jalan. Jadi lebih mending lo sekarang ganti baju, daripada nanti keburu panas. Cepet gih." Karenza dengan seenaknya mendorong Andrea masuk ke dalam rumah gadis itu, lalu kembali duduk diluar.

Kemudian akhirnya mereka sampai.

"Ja, kita ngapain kesini?" Andrea bertanya pada Karenza. Cowok itu mengangkat sebelah alisnya, "Ya gue cuma pengen kesini." jawabnya. Andrea menganggukkan kepalanya. Kakinya melangkah ketika tangan Karenza menarik tangannya.

Oh, sebuah rumah kaca dimana terdapat banyak tanaman dan pohon didalamnya.

Semilir angin menerbangkan helaian rambut milik Andrea. Gadis itu menatap takjub seberapa besar dan luasnya rumah kaca itu serta merta tanaman dan pepohonan yang membuat tempat itu terasa gelap dan sejuk. "Kaya malem ya," gumamnya. Karenza tersenyum. "Bukan itu kejutannya, sini deh." Karenza menarik tangan Andrea untuk masuk lebih jauh.

"Liat itu." tunjuk Karenza. Andrea mengikuti arah telunjuk Karenza, dan tersenyum takjub. Banyak bunga yang baru saja bermekaran, serta kunang-kunang yang mengisi rumah kaca itu. Karenza yang melihat Andrea tersenyum, ikut tersenyum. Andrea menoleh ke belakangnya, ia merasa gugup.

Wajahnya dan wajah Karenza hanya tersisa beberapa sentimeter. Dan juga, Karenza sedikit menunduk untuk mensejajarkan kepalanya dengan kepala Andrea. Andrea menggigit bibir bawahnya. Andrea dapat merasakan nafas hangat milik Karenza ditelinganya. Jantungnya berdebar sangat kencang.

Akhirnya Andrea memberanikan diri berbalik ke arah belakang. Tanpa aba-aba, Karenza menarik pinggang Andrea mendekat menggunakan sebelah tangannya. Otomatis Andrea menumpukkan tangannya kepada bahu Karenza. Andrea dapat merasakan tatapan Karenza masuk lebih dalam kepada mata biru miliknya.

Membuai Andrea dengan tatapan mata cokelatnya itu. Andrea merasa seluruh darahnya mengumpul dipipinya. Ugh, pasti Andrea sedang tersipu saat ini. "Lo lucu ya." ujar Karenza tiba-tiba. Dahi Andrea mengerut. "L-lucu kenapa?" gagapnya. "Lucu aja, kaya tomat. Merah gitu."

Bugh.

"AW!!" Karenza mengusap-usap perutnya yang baru saja mendapat pembalasan dari Andrea. Wajah gadis itu berkerut kesal. "Lo pikir gue apaan?! Enak aja disama-samain kaya tomat!!" gerutunya. Karenza terkekeh, jakunnya terlihat naik turun. Andrea terdiam, menatap Karenza sembari mengulum bibirnya. Si Renja itu kalo udah ketawa ya, suka menggoda iman, eh, kepala Andrea menggeleng.

insanity ;✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang